Albumin BAHAN PENGIKAT TANIN

9 Gelatin mengandung 19 asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida membentuk rantai polimer yang panjang. Komposisi asam amino gelatin bervariasi tergantung pada sumber kolagen tersebut, spesies hewan penghasil dan jenis kolagen. Perbedaan gelatin dan kolagen selain terletak pada kandungan triptofan dan tirosin yaitu gelatin mempunyai sifat mudah larut dan mudah dicerna sedangkan kolagen tidak. Oleh karena itu gelatin dapat dipakai sebagai sumber protein dalam makanan, tetapi hanya berperan sebagai suplementasi sebab gelatin kurang mengandung asam amino yang cukup Mulyani, 2001. Gelatin larut dalam air, asam asetat dan pelarut alkohol seperti gliserol, propilen glikol, sorbitol dan manitol, tetapi tidak larut dalam alkohol, aseton, karbon tertraklorida, benzen, petroleum eter dan pelarut organik lainnya. Pada kondisi tertentu juga larut dalam campuran aseton-air dan alkohol-air. Gelatin mudah larut pada suhu 71,1°C dan cenderung membentuk gel pada suhu 48,9°C. Gelatin dapat digunakan sebagai penjernih, seperti untuk menjernihkan minuman jus buah. Gelatin juga menyerap kandungan- kandungan yang dapat menyebabkan bahan minuman ini menjadi berembun sehingga menimbulkan kesan kotor pada wadahnya .

b. Albumin

Albumin atau putih telur tersusun atas empat lapis, yaitu bagian tipis luar, bagian kokoh, bagian tipis dalam, dan lapisan khalsiferus. Komposisi putih telur tersusun atas protein, sebagai komponen utama. Kandungan lemak dalam putih telur dapat diabaikan, karena jumlahnya yang sangat sedikit. Kandungan karbohidrat dalam putih telur berupa karbohidrat bebas dan karbohidrat yang terikat dengan protein, dimana sekitar 98 dari karbohidrat bebas dalam putih telur adalah glukosa. Putih telur atau albumin mengandung protein yang cukup tinggi. Protein yang terkandung dalam telur merupakan protein berkualitas terbaik dan dianggap mempunyai nilai biologi 100. albumin telur biasa digunakan untuk mengurangi rasa sepat pada anggur merah red wines dengan menurunkan kadar tanin. Albumin telur juga dapat digunakan untuk 10 menjernihkan sirup, sup, dan jelly, karena kemampuannya untuk berkoagulasi. Albumin telur dapat terkoagulasi oleh asam dan juga panas. Kisaran suhu mulai terjadinya koagulasi adalah 63°C, dan mulai sempurna pada suhu 71°C. Tepung putih telur adalah tepung yang dibuat dari cairan putih telur. Syarat mutu tepung putih telur diperlihatkan pada Tabel 2. Tabel 2. Syarat Mutu Tepung Putih Telur No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. pH - 6,5-7,5 2. Kadar Air, bb Maks. 8 3. Kadar Abu Total, bb Maks. 5 4. Kadar Lemak, bb Maks. 1 5. Kadar Protein, bb Min. 75 6. Gula Pereduksi, bb Maks. 0,5 7. Cemaran Mikroba : 7.1. Total Bakteri kolonig Maks. 1 x 10 3 7.2. Coliform kolonig Maks. 1 7.3. Salmonella - Tidak boleh ada 8 Cemaran Logam : 8.1. Tembaga Cu mgkg Maks. 6,0 8.2. Zeng Zn mgkg Maks. 10,0 8.3. Timbal Pb mgkg Maks. 1,0 SNI 01-4323-1996 E. MEKANISME PENGIKATAN TANIN Menurut Winarno 1992, interaksi protein-tanin dipengaruhi oleh : 1. Karakteristik protein seperti komposisi asam amino dan titik isoelektrik, 2. Karakteristik tanin seperti bobot molekul, struktur dan heterogenitas tanin, 3. Kondisi pereaksi seperti pH, temperatur, komposisi pelarut dan waktu. Semakin rendah pH, jumlah protein-tanin yang berinteraksi semakin kecil. Hal ini menunjukkan penurunan afinitas tanin terhadap protein untuk membentuk kompleks dikarenakan adanya efek elektrostatik dari protein. Pada pH tinggi dimana grup fenolhidroksil terionisasi, maka tanin tidak berinteraksi dengan protein. 11 Efektifitas pembentukan ikatan silang protein dan tanin sangat dipengaruhi oleh ukuran molekul tanin. Umumnya tanin berukuran sedang oligomer menunjukkan efektifitas yang tinggi dalam membentuk ikatan silang. Tanin berukuran kecil monomer tidak mampu membentuk ikatan silang yang efektif. Sedangkan tanin berukuran besar polimer sangat tidak larut atau terlalu besar untuk berikatan dengan protein. Interaksi gelatin dengan tanin sama dengan interaksi protein-tanin, karena gelatin tersusun dari asam-asam amino. Terdapat empat tipe ikatan yang terbentuk dalam interaksi protein-tanin yaitu ikatan hidrogen, ikatan kovalen, ikatan ionik dan ikatan hidrofobik. Ikatan hidrogen bersifat reversible. Ikatan ini terjadi antara gugus karboksil dari ikatan peptida dengan gugus hidroksil dari tanin. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang dominan dalam kompleks protein-tanin. Sedangkan ikatan kovalen terjadi bila tanin telah mengalami oksidasi dan membentuk polimer kuinon. Ikatan kovalen antara protein-tanin merupakan ikatan yang paling satbil diantara ikatan lainnya. Jenis ikatan lain seperti ikatan ionik juga terdapat pada komplek protein-tanin, tetapi peranannya sedikit sekali dibandingkan dengan kedua ikatan diatas. Selain mengikat tanin, albumin juga dapat digunakan sebagai penjernih, ketika albumin tersebut didenaturasi. Menurut Winarno 1992, denaturasi dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier, dan kuartener terhadap molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Denaturasi protein dapat disebabkan oleh panas, pH, senyawa kimia urea dan garam guanidia, mekanik dan sebagainya. Pemekaran atau pengembangan molekul protein yang terdenaturasi akan membuka gugus reaktif yang ada pada rantai polipeptida. Selanjutnya akan terjadi pengikatan kembali pada gugus reaktif yang sama atau yang berdekatan. Bila unit ikatan yang terbentuk cukup banyak sehingga protein tidak lagi terdispersi sebagai suatu koloid, maka protein tersebut mengalami koagulasi Winarno, 1992. 12

F. BAHAN TAMBAHAN LAIN a. Sukrosa