91 Rp 2.500liter guna menutupi biaya operasional melaut yang terus
membengkak. k Tangki air 400 m
3
dan rumah pompa 27 m
2
dikelola oleh PT. Eko Mulyo Sukabumi. Air bersih dialirkan oleh PDAM ke reservoir kemudian baru
dialirkan ke kapal-kapal nelayan yang ada di pinggir dermaga. Apabila PDAM tidak beroperasi, maka pihak pelabuhan telah menyediakan mobil
tanki air bersih dimana air bersih diambil di sumber mata air milik perorangan, sehingga penyediaan air bersih untuk kapal-kapal nelayan
tidak mengalami masalah. Untuk jangka menengah dan panjang, penambahan kapasitas air bersih ini perlu ditingkatkan dengan cara
membuat reservoir baru yang diisi oleh sumber air tanah dan untuk keperluan lainnya maka perlu dilakukan pemanfaatan air Sungai
Cimandiri untuk dialirkan ke pelabuhan perikanan. l Tempat perbaikan jaring 500 m
2
saat ini sudah tidak berfungsi lagi dan dialih fungsikan menjadi areal industri. Saat ini telah ditempati oleh
perusahaan cold storage. m Gudang box 74 m
2
digunakan untuk menyimpan box-box dan trays. n Gardu jaga 52 m
2
digunakan untuk pos keamanan pelabuhan. o Toilet umum 45 m
2
sudah berfungsi yang dikelola oleh koperasi karyawan.
3 Fasilitas penunjang berupa rumah operator seluas 131 m
2
dan guest house seluas 150 m
2
serta mushola nelayan.
5.2.2 Kondisi operasional PPN Palabuhanratu
Operasional pelabuhan dijalankan oleh satu manajemen yang dibentuk oleh pemerintah pusat. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, maka manajemen
pelabuhan saat ini menjalankan fungsi dalam rangka membantu aktivitas perikanan agar lebih efisien dan efektif, dan ikut membina dan mengembangkan
perekonomian masyarakat nelayan. Pada umumnya nelayan-nelayan tangkap di Palabuhanratu yang mengoperasikan alat payang, gill net dan pancing kekurangan
modal serta mengalami kesulitan dalam memperoleh faktor produksi seperti alat tangkap, mesin, bahan bakar dengan harga yang murah, kebutuhan-kebutuhan
92 tersebut harus dibeli dari pedagang perantara dengan harga yang tinggi. Selain itu
biaya operasional melaut diperoleh dari pinjaman uang melalui rentenirtengkulak dengan cara yang mudah, dan sebagai imbalannya nelayan harus menjual hasil
tangkapan ikannya kepada rentenir dengan harga yang tidak wajar, akibatnya pendapatan nelayan semakin berkurang.
Menyadari hal tersebut, maka sejak tahun 2003 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap telah mencoba meluncurkan program revitalisasi pelabuhan
perikanan dan menumbuhkan unit-unit bisnis perikanan terpadu UBPT di pelabuhan perikanan, dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi pelabuhan
perikanan, yang semula hanya melayani aktivitas perikanan di pelabuhan, kemudian diperluas untuk ikut membina pengembangan ekonomi perikanan.
Dengan demikian tugas dan fungsi pelabuhan perikanan yang dijalankan merupakan ujung tombak pelaksanaan program DKP di daerah, termasuk juga
menjalankan program-program lain di luar DKP, seperti fungsi kesehatan pelabuhan, keamanan dan ketertiban pelabuhan, imigrasi dan kesyahbandaran.
Pelaksanaan fungsi PPN Palabuhanratu selama program revitalisasi pelabuhan perikanan dijalankan sejak periode tahun 2003-2005 adalah:
1 Sebagai tempat tambat labuh kapal:
1 Menyelenggarakan pemeliharaan vender dan bolard yang ada di dermaga,
lampu suar pintu masuk kolam pelabuhan, penerangan dermaga, instalasi air di dermaga.
2 Menyelenggarakan fungsi kesyahbandaran, yakni mempersiapkan tenaga
syahbandar. 3
Melakukan fungsi pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya ikan, pemberian ijin kapal keluar masuk pelabuhan.
4 Melakukan pemantauan dan pengaturan terhadap kapal yang berlabuh dan
bongkar muat. 5
Menerima dan mengelola jasa tambat. 6
Memberikan kemudahan dalam hal kebutuhan sarana dan jasa komunikasi dan telekomunikasi.
2 Tempat pendaratan ikan:
1 Memberikan pelayanan teknis untuk pendaratan ikan.
93 2
Menyediakan tenaga dan sarana pendaratan. 3
Pelayanan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan. 4
Alat bantu bongkar dan alat angkut ikan hasil tangkapan lainnya. 5
Pelayanan terhadap kebutuhan tenaga dan petugas bongkar muat ikan. 3
Tempat untuk memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan. 1
Memberikan pelayanan teknis untuk memudahkan kapal-kapal melakukan kegiatan di pelabuhan merapat, berlabuh, bongkar muat, keluar
pelabuhan. 2
Melayani kebutuhan kapal BBM, es, garam dan perbekalan lain. 3
Memberikan dokumen perijinan surat tanda bukti lapor kedatangan keberangkatan kapal STBLKK.
4 Membantu pemeriksaan kesehatan kapal.
5 Membantu melaksanakan pemeriksaan dokumen keimigrasian ABK
warga negara asing. 6
Membantu pelaksanaan pemeriksaan muatan sehubungan dengan peraturan bea dan cukai.
7 Memberikan pelayanan dalam hal kebutuhan perbekalan ABK, jasa
perbengkelan dan perawatan kapal serta jasa lainnya. 4 Tempat pemasaran dan distribusi hasil tangkapan.
1 Menyediakan dan merawat tempat pelelangan ikan. 2 Menyediakan pasar ikan dan lapak pengecer ikan segar.
3 Menyediakan gedung perkantoran dan toko BAP. 5 Tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan.
1 Mengadakan dan mengembangkan berbagai sarana yang mendukung penanganan pasca penangkapan ikan tempatruangan penanganan,
pengolahan dan pengepakan ikan, ruangan pendingin, pabrik es dll.. 2 Membantu Dinas Perikanan dalam pembinaan kegiatan penanganan,
pengolahan, pengepakan dan pengangkutan hasil perikanan serta penyuluhannya sebagai upaya untuk menjamin mutu hasil perikanan.
3 Mengkoordinasikan upaya pembinaan mutu hasil perikanan bersama Dinas Perikanan.
94 4 Membantu kelancaran sertifikasi mutu ikan dari Dinas Perikanan.
5 Melakukan uji tes formalin pada ikan dan bekerja sama dengan Polres setempat dalam pemberantasan penggunaan formalin.
6 Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data. 1 Mengkoordinasikan pengumpulan data statistik perikanan di pelabuhan
bersama dengan Dinas Perikanan. 2 Mewajibkan kepada unit usaha yang beroperasi di lingkungan pelabuhan
untuk memberikan data yang diperlukan. 3 Melakukan tindakan pemeriksaan teknis kapal perikanan.
4 Melakukan pemantauan tugas dan kegiatan pemeriksaan kapal perikanan oleh petugas pengawasan penangkapan ikan.
5 Penyuluhan dan sosialisasi hasil riset serta mengadakan pelatihan berkaitan dengan peningkatan usaha perikanan.
7 Tempat pelaksanaan pengawasan MCS sumberdaya ikan. 1 Penyebaran dan pengumpulan log book.
2 Melakukan pendataan dan evaluasi terhadap log book. 3 Melakukan pendugaan stock.
4 Melakukan perhitungan terhadap CPUE. 5 Memberikan informasi tentang kondisi fishing ground.
Hasil dari program revitalisasi pelabuhan perikanan dari Ditjen. Perikanan Tangkap yang dijalankan adalah tumbuhnya pelaku-pelaku unit bisnis di
pelabuhan, seperti : 1
KUD Mina Sinar Laut bergerak dibidang pelayanan SPDN station package dealer nelayan untuk menyediaan solar kapal perikanan ukuran 30 GT,
penyelenggaraan pelelangan ikan. 2
Yayasan Anak Nelayan bergerak dibidang pengolahan ikan dalam bentuk filet ikan dan usaha rumpon serta mengasuransikan sebagian nelayan binaannya.
3 Program pengembangan perikanan tangkap skala kecil dari Ditjen. Perikanan
Tangkap yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh nelayan skala kecil dalam melakukan aktivitas perikanannnya sehingga
pendapatannya semakin meningkat. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
95 adalah berupa optimalisasi kapal dan alat penangkapan ikan OPTIKAPI,
optimalisasi pelelangan ikan OPTILANPI, optimalisasi pengolahan ikan OPTIHANKAN dan optimalisasi pemasaran ikan OPTISARKAN yakni
berupa pembentukan kelompok usaha bersama KUB, pelatihan terhadap nelayan dan memberi bantuan permodalan berupa unit alat tangkap,
pengolahan dan tempat pemasaran ikan.Tabel 14 menunjukkan perkembangan KUB binaan PPN Palabuhanratu. Berdasarkan Tabel 13, dari 9 KUB yang ada
semuanya telah beroperasional, ditandai oleh jumlah anggota yang terlibat sebanyak 200 orang. Pada tahun 2005, KUB tersebut telah berhasil
melakukan usaha penangkapan ikan atas bantuan kapal yang diberikan oleh pemerintah sebanyak 278.870 kg senilai Rp 760.879.200 dan dapat disimpan
sebanyak Rp 46.896.791 untuk dana bergulir bagi anggotanya. Tabel 13 Kondisi kelompok usaha bersama KUB binaan PPN Palabuhanratu
tahun 2005 Nama KUB
Jumlah anggota
Jumlah prod kg
Nilai Prod Rp
Dana bergulir
Rp Majelis Nusantara 1
26 3.814
22.110.200 6.339.000
Putra Bahari Nusantara 33
9.655 48.889.250
500.000 Cempaka
Putih Nusantara 33
22.623 102.817.000
14.000 Gumelar
Nusantara 16 5.382
48.701.600 100.000
Bungsu Nusantara 20
- -
- Majelis Nusantara 2
22 12.814
87.006.800 14.000.000
Lembayung Nusantara 27
213.544 161.708.750
13.243.791 Sumber Bahari
19 29.558
289.645.600 12.600.000
Bina Usaha Nusantara 14
- -
100.000 J U M L A H
200 278.870
760.879.200 46.896.791
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
4 PT. Citra Karya Utama bergerak dibidang docking kapal.
5 PT. AGB bergerak dibidang cold storage dengan membeli semua produk
hasil tangkapan ikan nelayan. Hasil ikan olahan diekspor ke negara Korea. 6
CV Burhan bergerak penjualan suku cadang alat bahan perikanan. 7
PT. Sari Sagara bergerak di bidang penangkapan ikan dengan alat tangkap longline dan cold storage.
96 8
PT. Paridi mengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar di Bunker SPBB bergerak dibidang penyediaan solar untuk kapal ukuran 30 GT. Menerima
pasokan solar dari Pertamina sebanyak 1.500 kl setiap bulan. 9
Bank Danamon dalam penyediaan kredit untuk nelayan. Sampai bulan Agustus 2006 sudah tersalurkan kredit sekitar Rp 4.000.000.000,-.
10 PT. Ratu Prima bergerak dibidang cold storage dan pabrik es.
11 Tumbuh dan berkembangnya 8 kelompok masyarakat pengawas perikanan
POKMASWAS yang berada di setiap titik pendaratan ikan. Tugasnya adalah mengawasi kegiatan perikanan di daerahnya dan melaporkan kepada
PPN Palabuhanratu tentang kejadian tersebut melalui radio SSB. 12
Digunakannya peta prakiraan daerah penangkapan ikan oleh kapal nelayan sebanyak 52 kapal setiap bulannya, sehingga nelayan memiliki alternatif
petunjuk tentang daerah penangkapan ikan. 13
Terbangunnya PUSKESMAS nelayan pada tahun 2005 yang melayani rata- rata sebanyak 15 orang nelayan setiap bulan.
14 Berfungsinya Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan PIPP yang memiliki
jaringan langsung internet ke Ditjen. Perikanan Tangkap, sehingga data pelabuhan on line ke DKP.
15 Beroperasionalnya kios IPTEK yang menyampaikan hasil-hasil penelitian
dan kegiatan perikanan dan kelautan kepada masyarakat perikanan. 16
Program statistik perikanan yakni pelaksanaan pengumpulan data secara benar dan akurat menurut petunjuk yang telah ditetapkan oleh Ditjen.
Perikanan Tangkap. Pelaksanaan program ini telah menghasilkan tersedianya data statistik perikanan tentang produksi ikan tuna berikut
ukuran dan beratnya, statistik ikan lainnya, statistik distribusi ikan dan pengolahan ikan. Walaupun di PPN Palabuhanratu sangat baik pendataan
statistiknya, namun sangat disayangkan pendataan kabupaten belum sempurna terutama pengumpulan data karena keterbatasan petugas.
97 Pelayanan PPN Palabuhanratu terhadap aktivitas-aktivitas perikanan antara
lain adalah:
1 Kapal perikanan
Kapal-kapal perikanan yang mendarat di PPN Palabuhanratu dan melakukan operasi penangkapan ikan di WPP 9 sejak periode tahun 1993–2005 dapat dilihat
pada Tabel 14. Berdasarkan Tabel 14, bahwa komposisi kapal-kapal berukuran kecil 5
GT jumlahnya semakin meningkat yakni pada tahun 1993 sebanyak 342 unit meningkat menjadi 428 unit pada tahun 2005. Kapal motor berukuran 5-30 GT
juga mengalami kenaikan yakni dari 65 unit pada tahun 1993 meningkat menjadi 180 unit pada tahun 2005. Begitu juga untuk kapal motor ukuran 30-150 GT naik
dari 13 unit pada tahun 1993 menjadi 68 unit pada tahun 2005. Tabel 15 menunjukkan jumlah kapal yang mendarat di PPN Palabuhanratu berdasarkan
daerah asalnya. Tabel 14 Jumlah kapal yang mendarat di PPN Palabuhanratu periode tahun
1993-2005 satuan: unit
Sumber: Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
Berdasarkan Tabel 15, dari 676 unit kapal pada tahun 2005, terdapat sebanyak 465 unit kapal atau 69 berasal dari Palabuhanratu sedangkan sisanya
berasal dari daerah lain. Tahun
PMT 5 GT
Kapal Motor 5-30 GT
Kapal Motor 30 – 150 GT
Jumlah 1993 342
65 13
420 1994 344
85 16
445 1995 352
94 15
461 1996 365
111 12
488 1997 290
104 12
406 1998 275
137 9
421 1999 278
170 11
459 2000 235
170 11
416 2001 243
188 13
444 2002 317
132 13
462 2003 253
130 11
394 2004 266
125 139
530 2005 428
180 68
676
98 Tabel 15 Jumlah kapal perikanan yang mendarat di PPN Palabuhanratu
berdasarkan daerah asal tahun 2005 satuan: unit
No Daerah asal
Perahu Motor Tempel Kapal Motor
Jumlah 1 Palabuhanratu
310 155
465 2 Ujung
Genteng 10
- 10
3 Ciwaru 5
- 5
4 Loji 5
- 5
5 Cisolok 87
- 87
6 Cibangban 9
- 9
7 Cisaar -
4 4
8 Binuangeun 2
8 10
9 Cilacap -
44 44
10 Pekalongan -
2 2
11 Jakarta -
16 16
12 Benoa Bali
- 9
9 13 Sibolga
- 1
1 14 NTT
- 1
1 15 NTB
- 3
3 16 Jawa
Timur -
5 5
Jumlah 428
248 676
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
2 Produksi ikan
Produksi ikan PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993-2005 berfluktuasi setiap tahunnya, Tabel 16 menunjukkan produksi ikan di PPN Palabuhanratu.
Berdasarkan Tabel 16, jumlah produksi semakin meningkat yakni dari 3.118.782 kg pada tahun 1993 menjadi 12.473.099 kg pada tahun 2005. Produksi ikan pada
tahun 2005 sebesar 6.600.530 kg atau 53 berasal dari pendaratan langsung di dermaga PPN Palabuhanratu, sedangkan sisanya sebesar 5.872.569 kg atau 47
berasal dari ikan yang masuk ke PPN Palabuhanratu melalui jalan darat. Pada tahun 1993, tercatat ikan segar yang didistribusikan sebesar 93.240 kg
dan naik menjadi 3.397.443 kg pada tahun 2005, atau rata-rata kenaikan sebesar 30,77. Jumlah ikan yang didistribusikan tertinggi adalah sebanyak 3.397.443 kg
pada tahun 2005 dan terendah sebanyak 52.192 kg pada tahun 1995 Sedangkan distribusi ikan segar dari PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai 2005
ditunjukkan seperti pada Tabel 17.
99 Tabel 16 Produksi ikan di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2005
Satuan : kg Tahun Produksi
ikan didaratkan
Produksi ikan masuk pelabuhan
lewat darat Jumlah
produksi pelabuhan
1993 3.118.782 -
3.118.782 1994 3.424.725
- 3.424.725
1995 3.521.745 -
3.521.745 1996 3.386.376
- 3.386.376
1997 4.134.871 -
4.134.871 1998 2.381.967
806.223 3.188.190
1999 2.765.495 1.036.144
3.801.639 2000 2.505.091
1.010.060 3.515.151
2001 1.766.963 1.737.487
3.504.450 2002 2.890.118
985.350 3.875.468
2003 4.105.260 520.503
4.625.763 2004 3.367.517
3.036.662 6.404.179
2005 6.600.530 5.872.569
12.473.099 Jumlah 43.969.440
15.004.998 58.974.438
Rata-rata 3.382.265 1.875.625
5.257.890
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
Tabel 17 Produksi ikan segar dari PPN Palabuhanratu periode tahun 1993 -2005 Satuan : kg
Tahun Produksi ikan segar
1993 93.240 1994 104.565
1995 52.192 1996 101.198
1997 191.444 1998 633.056
1999 1.187633 2000 1.100.360
2001 579.569 2002 1.384.923
2003 1.985.877 2004 1.605.468
2005 3.397.443
Rata-rata 955.158
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
100 Distribusi ikan pindang dari PPN Palabuhanratu pada periode tahun 1993-
2005 ditunjukkan seperti pada Tabel 18. Tabel 18 Produksi ikan pindang dari PPN Palabuhanratu periode tahun 1993 –
2005 Satuan : kg
Tahun Ikan pindang
1993 59.942 1994 205.710
1995 25.783 1996 46.990
1997 270.672 1998 930.251
1999 844.678 2000 870.348
2001 777.062 2002 771.770
2003 1.222.139 2004 1.053.441
2005 1.747.187
Rata-rata 678.921
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
Rata-rata pendistribusian ikan pindang sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2005 adalah 678.921 kg. Volume distribusi ikan pindang mengalami
perkembangan, yakni dari 59.942 kg pada tahun 1993, naik menjadi 1.747.187 kg pada tahun 2005 atau rata-rata kenaikan sebesar 89,51.
Distribusi ikan asin dari PPN Palabuhanratu pada periode tahun 1993- 2005 ditunjukkan seperti pada Tabel 19.
Ikan-ikan asin dibuat oleh pengolah ikan asin yang berada di sepanjang pantai Sukabumi. Bahan-bahan ikan asin umumnya berasal dari PPN
Palabuhanratu yang merupakan hasil tangkapan bagan dan sebagian kecil dari ikan-ikan hasil tangkapan pancingan. Rata-rata distribusi ikan asin dari
Palabuhanratu sebesar 326.399 kgtahun. Kota tujuan distribusi ikan asin adalah ke Palabuhanratu, Sukabumi, Cibadak, Cicurug, Bogor, Cianjur dan Bandung.
101 Tabel 19 Produksi ikan asin dari PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2005
Satuan: kg Tahun Ikan
asin 1993 15.445
1994 6.285 1995 8.600
1996 5.575 1997 10.256
1998 94.326 1999 175.866
2000 156.064 2001 364.193
2002 352.550 2003 894.054
2004 707.385 2005 1.452.585
Rata-rata 326.399
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
2 Pelayanan logistik
Terdapat tiga kebutuhan kapal yang sangat penting untuk disediakan yaitu
BBM solar, air bersih dan es. 1 Solar
Volume pemakaian solar sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2005 terus meningkat, peningkatan sangat besar terjadi pada tahun 2002 yakni meningkat
dari 1.045.000 liter tahun 2001 menjadi 4.041.110 liter pada tahun 2002 atau naik 286,71. Pada tahun 2004, solar meningkat dari 4.821.870 liter pada tahun 2003
menjadi 10.380.781 liter, kemudian pada tahun 2005 jumlah solar yang digunakan nelayan menurun menjadi sebesar 5.528.785 atau turun sebesar 46,74. Pada
tahun 2005, nelayan dikejutkan terhadap adanya kenaikan harga BBM untuk kapal ikan berukuran 30 GT dengan harga Rp 5.300 per liter Oktober 2005,
akibatnya walaupun Pertamina telah membangun SPBB untuk melayani BBM solar bagi kapal berukuran 30 GT, namun saat ini tetap saja nelayan mencari
harga solar yang lebih murah yakni di SPDN dan SPBU dengan harga Rp 4.300
102 per liter Oktober 2005. Hal yang salah ini tidak akan berlangsung lama,
sehingga pemerintah harus membantu kapal-kapal ikan yang berukuran 30 GT untuk memperoleh solar dengan harga yang sama dengan harga di SPBU.
2.669 1.662
1.745 1.847
1.747 1.619
1.917 4.041
4.821 10.380
5.528 1.153
1.045 0.000
2.000 4.000
6.000 8.000
10.000 12.000
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun Ton
Gambar 9 Kebutuhan logistik solar BBM di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993 – 2004.
Pada tahun 2004 permintaan solar naik 115,29. Kenaikan permintaan solar tersebut sebagai akibat beroperasinya dermaga II Gambar 9. Permasalahan yang
ada dalam menyalurkan solar untuk keperluan operasional kapal ikan sampai dengan tahun 2002 adalah bahwa selama ini kapal-kapal ikan sudah terbiasa
membeli solar dari dua SPBU yang ada di Palabuhanratu. Kegiatan penyaluran BBM untuk kapal ikan yang diperoleh dari SPBU melanggar peraturan yang ada
karena SPBU hanya diperuntukkan penyediaan solarnya bagi kendaraan bermotor di darat.
Kebutuhan BBM solar untuk nelayan yang memiliki kapal berukuran 30 GT dipasok dari SPDN Station Package Dealer untuk Nelayan. Bahan bakar
solar untuk kapal berukuran 30 GT, sebelumnya dipasok dari 2 unit SPBU yang ada di Palabuhanratu ditambah satu buah SPBU lagi yang baru beroperasi pada
tahun 2004, namun sejak bulan Oktober 2005, kebutuhan solar untuk kapal berukuran 30 GT juga telah dipasok dari SPBB stasiun pengisian bahan bakar di
bunker PPN Palabuhanratu yang dikelola oleh PT Paridi. SPBB tersebut berlokasi di dalam pelabuhan dan dikhususkan untuk menyalurkan solar ke kapal-
kapal yang berukuran 30 GT dengan harga bersubsidi, yakni Rp 4.300liter bulan Oktober 2005 atau lebih murah Rp 200,- dibandingkan dengan harga di
103 SPBU. Selama ini SPDN memperoleh DO delivery order solar dari Pertamina
sebanyak 160 kiloliterbulan. Solar sebanyak itu cukup untuk kebutuhan kapal berukuran 30 GT yang berjumlah 608 buah dengan rincian ukuran kapal 5-30
GT sebanyak 180 buah dan kapal ukuran 5 GT sebanyak 428 buah. Kebutuhan solar setiap hari untuk kapal berukuran 30–150 GT, selama ini rata-rata 60 ton
diperoleh dari tiga buah SPBU yang ada di Palabuhanratu. Tabel 20 Pemakaian BBM solar untuk kapal di PPN Palabuhanratu periode tahun
1993 - 2005 Satuan : liter
Tahun Kebutuhan BBM
1993 1.153.640 1994 2.669.300
1995 1.662.085 1996 1.745.859
1997 1.847.490 1998 1.747.497
1999 1.619.586 2000 1.917.155
2001 1.045.000 2002 4.041.110
2003 4.821.870 2004 10.380.781
2005 5.528.785
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
2 Air
Kebutuhan air bersih untuk nelayan dipasok dari PDAM kemudian dikelola oleh pihak PPN Palabuhanratu. Gambar 10 menunjukkan gambaran
perkembangan kebutuhan air bersih sejak tahun 1993-2005 di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan Gambar 10, pemakaian air meningkat tajam sampai dengan tahun
2005, yakni sebesar 6.034.700 liter atau rata-ratahari sebanyak 16.533,42 liter. Peningkatan penggunaan air bersih ini sebagai akibat semakin banyaknya kapal
perikanan dari luar masuk ke PPN Palabuhanratu. Permasalahan yang ada dalam menyalurkan air bersih untuk kapal ikan adalah tidak setiap hari PDAM dapat
menyalurkan air bersih untuk keperluan kapal ikan.
104
0.70 2.084
0.99 4.749
6.035
1.591 1.48
2.443 0.38
1.11 1.212
1.63 1.469 0.00
1.00 2.00
3.00 4.00
5.00 6.00
7.00
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun Ton
Gambar 10 Perkembangan kebutuhan air di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2005.
Setiap hari Senin dan Kamis, PDAM memutuskan tidak menyalurkan air ke PPN Palabuhanratu dengan alasan belum mampu menyalurkan air bersih untuk
kebutuhan maksimal, sehingga pihak manajemen pelabuhan pada tahun 2005 telah mengadakan mobil tangki air guna menyediakan air bersih apabila PDAM
tidak menyalurkan air bersih ke PPN Palabuhanratu. Permasalahan penyediaan air bersih sudah dapat diatasi oleh manajemen pelabuhan. Selama ini kebutuhan
air bersih di PPN Palabuhanratu digunakan untuk keperluan melaut, aktivitas kantor, kapal, TPI dan WC umum.
Tabel 21 Kebutuhan air bersih di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2005 Satuan : liter
Tahun Kebutuhan air
1993 697.090 1994 1.211.890
1995 1.629.500 1996 1.469.195
1997 1.110.240 1998 2.084.000
1999 988.000 2000 2.443.000
2001 380.000 2002 1.479.900
2003 1.591.300 2004 4.749.000
2005 6.034.700
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
105
3 Es
Pemerintah seharusnya mendorong penggunaan es sebagai bahan pengawet untuk menciptakan cold chain system dalam mempertahankan mutu ikan yang
didaratkan di pelabuhan perikanan dan untuk mencegah penggunaan formalin sebagai bahan pengawet ikan, untuk itu perlu dilakukan sosialisasi terhadap
bahaya penggunaan formalin pada ikan dan perlu dilakukan penegakan hukum bagi pengguna formalin. Selain itu pemerintah juga harus mengatur tentang tata
perdagangan formalin di pasar. Penggunaan es sebagai pengawet oleh nelayan Palabuhanratu dari tahun ke
tahun semakin berkembang karena konsumen juga menghendaki ikan yang lebih segar dan bermutu. Sejak periode tahun 1993-2004 penggunaan es meningkat
yakni dari 152.698 balok pada tahun 1993 meningkat menjadi 285.470 balok pada tahun 2004. Peningkatan ini disebabkan penggunaan es balok oleh kapal
longline. Es disuplai oleh satu pabrik es di Palabuhanratu yang berkapasitas 1000 balok per hari, padahal kebutuhan es setiap harinya sebasar 1500 balok, sehingga
kapal-kapal yang membutuhkan es harus antri selama 3 hari di pelabuhan. Banyak investor ingin membangun pabrik es, namun mereka masih
mempertimbangkan keberlangsungan usahanya mengingat kondisi operasional kapal-kapal sedang mengalami penurunan akibat kenaikan harga BBM. Gambar
11 menunjukkan perkembangan pemakaian es di PPN Palabuhanratu.
152.698 136.807
143.560 90.300
11.490 285.470
112.450 112.335
219.595 277.704
74.632 132.740
122.246
0.000 50.000
100.000 150.000
200.000 250.000
300.000
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun J
u m
lah b
al o
k
Gambar 11 Perkembangan kebutuhan es di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2005.
106 Tabel 22 Kebutuhan logistik es di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2005
Satuan : balok Tahun
Kebutuhan es 1993 152.698
1994 136.807
1995 112.335 1996 122.246
1997 132.740 1998 143.560
1999 90.300 2000 74.632
2001 11.490 2002 277.704
2003 219.595 2004 285.470
2005 112.450
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, 2006.
5.2.3 Manajemen pelabuhan perikanan