70
4 Perhitungan jumlah konsumen untuk ikan dari PPN Palabuhanratu
Jumlah konsumen diperoleh dari jumlah target produksi untuk dalam negeri dibagi dengan rata-rata tingkat konsumsi ikan untuk penduduk dalam negeri.
Menurut Barani 2006 bahwa tingkat konsumsi ikan kapita penduduk secara nasional pada tahun 2005 sebesar 22,76 kgkapitatahun angka perkiraan.
Distribusi ke daerah hinterland primer untuk produk ikan segar komoditas ekspor kondisi saat ini sebesar 3 dan untuk pengembangan PPN Palabuhanratu jumlah
ekspor ikan diperkirakan sebesar 35 dari target produksi PPN Palabuhanratu yang didasarkan kepada jumlah potensi ikan pelagis besar yang ada di WPP 9
Samudera Hindia untuk target jumlah produksi PPN Palabuhanratu.
4.5.3 Menentukan prioritas pengembangan PPN Palabuhanratu
Prioritas pengembangan diperoleh dengan menggunakan proses hierarki analitik PHA.
Langkah-langkah yang dilakukan: 1
Penentuan hierarki Penentuan hierarki dilakukan penulis bersama-sama dengan responden
berdasarkan kuesioner dan wawancara. Ada 4 tingkatan hierarki yakni:
hierarki pertama adalah goal tujuan: optimalisasi fungsi PPN
Palabuhanratu, hierarki kedua adalah: pelakulembaga yang berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan: Ditjen.Perikanan Tangkap, PPN Palabuhanratu, Pemerintah Daerah Dinas Perikanan dan Kelautan, KUD Mina Sinar Laut
dan Nelayan. Hierarki ketiga adalah: solusi pengembangan terhadap
alternatif prioritas pengembangan: perluasan kolam dan dermaga, perluasan lahan, operasional pelelangan ikan, pengadaan BBM dan pelayanan prima.
Hierarki keempat adalah alternatif prioritas pengembangan, adalah
peningkatan pendapatan pelabuhan, peningkatan jumlah kapal, peningkatan produksi ikan, peningkatan PAD dan peningkatan lapangan kerja.
Hierarki ketiga dan keempat ditentukan dengan menggunakan metode skoring
. Solusi pengembangan dan alternatif prioritas pengembangan untuk pengembangan PPN Palabuhanratu dipilih berdasarkan tahapan.
Tahap pertama
adalah penentuan jenis prioritas pengembangan yakni
71 dengan cara mencari informasi tentang pengembangan PPN Palabuhanratu
kepada beberapa nelayan, tokoh nelayan, ketua HNSI dan ketua KUD Mina, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten
Sukabumi. Selanjutnya dari informasi yang diperoleh tersebut untuk selanjutnya dibicarakan dengan pihak manajemen pelabuhan. Manajemen
pelabuhan memfasilitasi pertemuan guna membicarakan jenis prioritas pengembangan dan jenis solusi pengembangan PPN Palabuhanratu antara
stakeholder manajemen pelabuhan dan peneliti. Setelah ditetapkan bersama jenis alternatif prioritas pengembangan dan jenis solusi pengembangan,
kemudian dicari data pendukungnya melalui laporan statistik perikanan, laporan tahunan pelabuhan, laporan studi pembangunan.
Adapun jenis alternatif prioritas pengembangan yang akan dipilih berdasarkan kesepakatan dengan stakeholder Lampiran 2 adalah peningkatan
jumlah kapal, peningkatan produksi ikan, peningkatan pendapatan pelabuhan, peningkatan PAD, peningkatan lapangan kerja, peningkatan pelelangan ikan,
peningkatan investasi, penyempurnaan docking, peningkatan SDM, aksesibilitas, peningkatan kapasitas pabrik es, pengadaan SPBB untuk kapal
berukuran 30 GT, peningkatan industri pengolahan, aplikasi SOP dan operasional syahbandar. Solusi pengembangan dalam pengembangan PPN
Palabuhanratu yang telah ditetapkan secara bersama Lampiran 3 adalah pembangunan perluasan kolam dan dermaga, perluasan lahan, operasional
tempat pelelangan ikan TPI, pengadaan BBM, pelayanan prima, pengadaan pabrik es, pengerukan alur pelayaran, pemeliharaan lampu navigasi,
rehabilitasi pasar ikan, balai pertemuan nelayan, indtalasi air, pengadaan bak sampah dan pembuatan jalan kompleks pelabuhan.
Tahap kedua
, setelah jenis alternatif prioritas pengembangan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner, maka selanjutnya responden mengisi
kuesioner tentang penilaiannya mengenai alternatif prioritas pengembangan. Setelah kuesioner diisi maka dilakukan penilaian responden yakni, penilaian
alternatif prioritas pengembangan apakah alternatif prioritas pengembangan tersebut sangat tinggi prioritasnya untuk dilaksanakan, prioritas sedang untuk
dilaksanakan dan prioritas kurang untuk dilaksanakan.
72 Kemudian ditentukan nilai masing-masing alternatif prioritas pengembangan
dan ranking setiap alternatif prioritas pengembangan. Penilaian oleh responden untuk jenis alternatif prioritas pengembangan yang dianggap paling
tinggi bernilai 10, sedang bernilai 5 dan kurang bernilai 3. Setiap jenis alternatif prioritas pengembangan dijumlahkan nilainya kemudian baru
ditentukan ranking untuk masing-masing alternatif prioritas pengembangan berdasarkan nilai paling tinggi. Adapun variabel solusi pengembangan yang
terpilih adalah peningkatan pendapatan pelabuhan, peningkatan jumlah kapal, peningkatan produksi ikan, peningkatan PAD, peningkatan lapangan kerja.
Dalam penentuan jenis solusi pengembangan yang perlu dikembangkan, mekanismenya hampir sama dengan penentuan jenis alternatif prioritas
pengembangan, yakni pertama mendiskusikan dengan pihak manajemen PPN
Palabuhanratu dan stakeholder lainnya tentang jenis-jenis variabel solusi pengembangan yang diperlukan. Adapun jenis variabel solusi pengembangan
yang perlu dikembangkan adalah perluasan kolam dan dermaga, penambahan kapasitas pabrik es dan SPBU, perluasan lahan, operasional lampu navigasi,
operasional TPI, operasional pasar ikan, operasional balai pertemuan nelayan BPN, peningkatan kapasitas instalasi air, penambahan bak sampah,
operasional radio SSB dan perbaikan jalan kompleks pelabuhan. Kedua,
setelah variabel solusi pengembangan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner, selanjutnya 29 responden mengisi kuesioner tentang penilaiannya
mengenai variabel solusi pengembangan. Adapun 29 responden yang dipilih secara purposive adalah Ditjen. Perikanan Tangkap, PPN Palabuhanratu,
Pemda Kabupaten Sukabumi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, Kepala PPN Tanjung Pandan, HNSI, KUD Mina Sinar Laut,
nelayan penangkap, nelayan pengolah, nelayan pemasar, investor perikanan. Setelah kuesioner diisi, dilakukan penilaian responden, yakni penilaian
variabel solusi pengembangan apakah sangat tinggi prioritasnya untuk dikembangkan, prioritas sedang untuk dikembangkan, dan prioritas kurang
untuk dikembangkan. Setelah itu, kemudian ditentukan nilai masing-masing solusi
pengembangan dan ranking setiap variabel solusi pengembangan. Penilaian
73 oleh responden untuk jenis variabel solusi pengembangan yang dianggap
paling tinggi bernilai 10, sedang bernilai 5 dan kurang bernilai 3. Tahap ketiga
selanjutnya setiap jenis variabel solusi pengembangan dijumlahkan nilainya kemudian ditentukan ranking untuk masing-masing jenis solusi
pengembangan berdasarkan nilai paling tinggi. Adapun variabel solusi pengembangan yang terpilih adalah perluasan kolam dan dermaga, perluasan
lahan, operasional pelelangan ikan, pengadaan BBM untuk kapal, pelayanan prima.
2 Membuat skala perbandingan, untuk membandingkan setiap sub kriteria yang ada pada masing-masing hierarki
3 Penentuan prioritas: untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah
untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif . Bentuk hierarki pengembangan PPN Palabuhanratu seperti pada Gambar 5.
OPTIMALISASI FUNGSI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU
Ditjen Perikanan
Tangkap Pemda
Dinas KUD
Nelayan
Peningkatan penda
patan pelabuhan
Peningkatan Jlh kapal
Peningkatan produksi
ikan Peningkatan
PAD Peningkatan
lapangan kerja
SOLUSI Perluasan
kolam dan dermaga
Perluasan lahan Operas ional
pelelangan ikan
Pengadaan BBM
Pelayanan prima
PPN Palabuhanratu
LEMBAGA PELAKU
GOAL
ALTERNATIF PRIORITAS
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
Gambar 5 Bentuk proses hierarki analitik yang akan ditentukan untuk pengembangan PPN Palabuhanratu.
5 HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menyajikan data dan informasi yang meliputi kondisi umum lokasi penelitian, fasilitas, operasional dan manajemen PPN Palabuhanratu guna
mendukung tujuan penelitian, hasil perhitungan yang berkaitan dengan tujuan penelitian yakni arah pengembangan, memformulasikan pola pengembangan dan
prioritas pengembangan PPN Palabuhanratu.
5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian