Kompetensi Hasil Belajar Belajar

adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Rombepajung dalam Thobroni 2015: 17 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Sementara itu, menurut Sutikno 2014: 12 pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Selain itu, menurut Suherman dalam Jihad dan Abdul 2013: 11 pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses atau kegiatan belajar yang telah dirancang melalui usaha yang terencana dan melalui prosedur atau metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pembelajaran IPS di SD

Proses pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pembelajaran IPS di SD memadukan cabang ilmu-ilmu sosial geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Susanto 2014: 36 pola pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan, pemahaman, nilai-moral, dan keterampilan-keterampilan sosial pada siswa. Selain itu, menurut Bruner dalam Sapriya 2009: 38 menjelaskan bahwa terdapat tiga prinsip pembelajaran IPS di SD, yaitu: a pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta konteks lingkungan sehingga dapat mendorong mereka untuk belajar, b pembelajaran harus terstruktur sehingga siswa belajar dari hal-hal mudah kepada hal-hal yang sulit, dan c pembelajaran harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa dapat melakukan ekplorasi sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa cara dan teknik pembelajaran IPS di SD harus dikaji dengan tepat karena pola pembelajaran di SD berada pada tahap operasional konkret yang memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh, dimana yang anak-anak pedulikan dalam usia itu adalah masa sekarang konkret dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami abstrak. Oleh karena itu, pembelajaran IPS di SD harus bergerak dari yang konkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dan dari yang dekat ke yang jauh.

C. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dari kegiatan pembelajaran, dimana dari model pembelajaran ini guru dapat memahami bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Trianto 2014: 23 model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, dan lain-lain. Soekamto dalam Hamnuri 2011: 6 berpendapat model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Selain itu, Ngalimun 2012: 27 mendefinisikan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Adapun menurut Komalasari 2014: 57 model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang disusun secara sitematis untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SD NEGERI 01 METRO BARAT

1 23 66

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

1 12 61

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWODADI

0 9 76

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TEMPURAN

0 2 86

PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Metode The Power Of Two Untuk Meningkatkan Keaktifan Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Pabelan 01 Kartasura Sukoharjo Tahun pe

0 2 16

PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Metode The Power Of Two Untuk Meningkatkan Keaktifan Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Pabelan 01 Kartasura Sukoharjo Tahun pel

0 2 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SISWA SD NEGERI 107411 LAU REMPAK KECAMATAN STM HILIR T.A 2011/2012.

0 0 27

PENERAPAN MODEL INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD 2 BLUNYAHAN SEWON BANTUL.

0 1 147

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two - Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe the power Of two untuk peningkatan hasil belajar siswa Kelas V

0 1 6

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 94 Pekanbaru

0 0 15