10
memberikan suatu soal yang diceritakan. Cerita hendaknya merupakan suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pengenalan Lambang Bilangan
Menurut Hudoyo 1990:139 bahwa memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat diartikan sebagai contohnya setalah anak mendengarkan
soal tampilan bahasa lisan, anak bisa menunjukkan dengan media balok tampilan modelbenda mainan, menggambarkannya tampilan gambar,
lalu anak menulis jawaban pada kertas simbol tertulis angka atau kata. Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentu angka, sebenarnya
merupakan konsep abstrak.Pengenalan lambang bilangan pada anak bermanfaat bagi anak dalam menganalisa masalah secara logis yang di
temukan anak dalam bermain, menemukan, menciptakan rumus-rumus secara
ilmiah, senang
bereksplorasi, suka
berhitung, gemar
mengklasifikasi benda serta memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika ke dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan Pengenalan Matematika pada Anak Usia Dini
a. Tujuan umum Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung
matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
selanjutnya yang lebih komplek.
11
b. Tujuan khusus Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan
terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.
Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan
keterampilan berhitung.Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi. Memiliki pemahaman konsep ruang dan
waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.Memiliki kreativitas dan imajinasi
dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
B. Pengertian Permainan
Dalam mendidik anak usia dini tidak terlepas dari permainan, karena pada masa usia 4-5 tahun adalah dikatan sebagai usia bermain, begitu juga dalam
menerapkan pembelajaran pada anak usia dini yaitu melalui belajar sambil bermain, Sehingga begitu pentingnya konsep permainan pada anak usia dini.
Menurut Zulkifli 2006:38 permainan adalah suatu kesibukan yang di pilih sendiri tanpa ada suatu unsur paksaan, tanpa di desak oleh rasa tanggung
jawab. Kemudian menurut Mauliawan 2009:15 permainan adalah situasi atau
kondisi tertentu pada saat seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui suatu aktivitas yang di sebut main. Wujudnya dapat berbentuk
benda konkret, seperti bola, mobil-mobilan, pistol mainan, dan seterusnya; dapat pula berbentuk benda abstrak yang melibatkan perasaan, seperti
12
mendengarkan musik, dongeng, atau menonton televisi; atau menunjuk pada pengertian suatu aktivitas untuk mencari kesenangan secara bersama-sama.
Permainan adalah
aktivitas-aktivitas untuk
memperoleh kesenangan.Lebih lanjut. Menurut Suyadi 2010:213 menegaskan bahwa
bermain merupakan lawan dari kerja. Jika bermain di lakukan dengan penuh kesenangan dan kebahagiyaan, bekerja belum tentu harus di lakukan dengan
bahagia. Jika bermain bisa di lakukan tanpa beban kewajiban tertentu. Jika bermain di lakukan tanpa tujuan atau hasil, bekerja selalu berorientasi pada
hasil. Dari uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa permainan
adalah suatu aktivitas untuk memperoleh kesenangan yang di pilih sendiri tanpa ada suatu unsur paksaan, tanpa di desak oleh rasa tanggung jawab.
1. Beberapa Teori Permainan
Teori dari permainan antara lain: a. Teori rekreasi
Teori ini berasal dari Schaller dan Lazarus dalam Zulkifli 2006:39 , keduanya ilmuan bangsa jerman, yang berpendapat bahwa permainan
merupakan kesibukan untuk menenangkan pikiran atau beristirahat. b. Teori Penglepasan
Teori ini berasal dari Herbert Spencer dalam Mauliawan 2009:11 , ahli pikir bangsa inggris, yang mengatakan bahwa dalam diri anak
terdapat kelebihan tenaga. Sewajarnya ia harus mempergunakan tenaga itu melalui kegiatan bermain.