Jenis dan metode pengumpulan data
dimaksudkan agar selama pengukuran tidak ada muntahan makanan yang akan mencemari air laut di dalam tabung respirometer. Pemuasaan ini juga dilakukan pada
proses transportasi benih ikan. Keterangan:
Arah tahapan eksperimen Informasi tambahan
Gambar 26 Diagram ilustrasi tahapan eksperimen. Mulai
Persiapan model palka dan bak filter dan kemudian ditempatkan ke dalam model kasko
kapal Gambar 27 Pengisian air laut ke dalam bak
model palka
Pengisian benih ikan kerapu bebek ke dalam bak model palka
Benih ikan kerapu telah dipuasakan 24 jam sebelum percobaan di dalam
akuarium penampungan
Data yang dikumpulkan saat kapal diolengkan: jumlah
gerakan oleng model kasko kapal saat diolengkan, jumlah gerakan
oleng dan waktu redam mulai saat gerakan rolling dihentikan
hingga kapal kembali tenang dan kembali ke posisi tegak semula
Pengolahan Survival ratio dan analisis data
Pengoperasian sistem pemeliharaan kualitas air pada
model palka Media sebagai badan kapal diletakkan di atas
permukaan air dan dibiarkan mengapung
Pengamatan hingga 2 hari: selama pengamatan model kasko kapal diolengkan hingga 25º ke kiri
dan ke kanan selama 20 detik dan kemudian dilepas hingga kapal akhirnya berhenti. Simulasi
rolling dilakukan setiap 8 jam sekali
Selesai
Gambar 27 Penempatan model palka dan sistem pemeliharaan di dalam model kasko kapal.
Selama percobaan 48 jam, pengambilan data oksigen terlarut, pH, suhu air dan suhu ruang dilakukan setiap 4 jam sekali. Adapun pengambilan sampel air dilakukan di
awal uji coba, yaitu sebelum ikan dimasukkan ke dalam model palka dan di akhir uji coba yaitu setelah ikan dikeluarkan dari dalam model palka. Sampel air selanjutnya
diukur konsentrasi NH
3
nya un-ionized. Uji coba untuk melihat pengaruh simulasi gerakan rolling model kapal terhadap
parameter fisik dan kimia air laut serta tingkah laku ikan di dalam palka, dilakukan dengan cara mengolengkan model kapal selayaknya gerakan rolling kapal. Simulasi
gerakan rolling kapal dilakukan setiap 8 jam sekali, dengan kemiringan sudut oleng ke kiri dan ke kanan masing-masing sebesar 25º. Proses mengolengkan model kapal
dilakukan selama 20 detik, sehingga dalam 20 detik dihasilkan rata-rata 20 gerakan rolling
. Tiap satu gerakan rolling tersebut memiliki periode oleng selama 1 detik. Pengolengan model kasko kapal dilakukan dengan cara menekan salah satu sisi model
kasko kapal hingga kemiringan yang ditentukan Gambar 28. Pengambilan data untuk melihat dampak simulasi gerakan rolling dilakukan
sebelum dan sesudah simulasi dilakukan. Data yang diambil saat sebelum dan sesudah simulasi gerakan rolling kapal terdiri dari konsentrasi oksigen terlarut, suhu air laut dan
tingkah laku ikan. Khusus untuk dampak simulasi gerakan rolling kapal terhadap konsentrasi oksigen terlarut, selain dilakukan pada model palka yang berisi benih ikan,
pengukuran juga dilakukan pada satu unit model palka yang hanya berisi air laut. Model palka yang hanya berisi air laut juga ditempatkan di dalam model kasko kapal
yang sama dalam waktu yang bersamaan.
Gambar 28 Ilustrasi pengolengan model kasko kapal. Dalam simulasi transportasi, hanya gerakan rolling kapal saja yang
diimplementasikan dalam simulasi. Pada kenyataannya, terdapat enam gerakan bebas kapal Bhattacharyya, 1978, yaitu gerakan rolling, heaving, pitching, yawing, surging
dan swaying. Keenam gerakan tersebut tidak terjadi sendiri-sendiri akan tetapi terjadi dengan gerakan kopel antara dua atau lebih dari dua gerakan. Akan tetapi dari keenam
gerakan kapal tersebut, gerakan rolling merupakan gerakan yang paling sering dan mudah terjadi dibandingkan dengan lima gerakan kapal lainnya.