Penilaian Tingkat Risiko KPIH ‘ Opened Hull’

dalam palka maka efek free surface yang akan terjadi semakin besar pula, sehingga peluang menurunnya kualitas stabilitas kapal semakin besar. Berdasarkan pemaparan di atas, maka tingkatan dari masing-masing jenis dampak dan probabilitas risiko KPIH ‘Opened hull’ disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Penilaian dampak dan probabilitas risiko KPIH ‘Opened hull’ Jenis Dampak Risiko Tingkat Jenis Probabilitas Risiko Tingkat Finansial 3 Efek free surface 3 Sistem pemeliharaan kualitas air 3 Pencemaran air laut di dalam palka 3 Densitas benih ikan 3 Penilaian Dampak 3 Penilaian Probabilitas 3 Penilaian dampak dan probabilitas risiko masing-masing menghasilkan nilai 3. Hal ini disebabkan karena semua jenis dampak dan probabilitas memiliki masing- masing memiliki nilai 3. Secara teoritis, risiko adalah fungsi dari kemungkinan dan dampak sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Kristiansen 2005 dan Ramli 2010. Apabila dianggap tingkat risiko adalah proporsional terhadap setiap dampak dan kemungkinannya, maka fungsi risiko pada dasarnya adalah sebuah perkalian sebagai berikut: Risiko = dampak × kemungkinan R = D × P. Oleh karena itu, berdasarkan penilaian dampak dan probabilitas risiko, maka tingkat risiko KPIH ‘Opened hull’ adalah berisiko tinggi dengan nilai 9. Berdasarkan tingkat risiko yang diperoleh sebagaimana yang terlihat pada Tabel 11, maka tampilan tingkatan risiko KPIH ‘Opened hull’ disajikan pada Gambar 31. N il ai D am p ak Nilai Probabilitas 1 2 3 1 1 2 3 2 2 4 6 3 3 6 9 Keterangan: tingkat risiko KPIH ‘Opened hull’ Gambar 31 Tingkat risiko kematian ikan pada KPIH ‘Opened hull’. Tingginya tingkat risiko KPIH ‘Opened hull’ apabila digunakan untuk mengangkut benih ikan kerapu bebek berukuran ntara 5 – 7 cm TL, mengakibatkan KPIH tersebut perlu dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan benih ikan yang akan dibawanya. Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat risiko yang ada, maka perlu ditetapkan langkah mitigasi risiko yang bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko, dari risiko tinggi berubah menjadi risiko rendah. Mengacu pada sumber risiko yang ada, beberapa langkah mitigasi risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko adalah sebagaimana yang disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Upaya mitigasi terhadap sumber risiko Sumber Risiko Langkah Mitigasi Risiko Desain palka Desain palka dimodifikasi menjadi desain palka yang mampu meredam efek free surface yang akan terjadi Sistem sirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air Mengganti sistem sirkulasi dengan sistem resirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air Densitas benih ikan Menentukan dan menetapkan densitas benih ikan di dalam palka berdasarkan tingkat konsumsi benih ikan dan ketersediaan oksigen terlarut di dalam air Ketiga saran langkah mitigasi risiko tersebut diharapkan dapat menurunkan tingkat risiko yang semula tinggi menjadi risiko rendah. Untuk lebih memperkuat rekomendasi terhadap saran mitigasi, maka perlu dilakukan kajian khusus terhadap langkah mitigasi risiko yang disarankan tersebut. 5 KAJIAN MITIGASI RISIKO BERDASARKAN SUMBER RISIKO

5.1 Desain Palka

Sebagaimana telah dipaparkan pada bab 4, muatan kapal terbesar pada KPIH adalah berupa muatan berbentuk liquid, yaitu air laut dan ikan yang berenang bebas di dalamnya. Muatan berbentuk liquid mudah berubah bentuk. Oleh karena itu Hind 1982 menyarankan agar pada tangki atau palka yang berisi muatan cair, dihindari adanya ruang bebas antara permukaan cairan dengan tutup atau dinding di atasnya. Kondisi ini dimaksudkan agar stabilitas kapal tidak terganggu oleh akibat adanya efek free surface muatan cair yang berada di dalam tangki atau palka. Penentuan desain palka yang sesuai merupakan salah satu langkah mitigasi risiko yang direkomendasikan. Tujuan dari penentuan desain palka yang sesuai adalah untuk memperkecil kemungkinan terbaliknya kapal yang disebabkan karena adanya efek free surface dari muatan liquid yang dibawanya pada saat kapal melakukan gerakan rolling. Semakin kecil efek free surface yang timbul saat kapal melakukan gerakan rolling, maka peluang kapal untuk terbalik menjadi lebih kecil. Selain itu, apabila pergerakan free surface pada muatan liquid tidak terlalu bebas saat kapal melakukan gerakan rolling, maka keberadaan benih ikan di dalam palkapun tidak terlalu terpengaruhi. Sehingga dugaan terjadinya benih ikan mengalami dampak stres akibat timbulnya gerakan massa air yang tidak beraturan saat terjadinya gerakan rolling kapal dapat dihindari. Free surface adalah kondisi permukaan yang biasanya terdapat pada benda berbentuk liquid. Keberadaan permukaan bebas mengakibatkan benda liquid tersebut mudah berubah bentuk sesuai dengan media yang ditempatinya. Efek free surface akan dirasakan terutama saat kapal melakukan gerakan rolling. Pada saat kapal melakukan gerakan rolling, maka terjadilah pergerakan air di bagian permukaan yang mengikuti arah kemiringan kapal akibat momen yang terjadi. Jika massa air yang bergerak ke sisi kapal yang sedang oleng berlebihan, maka titik berat kapal pun akan bergeser ke arah kemiringan kapal. Apabila periode oleng kapal sangat lambat, maka kemungkinan kapal akan terbalik menjadi lebih besar. Dalam kajian terhadap desain palka, kajian pertama adalah mengkaji bentuk palka yang dapat meredam efek free surface. Setelah bentuk palka yang memiliki kemampuan untuk meredam efek free surface ditentukan, maka kajian dilanjutkan dengan memodifikasi bentuk palka terpilih tersebut hingga bentuk palka tersebut lebih mampu lagi meredam efek free surface muatan. Penelitian tentang efek free surface pada kapal pengangkut ikan hidup telah dilakukan oleh Lee et.al 2005 secara simulasi dengan menggunakan model kapal skala laboratorium. Adapun Braathen and Faltinsen 2002, Naito and Sueyoshi 2002, Shiotani and Kodama 1998, dan Shibata et.al 2007 mencoba mengkaji tentang free surface secara numerik. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ketinggian muatan cair dalam tangki, sudut oleng dan periode rolling kapal sangat mempengaruhi besar kecilnya efek free surface yang akan terjadi. Efek free surface dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan bentuk profil permukaan air pada saat terjadi gerakan oleng, dalam hal ini adalah implementasi dari dampak gerakan rolling kapal diistilahkan sebagai “profil kemiringan”, dan profil permukaan air saat tidak ada lagi gerakan rolling hingga permukaan air relatif tenang diistilahkan sebagai “profil diam”. Selain itu kajian juga dilakukan terhadap lamanya waktu yang dibutuhkan oleh permukaan air mulai dari saat gerakan rolling berhenti hingga permukaan air relatif tenang atau stabil yang untuk selanjutnya diistilahkan sebagai “waktu redam”.

5.1.1 Bentuk palka terhadap efek free surface

1 Profil kemiringan permukaan air Profil kemiringan diperoleh dengan menggerakkan jungkat-jungkit ke atas dan ke bawah hingga mencapai sudut kemiringan sekitar 10º. Diperkirakan panjang lintasan gerakan rolling dari kemiringan di sisi kiri ke kemiringan di sisi kanan kapal dan kembali ke kemiringan di sisi kiri kapal sekitar 40º atau 0,698 radian. Pengamatan terhadap kemiringan permukaan air dilakukan saat palka mencapai kemiringan maksimal yaitu 10º ke kiri dan ke kanan. Beberapa contoh profil kemiringan permukaan air yang terjadi disampaikan pada Gambar 32. Pada gambar tersebut terlihat adanya perbedaan ketinggian permukaan air. Kondisi ini terjadi karena perbedaan bentuk palka dengan volume air yang sama pada masing-masing palka tersebut menyebabkan ketinggian air yang dihasilkan berbeda. Model palka silinder model