Identifikasi Sumber Risiko Desain palka kapal pengangkut ikan ditinjau dari aspek teknis, mitigasi risiko dan ketahanan hidup ikan
Masuk dan keluarnya air laut dari dalam badan kapal selama kapal bergerak, bukan saja mempengaruhi kualitas air laut di dalam palka. Akan tetapi juga akan
mempengaruhi ketinggian air laut di dalam palka yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap ketinggian badan kapal yang terendam oleh air laut yang disebut dengan
istilah draf, d. Kecepatan kapal semakin lambat, maka jumlah air laut yang masuk ke dalam palka akan semakin banyak sehingga ‘draf d’ kapal akan semakin tinggi.
Demikian pula yang terjadi sebaliknya, draft kapal akan berkurang apabila ketinggian air laut di dalam palka berkurang. Perubahan draf kapal akan mempengaruhi stabilitas
kapal. Kestabilan kapal juga akan terganggu oleh jenis muatan di kapal yang cenderung
berupa muatan liquid. Hal ini disebabkan karena muatan berbentuk liquid mudah berubah bentuk. Muatan liquid apabila ditempatkan pada sebuah palka dan di dalam
palka tersebut tidak terisi penuh oleh liquid, maka liquid tersebut akan memiliki free surface.
Keberadaan free surface ini akan mengakibatkan perubahan posisi liquid di dalam palka terlebih apabila kapal mengalami gerakan oleng. Kondisi ini akan
memperburuk kualitas stabilitas kapal. Apabila kapal memiliki stabilitas yang buruk, maka peluang kapal tersebut untuk terbalik capsize akan bertambah. Jika kapal
terbalik, maka kehilangan benih ikan akan semakin besar karena akan banyak ikan yang mati atau hilang disebabkan karena ikan-ikan tersebut berenang ke laut lepas.
Selain pemaparan di atas, pengangkutan benih ikan kerapu bebek dengan menggunakan KPIH, saat ini sering dilakukan tanpa batasan jumlah benih ikan yang
akan diangkut. Jumlah ikan yang dimasukkan ke dalam setiap palka sering dilakukan hanya berdasarkan jumlah benih ikan yang harus diangkut. Semakin banyak benih ikan
yang dimasukkan ke dalam suatu volume palka, maka akan semakin tinggi densitas benih ikan di dalam palka. Apabila densitas benih ikan di dalam palka tidak sesuai
dengan ketersediaan oksigen terlarut di dalam palka, maka benih-benih ikan tersebut akan mengalami kekurangan oksigen dan yang akan berdampak kepada timbulnya stres
pada ikan. Selain itu, tingginya densitas benih ikan di dalam suatu volume air akan mengakibatkan ruang gerak benih ikan semakin terbatas sehingga benih ikan dapat
menjadi stres. Benih ikan yang mengalami stres akan mengalami kemunduran kualitas
hidup sehingga rentan terhadap penyakit. Francis and Floyd 1990 menyebutkan
bahwa stres adalah suatu kondisi dimana ikan tidak dapat menjaga kondisi normalnya
yang disebabkan karena berbagai faktor yang mempengaruhinya saat itu. Stres terjadi pada saat kondisi ikan melewati batas normal toleransi ikan terhadap beberapa faktor
yang mempengaruhinya, beberapa faktor di antaranya adalah rendahnya konsentrasi oksigen terlarut chemical stressor dan densitas yang tinggi biological stressor.
Rendahnya konsentrasi okesigen terlarut bisa disebabkan karena kurangnya asupan oksigen ke dalam air atau tingginya konsumsi oksigen oleh makhluk-makhluk hidup di
dalam air. Lain halnya jika densitas benih ikan di dalam suatu palka sangat rendah, maka
ketersediaan konsentrasi oksigen terlarut akan cukup. Akan tetapi akan mempengaruhi sisi finansial berupa keuntungan usaha bagi pemilik benih ikan. Oleh karena itu, perlu
ditentukan densitas benih ikan yang maksimal di dalam palka sehingga ketersediaan oksigen terlarut cukup dan keuntungan secara finansial pun dapat terpenuhi.
Misi KPIH adalah mengangkut muatan yang berupa ikan hidup dalam jumlah banyak. Pengangkutan benih ikan dalam jumlah banyak dimaksudkan untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu, risiko terhadap kematian ikan selama transportasi menjadi permasalahan yang harus ditemukan
solusinya. Berdasarkan definisi dari tiap tipe risiko yang telah dipaparkan di atas serta
pemaparan tentang permasalahan yang dihadapi oleh KPIH ‘Opened hull’ sebagaimana telah dipaparkan pula sebelumnya, maka KPIH ‘Opened hull’ yang ada saat ini jika
digunakan untuk mengangkut benih ikan kerapu bebek berukuran antara 5 – 7 cm TL akan memiliki risiko murni. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk
mengeliminir tingkat risiko yang ada paling tidak menjadikan risiko murni menjadi risiko spekulatif yang berada pada tingkatan yang rendah.
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dipastikan bahwa sumber risiko operasional KPIH ‘Opened hull’ terhadap tingkat survival ratio benih ikan adalah:
1 Desain palka
2 Sistem pemeliharaan kualitas air di dalam palka yang menerapkan sistem
sirkulasi dengan bentuk kapal dengan sistem terbuka opened hull 3
Densitas benih ikan
Penggunaan sistem sirkulasi sebagai sistem pemeliharaan kualitas air laut di dalam palka menjadikan kestabilan kualitas air laut sangat tergantung kepada kualitas
air laut yang masuk ke dalam palka kapal. Desain palka yang terkait pada bentuk palka, sangat menentukan besar kecilnya efek free surface dari muatan liquid yang terdapat di
dalam palka KPIH. Bentuk palka yang memungkinkan permukaan air bergerak bebas di dalam palka, akan mengakibatkan efek free surface semakin besar. Adapun densitas
benih ikan, sangat terkait pada ketersediaan kebutuhan dasar makhluk hidup termasuk ikan, yaitu kebutuhan akan oksigen. Densitas ikan yang tinggi dalam suatu volume air,
akan mengakibatkan tingginya tingkat pemanfaatan oksigen terlarut di dalam air. Apabila kebutuhan akan oksigen berkurang, maka akan mengakibatkan kualitas hidup
ikan menurun.