Dokumentasi Wawancara Metode Pengumpulan Data

3.5. Metode Pengumpulan Data

Alat-alat pengumpulan data yang dipakai dalam melakukan penelitian atas tulisan ini ada 3 empat jenis yaitu studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara. 3.5.1. Studi LiteraturKepustakaan Studi pustaka library research bisa termasuk dalam sumber hukum sekunder dan tersier. Studi pustaka adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian atas tulisan ini. Selain peraturan perundang-undangan yang mengatur atau setidaknya berkaitan dengan tulisan ini. Putusan MKRI termasuk menjadi sumber pustaka. Pengamatan melalui analisis terhadap berbagai sumber kepustakaan seperti buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, jurnal, makalah, artikel, berita, informasi dari internet dan sumber lainnya berupa tulisan juga menjadi sumber dalam tulisan ini.

3.5.2. Dokumentasi

Selain sebagai bukti atas penelitian yang dilakukan, dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data. Tulisan, gambar, rekaman suara, video, dan bentuk dokumentasi lainnya yang mendukung yang bisa dikomentasikan akan dipakai sebagai sumber data. Dalam hal ini dokumentasi termasuk dalam sumber hukum sekunder yaitu setiap sumber yang memberikan informasi dan akibat hukum. Adapun sumber yang dimaksud diantaranya hasil-hasil penelitian, makalah, artikel, jurnal ilmiah, dan risalah sidang yang dalam hal ini adalah risalah sidang MPR atas amandemen UUD dan risalah sidang MKRI.

3.5.3. Wawancara

Dalam hal ini data yang akan diambil dalam wawancara adalah data yang memperkuat argumen penulis atas hasil peneliian dan pembahasan. Data tersebut terutama difokuskan pada pertimbangan hakim konstitusi dalam pengujian Perppu. Narasumber yang diwawancara adalah hakim konstitusi atau ahli hukum yang berkompeten dalam MKRI dan hukum acaranya. Sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, wawancara adalah “... metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data pewawancara dengan sumber data responden” Rianto Adi, 2004: 72. Baiknya sebuah wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan narasumber atau responden. Namun dalam bukunya Rianto Adi menyebutkan bahwa jika tidak memungkinkan terjadinya pertemuan maka bisa dilakukan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dikirimkan kepada responden yang kemudian setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab maka responden mengirimnya kembali kepada pewawancara. Dalam sistem hukum di Indonesia, doktrin merupakan salah satu sumber hukum yang diakui. Salah satu teknik pengumpulan data yang dipakai dalam tulisan ini adalah wawancara dengan ahli hukum danatau praktisi hukum. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab atau diskusi terkait objek penelitian tulisan ini. Wawancara termasuk dalam data sekunder. “Wawancara dalam suatu penelitian ... bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat ... itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi pengamatan” Burhan Bungin, 2001: 100

3.6. Keabsahan Data