Sumber Hukum Sekunder Sumber Hukum Tersier

Undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Termasuk juga putusan dan risalah sidang dari MKRI.

3.4.1.2. Sumber Hukum Sekunder

Sumber Hukum Sekunder dalam tulisan adalah segala sesuatu yang memberikan informasi dan akibat hukum yang dalam hal ini menjadi sumber yang kedua setelah sumber hukum utama diatas. Bahan hukum sekunder menurut Abdul Latif adalah ”... bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang sifatnya tidak terikat seperti Risalah Sidang BPUKI, Risalah Sidang MPRDPR, literatur-literatur, dan hasil-hasil penelitian, makalah-makalah dalam seminar, artikel- artikel, jurnal ilmiah, dan berbagai tulisan tersebar lainnya” Abdul Latif, 2009:43. Sedangkan menurut Ronny Hanitijo Soemitro 1990: 12 Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, adalah: 1. rancangan peraturan-peraturan perundang-undangan 2. hasil karya ilmiah para sarjana 3. hasil-hasil penelitian Sumber Hukum Sekunder didapatkan dari berbagai sumber pustaka dan referensi yang valid untuk tercapainya tujuan penulisan ini yaitu dari dokumentasi resmi berupa keterangan dan analisis hukum positif di Indonesia dalam bentuk buku-buku, jurnal, laporan penelitian, surat kabar, makalah, berita, informasi dari internet dan artikel ilmiah serta bahan seminar ilmu hukum. Bersumber dari Peraturan Mahkamah Konstitusi No : 03PMK2003 tentang Tata Tertib Persidangan Pada MKRI, Peraturan Mahkamah Konstitusi No : 06PMK2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang.

3.4.1.3. Sumber Hukum Tersier

Sumber Hukum Tersier dalam tulisan ini adalah segala sesuatu yang memberikan informasi dan akibat hukum. Dalam hal ini Sumber Hukum Tersier menjadi sumber hukum ketiga setelah Sumber Hukum Primer dan Sekunder yang didapatkan dari Kamus Besar Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, dan Kamus Hukum sebagai bahan yang mendukung sebagai penjelasan atas bahan hukum sekunder. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro 1990: 12, bahwa: Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya: 1. bibliografi 2. indeks kumulatif Dengan mengadakan penelitian kepustakaan akan diperoleh data awal untuk dipergunakan dalam penelitian di lapangan. Abdul Latif 2009: 43 dalam bukunya menyebutkan bahan hukum tersier adalah “... bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus, ensiklopedia, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian ini.”

3.4.2. Data Sekunder