2.8.2.2. Proses Penelitian
Permasalahan yang ingin dikaji lebih mendalam dalam tulisan ini dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu deskripsi pembentukan Perppu oleh
pemerintah, original intent terkait kewenangan MKRI dalam Pasal 24C ayat 1 UUD NRI 1945 dan pertimbangan Hakim MKRI atas putusan dalam pengujian
Perppu. Dengan menggunakan teori negara hukum, konstitusi, dan original intent, sistem hukum peradilan dan perundang-undangan, pengujian norma, dan penafsiran
konstitusi. Demi dicapainya identifikasi pertimbangan hakim atas Perppu No. 4 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2002 Tentang KPK dalam
Putusan MK No. 138PUU-VII2009 dan atas Perppu No. 4 Tahun 2008 Tentang JPSK dalam Putusan MK No. 145PUU-VII2009.
Maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan metode normatif yuridis dengan memakai data primer yaitu sumber hukum primer, sekunder, dan
tersier serta data sekunder.
2.8.2.3. Output Tujuan Penelitian
Dengan permasalahan kewenangan MKRI dalam pengujian Perppu dalam tulisan ini penulis fokus pada original intent dan pertimbangan hakim
konstitusi dalam putusannya Menjadi pertanyaan besar, faktor-faktor yang melatarbelakangi MKRI menguji Perppu mengingat asas legalitas bahwa jelas
dalam redaksi peraturan perundang-undangan hanya memiliki kewenangan atribusi menguji UU terhadap UUD NRI 1945. Menjadi perhatian penting untuk
mencari problem solving atas persamaan kedudukan UU dan Perppu. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan deskripsi eksistensi pembentukan Perppu
oleh pemerintah terkait dengan kewenangan MKRI dalam konstitusional review.
Menggambarkan original intent lahirnya kewenangan MKRI dalam Pasal 24C ayat 1 UUD NRI 1945. Serta mengidentifikasi pertimbangan hakim konstitusi
dalam pengujian Perppu faktor yang melatarbelakangi MKRI dalam pengujian Perppu.
2.8.2.4. Outcome Manfaat Penelitian
Tulisan ini juga diharapkan mampu memberikan bukti ilmiah perlu adanya perbaikan terkait kewenangan MKRI tersebut agar kedepannya tidak
terjadi permasalahan hukum yang sama lagi. Diharapkan memberikan gambaran bahwa perlunya perbaikan atas Pasal 24C ayat 1 UUD NRI 1945 dan revisi atas
UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi Pasal 10 ayat 1 jo. UU No. 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas UU No. 24 Tahun 2003 Tentang
Mahkamah Konstitusi, dan UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pasal 7 ayat 1. Sebagai negara yang memiliki
tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai bentuk supremasi kostitusi solusi yang diberikan melalui tulisan ini diharapkan dapat memberikan jalan
terciptanya masyarakat yang sejahtera welfare state.
66
BAB III METODE PENELITIAN
Untuk menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran suatu pokok permasalahan dalam pengetahuan maka dapat dilakukan penelitian melalui
suatu proses dengan progress suatu metode ilmiah. Metode dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan dan hasil yang akan didapatkan sistematis dengan alur
pemikiran yang menunjukkan sistematika yang jelas. Penelitian yang berdasarkan ilmu hukum ini harus juga mengandung bahasa hukum yang tentu dapat dipahami.
Rechtvinding adalah upaya selalu ingin dicapai oleh praktisi maupun akademisi termasuk juga dalam penelitian ini.
Metode penelitian untuk menyusun tulisan ini adalah penelitian kualitatif. Kajian mendalam melalui pencarian fakta-fakta yang akurat serta terpenuhinya
validitas data tentang ketentuan dalam UUD NRI 1945, UU, dan peraturan lainnya dibawahnya sesuai dengan hierarki Peraturan Perundang-undangan serta peristiwa
konkrit lainnya yang menjadi variabelobjek penelitian. Ketentuan dalam UUD NRI 1945 dan peraturan-peraturan tertulis lainnya
menjadi bahan yang menjadi pusat perhatian untuk dikaji lebih mendalam. Sepanjang objek-objek penelitian tersebut berhubungan dan berkaitan dengan
materi tercapainya tujuan tulisan ini.