Sifat fisiko – kimia Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

2.4 Sifat fisiko – kimia

Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih boiling point , titik pelunakan, slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point , titik asap, titik nyala dan titik api. Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 : Nilai Sifat Fisiko – Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Sifat Minyak Sawit Minyak Inti Sawit Bobot jenis pada suhu kamar - 0,900 – 0,913 Indeks bias D 40 o C 1,4565 –1,4585 1,495 – 1,415 Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20 Bilangan Penyabunan 196 - 205 244 – 254 Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam –asam lemak dan gliserida tidak bewarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Universitas Sumatera Utara Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda. Perbandingan sifat antara minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.2 : Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan Sifat Minyak Sawit Kasar Minyak Sawit Murni Titik Cair : awal akhir 21 – 24 26 -29 29,4 40,0 Bobot jenis 15 o C 0,859 – 0,870 - Indeks Bias D40 o C 36,0 – 37,5 46 – 49 Bilangan Penyabunan 224 – 249 196 – 206 Bilangan Iod 14,5 – 19,0 46 – 52 Bilangan Reichert Meissl 5,2 – 6,5 - Bilangan Polenske 9,7 – 10,7 - Bilangan Krichner 0,8 – 1,2 - Bilangan Bartya 33 - Ketaren,S.,2005 Universitas Sumatera Utara

2.5 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda – beda. Panjang rantai adalah antara 14 – 20 atom karbon. Dengan demikian sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut. Karena kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan linoleat, minyak sawit masuk golongan minyak asam oleat – linoleat. Mangoensoekarjo, S., 2003 . Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Rata – rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.3 Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 : Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit Asam lemak Minyak kelapa sawit persen Minyak inti sawit persen CH 3 CH 2 6 COOH Asam kaprilat - 3 – 4 CH 3 CH 2 4 COOH Asam kaproat - 3 – 7 CH 3 CH 2 10 COOH Asam laurat - 46 – 52 CH 3 CH 2 12 COOH Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17 CH 3 CH 2 14 COOH Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9 CH 3 CH 2 16 COOH Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5 CH 3 CH 2 7 =CHCH 2 7 COOH Asam oleat 39 – 45 13 – 19 CH 3 CH 2 4 =CH-CH 2 CH=CH- CH 2 7 COOH Asam linoleat 7 – 11 0,5 – 2 Universitas Sumatera Utara Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera lebih kurang 500 – 700 ppm; kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi. Ketaren, S., 2005

2.6 Standar Mutu