Keunggulan Kelapa Sawit Titrasi Iodometri

Tabel 2.5 : Refined Bleached Deodorized Palm Olein RBDP OLEIN Parameter Spesifikasi Iodine Value Wij’s 56 min FFA as. Palmitic 0,1 max Colour Lov. 5 ¼ “ 3,0 R max Moisture 0,1 max Peroxide Value meq kg 10,0 max Cloud Point o C 10 max Bau - Sumber : PT. SMART Tbk.

2.7 Keunggulan Kelapa Sawit

Dalam teknologi makanan, minyak memegang peranan yang sangat penting. Karena minyak memiliki titik didih yang tinggi sekitar 200 o C maka biasa dipergunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan makanan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya dan menjadi kering. Minyak juga memberikan rasa yang spesifik dan gurih, serta aroma dan warna yang menarik. Dalam bidang perdagangan, minyak dengan cepat mampu mengisi dan bersaing dalam minyak nabati lainnya. Bahkan, keberadaannya mampu merebut pasaran dunia. Dengan meliha kemapuannya merebut pasaran dunia, ada beberapa keunggulan penting dari minyak sawit, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Produktivitas minyak yang tinggi per hektar nya apabila dibandingkan dengan produksi minyak nabati lainnya. 2 Sosok tanamannya yang cukup tangguh, terutama jika terjadi perubahan musim dan lebih unggul dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya yang pada umumnya berupa tanaman semusim. 3 Minyak sawit memiliki nilai pemanfaatan yang lebih luas dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya, baik dibidang pangan maupun non pangan, dan juga bersifat non interchangeable yang cukup menonjol. Tim Penulis PS, 1992

2.8 Iodine Value

Asam lemak yang tidak jenuh dalam minyak dan lemak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh. Iodine Value dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak dan dapat juga dipergunakan untuk menggolongkan jenis minyak ”pengering” dan minyak ”bukan pengering”. Minyak ”pengering” mempunyai bilangan iod yang lebih dari 130. Minyak yang mempunyai Iodine Value antara 100 sampai 130 bersifat setengah mengering. Iodine value dinyatakan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh 100 gram minyak atau lemak. Kecepatan reaksi antara asam lemak tidak jenuh dengan halogen tergantung pada macam halogen dn struktur asam lemak. Dalam urutan iod brom fluor Universitas Sumatera Utara klor, menunjukkan bahwa semakin kekanan, reaktivitasnya semakin bertambah. Penentuan bilangan iod biasanya menggunakan cara Hanus, Kaufmann dan Wijs. Perhitungan bilangan iod dari masing – masing cara tersebut adalah sama. Semua cara ini berdasarkan atas prinsip titrasi, dimana pereaksi halogen berlebih ditambahkan pada contoh yang akan diuji. Setelah reaksi sempurna, kelebihan pereaksi ditetapkan jumlahnya dengan cara titrasi.

2.8.1 Cara Hanus

Pembuatan Pereaksi Hanus Dalam cara Hanus digunakan pereaksi iodium bromida dalam larutan asam asetat glasial Larutan Hanus . Untuk membuat larutan ini, 20 gram iodium bromida dilarutkan dalam 1000 ml alkohol murni yang bebas dari asam asetat. Jumlah contoh yang ditimbang tergantung dari perkiraan besarnya bilangan iod, yaitu sekitar 0,5 gram untuk lemak, 0,25 gram untuk minyak, dan 0,1 sampai 0,2 gram untuk minyak dengan derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Jika ditambahkan 25 ml pereaksi harus ada kelebihan pereaksi harus ada kelebihan pereaksi sekitar 60 persen.

2.8.2 Cara Kaufmann dan Von Hubl

Pada cara ini digunakan pereaksi Kaufmann yang terdiri dari campuran 5,2 ml larutan brom murni didalam 1000 ml metanol dan dijenuhkan dengan natrium bromida. Contoh yang telah ditimbang dilarutkan dalam 10 ml kloroform kemudian ditambahkan 25 ml pereaksi. Didalam pereaksi ini, natrium bromida akan mengendap. Reaksi dilakukan ditempat yang gelap. Larutan ini dititrasi dengan Universitas Sumatera Utara larutan natrium thiosulfat 0,1 N dengan indikator larutan pati. Blanko dikerjakan dengan cara yang sama. Pada cara Von Hubl digunakan pereaksi yang terdiri dari larutan 25 gram iod didalam 500 ml etanol dan larutan 30 gram merkuri klorida didalam 500 ml etanol. Kedua larutan ini baru dicampurkan jika akan dipergunakan, dan tidak boleh berumur lebih dari 48 jam. Pereaksi ini mempunyai reaktivitas yang lebih kecil dibandingkan dengan cara – cara lainnya, sehingga membutuhkan waktu reaksi selama 12 sampai 14 jam.

2.8.3 Cara Wijs

Pembuatan Larutan Wijs Pereaksi Wijs yang terdiri dari larutan 16 gram iod monoklorida dalam 1000 ml asam asetat glasial. Cara lain yang lebih baik untuk membuat larutan ini yaitu dengan melarutkan 13 g iod dalam 1000 ml asam asetat glasial, kemudian dialirkan gas klor sampai terlihat perubahan warna yang menunjukkan bahwa jumlah gas klor yang dimasukkan bahwa jumlah gas klor yang dimasukkan sudah cukup. Pembuatan larutan ini agak sukar, dan bersifat tidak tahan lama. Larutan ini sangat peka terhadap cahaya, panas, dan udara, sehingga harus disimpan ditempat yang gelap, sejuk dan tertutup rapat. Ketaren, S.,2005 Universitas Sumatera Utara

2.9 Titrasi Iodometri

Analat harus berbentuk suatu oksidator yang cukup kuat, karena dalam metode ini analat selalu direduksi dulu dengan KI sehingga terjadi I 2 . I 2 inilah yangdititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 . Oks analat + I - Red analat + I 2 2 S 2 O 3 = + I 2 S 4 O 6 = + 2I - Daya reduksi ion yodida cukup besar dan titrasi ini banyak diterapkan. Reaksi S 2 O 3 = dengan I 2 berlangsung baik dari segi kesempurnannya, berdasar potensial redoks masing – masing : S 4 O 6 = + 2e 2 S 2 O 3 = I 2 + 2e 2 I – Selain itu, reaksi berjalan cepat dan bersifat unik. Karena oksidator lain tidak mengubah S 2 O 3 = menjadi S 4 O 6 = melainkan menjadi SO 3 = seluruhnya atau sebagian menjadi SO 4 = . Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I 2 , yang dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula – mula cokelat agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning muda, dan seterusnya, sampai akhirnya lenyap. Bila diamati dengan cermat perubahan warna tersebut, maka titik akhir dapat ditentukan dengan cukup jelas. Konsentrasi ≈ 5 x 10 -6 M yod masih tepat dapat dilihat dengan mata dan memungkinkan penghentian titrasi dengan kelebihan hanya senilai 1 tetes yod 0,05 M. Namun lebih mudah dan lebih tegas bila ditambahkan amilum kedalam larutan sebagai indikator. Amilum dengan I 2 membentuk suatu Universitas Sumatera Utara kompleks berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I 2 sedikit sekali. Pada titik akhir, yod yang terikat itu pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi bila yod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warnanya yang kuning muda . Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus yod dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila yod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir.

2.10 Cloud Point