Cloud Point Analisa Iodine Value

kompleks berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I 2 sedikit sekali. Pada titik akhir, yod yang terikat itu pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi bila yod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warnanya yang kuning muda . Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus yod dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila yod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir.

2.10 Cloud Point

Cloud Point adalah suhu dimana minyak mulai menjadi jenuh sebagai hasil dari kristalisasi menurut pengaturan pendinginan. Cloud point berkaitan dengan tak jenuhnya suatu minyak. Secara umum, semakin tinggi ketidakjenuhan maka semkin rendahlah cloud pointnya. Kualitas pertama dari minyak kelapa sawit mentah moisture, FFA, iodine value memiliki pengaruh kuat terhadap cloud point dari olein. Minyak goreng sawit yang dikenal dengan istilah minyak goreng curah umumnya hanya menggunakan satu kali proses fraksinasi, sehingga masih mengandung fraksi padat stearin yang relatif lebih banyak dari minyak gorenng bermerek yang menggunakan dua kali proses fraksinasi. Oleh karena itu penampakan minyak goreng curah tidak sejernih minyak goreng bermerek. Penampakam ini berkaitan dengan titik cair suhu pada saat lemak Universitas Sumatera Utara mulai mencair dan cloud point suhu pada saat mulai terlihat adanya padatan dari pada minyak. Titik cair dan cloud point sangat dipengaruhi oleh jenis asam lemak yang terdapat didalamnya. Semakin banyak kandungan asam lemak jenuhnya, maka titik cair dan cloud point minyak goreng akan semakin tinggi. Pada suhu yang lebih rendah dari cloud pointnya, maka penampakan minyak goreng akan lebih kental atau padat. Hal ini tergambar jelas bila minyak goreng disimpan pada suhu rendah, misalnya didalam kulkas refrigerator atau dirak pajangan pasar swalayan yang menggunakan pendingin ruangan AC yang suhunya agak rendah lebih rendah dari 22 derajat Celcius . Pada kondisi ini kita sering menjumpai minyak goreng yang tampak memadat atau membeku. Minyak goreng dengan kondisi demikian bukan berarti telah mengalami kerusakan, namun hanya mengalami perubahan wujud dari cair menjadi beku, seperti halnya air menjadi es. Dengan menaikkan suhu pemanasan maka minyak tersebut akan mencair kembali. www.google.com . Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PERCOBAAAN

3.1 Analisa Iodine Value

3.1.1 Alat – alat - Gelas Erlenmeyer bertutup asah 250 ml - Neraca analitis - Gelas Beaker 100 ml - Hot plate - Spatula - Pipet tetes - Pipet volume 10 ml - Magnetik stirer - Kertas saring - Botol aquadest - Stopwatch - Buret digital - Labu takar 1 liter - Labu takar 100 ml Universitas Sumatera Utara 3.1.2 Bahan – bahan - Sampel RBDP Olein - Kristal Na 2 S 2 O 3 . 5H 2 O - Kristal K 2 Cr 2 O 7 - Kristal KI Kalium Iodida - Pelarut campuran sikloheksan dan asam asetat glasial 1:1 - Larutan Wij’s - Indikator Amilum 1 - Katalis Natrium asetat - Aquadest 3.1.3 Prosedur 3.1.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi reagent a. Pembuatan KI 10 - 10 gram kristal KI dilarutkan dengan aquadest sampai 100ml - Kemudian diaduk hingga homogen b.Pembuatan indikator Amilum 1 - 10 gram amilum dilarutkan dengan aquadest dingin - Kemudian diencerkan dengan aquadest panas hingga tepat 1000 ml, diaduk segera dan didinginkan. Universitas Sumatera Utara c. Pembuatan Larutan Wijs Iod monoklorida - 13 gram Iod dilarutkan kedalam 1000 ml asam asetat glasial - Kemudian dialirkan gas klor. d.Pembuatan larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N - 4,9035 gram kristal K 2 Cr 2 O 7 dilarutkan dengan aquadest sampai 1000 ml - Kemudian diaduk hingga homogen e. Pembuatan larutan standart Na 2 S 2 O 3 0,01 N - 24,8 gram kristal Na 2 S 2 O 3 . 5H 2 O dilarutkan dengan aquadest sampai 1000 ml - Kemudian diaduk hingga homogen f. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 0,1 N dengan Bikromat K 2 Cr 2 O 7 - 25 ml larutan Kalium dikromat dimasukkan kedalam erlenmeyer - Ditambahkan 5 ml HCl p, dan 10 ml larutan KI - Diaduk hingga homogen dan didiamkan selama 5 menit - Ditambahkan 100 ml aquadest. - Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 hingga warna kuning pucat - Ditambahkan 1 – 2 ml indikator amilum 1 - Dititrasi kembali dengan larutan Na 2 S 2 O 3 hingga warna biru tepat hilang - Dihitung Normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 yang terpakai ml K 2 Cr 2 O 7 x N K 2 Cr 2 O 7 N Na 2 S 2 O 3 = ml Na 2 S 2 O 3 Universitas Sumatera Utara 25 x 0,1 N Na 2 S 2 O 3 = ml Na 2 S 2 O 3 3.1.3.2 Prosedur analisa - ± 0,2gr sampel RBDP Olein dimasukkan kedalam erlenmeyer - Ditambahkan 20 ml pelarut campuran sikloheksan dan asam asetat glasial 1:1 - Kemudian 10 ml larutan Wijs dimasukkan kedalam erlenmeyer - Ditambahkan ± 0,5 ml katalis Natrium Asetat - Didiamkan selama ± 5 menit didalam ruangan gelap - Ditambahkan 10 ml larutan KI 10 - Ditambahkan 100 ml aquadest - Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N hingga larutan berwarna kuning pucat - Ditambahkan ± 1 ml larutan indikator amilum 1 hingga larutan berwarna biru tua - Dititrasi kembali dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi bening sebagai titik akhir titrasi - Dicatat volume larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N yang terpakai - Dilakukan percobaan yang sama untuk larutan blanko. - B – S x N. Na 2 S 2 O 3 x 12,69 Bilangan Iodin = Berat Sampel Universitas Sumatera Utara

3.2. Analisa Cloud point