hampir semua pasien dewasa secara potensial dapat menularkan virus melalui saliva, semua lesi di dalam mulut harus dirawat dengan hati-hati.
8
2.5.3 HIVAIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang artinya menurunkan system kekebalan tubuh. Penyebab penyakit ini adalah
virus HIV Human Immuno Deviciency Virus yaitu sejenis virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Cara penularan HIV sampai saat ini diketahui adalah melalui
hubungan seksual homoseksual maupun heteroseksual dan secara non seksual darah atau produk darah dan transplasentalperinatal. Yang perlu di perhatikan
bahwa seorang pengidap HIV dapat tampak sehat tetapi potensial sebagai sumber penularan seumur hidup.
22
Ketakutan terkena infeksi HIVAIDS melanda semua orang termasuk dokter gigi sebagai seorang tenaga kesehatan yang selalu berkontak dengan saliva dan darah.
Cara penularan dapat berupa infeksi silang dari pasien ke pasien melalui alat-alat tercemar. Di bidang kedokteran gigi, tindakan perawatan yang berisiko penularan
antara lain berupa pencabutan gigi, pembersihan karang gigi, pengasahan gigi terutama di daerah servikal, insisi, serta tindakan lain yang dapat menimbulkan luka.
7
Di bidang kedokteran gigi, masalah HIVAIDS cukup mendapat perhatian karena adanya manifestasi HIVAIDS di rongga mulut. Oral Candidiasis dan hairy
leukoplakia dapat merupakan awal manifestasi klinis dan dapat juga sebagai tanda perkembangan penyakit dan memperburuk prognosis. Ada laporan yang mengatakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bahwa selain terdapat pada darah, virus HIV yang menjadi penyebab AIDS juga ditemukan dalam saliva meskipun dalam kadar kecil.
8,23
2.5.4 Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk batang basil yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis.
Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk, butir-butir air ludah
berterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru- parunya kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru.
24
Penyakit tuberkulosis dapat diklasifikasikan menjadi tuberkulosis paru dan tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru paling sering dijumpai yaitu sekitar 80
dari semua penderita. Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru ini merupakan satu-satunya bentuk dari TB yang menular. Tuberkulosis ekstra paru
merupakan bentuk penyakit TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru-paru, seperti pleura, kelenjar limfa, persendian tulang belakang, saluran kencing, susunan
saraf pusat dan perut.
24
Penderita TB dapat menunjukkan gejala klinis di rongga mulut, walaupun sangat jarang dan pada umumnya merupakan manifestasi sekunder dari TB paru.
Manifestasi TB di rongga mulut dapat berbentuk ulserasi di dorsum lidah, gingiva, dasar mulut, mukosa bukal dan labial, palatum lunak, tersering ditemukan di lidah.
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan
tentang suatu keadaan secara objektif.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah dokter gigi praktek di kota Medan yaitu sebanyak 530 orang.
3.3 Besar Sampel
Penentuan besar sampel berdasarkan estimasi proporsi dengan presisi mutlak. Prakiraan proporsi berdasarkan hasil penelitian Terence Wibowo menunjukkan
proporsi dokter gigi yang melakukan upaya pencegahan penyakit menular sebesar 87. Besar sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
N Z
2 1-α2
P 1-P n =
N-1 d
2
+ Z
2 1-α2
P 1-P Berdasarkan perhitungan dengan derajat kepercayaan 95 dan presisi mutlak 5
diperoleh sampel minimal 132 responden. Pada penelitian ini ditentukan besar sampel 150 responden.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA