Menurut perkiraan, kira-kira 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat
dengannya. Flavonoida terdapat dalam semua tumbuhan hijau. Flavonoida terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung
sari, nektar, bunga, buah dan biji.
Semua varian flavonoida saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama, yang memasukkan prazat dari alur sikimat dan asetat malonat. Flavonoida pertama
dihasilkan segera setelah kedua alur tersebut bertemu. Flavonoida yang dianggap pertama kali terbentuk pada biosintesis adalah khalkkon dan semua bentuk lain
diturunkan darinya melalui berbagai alur Markham, 1988.
Dalam tubuh manusia, flavonoida berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat lain lain flavonoida adalah
melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai anti bioktik Muhammad, 2011. Dalam
dosis kecil flavon bekerja sebagai stimulan pada jantung, hesperidin mempengaruhi pembuluh darah kapiler, flavon terhidroksilasi bekerja sebagai
diuretik dan antioksidan pada lemak. Kegunaan flavonoida pada tumbuhan adalah untuk menarik serangga yang membantu proses penyerbukan, membantu menarik
perhatian binatang yang membantu penyebaran biji Sirait, 2007.
2.2.1 Struktur Dasar Senyawa Flavonoida
Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoida
dapat digambarkan sebagai berikut:
C C
C A
B
Gambar 2.2 Kerangka Dasar Flavonoida Sastrohamidjojo, 1996.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Klasifikasi Senyawa Flavonoida
Flavonoida biasanya terdapat sebagai flavonoida O-glikosida. Pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida atau lebih terikat pada satu gula atau lebih
dengan ikatan hemimasetal yang tak tahan asam. Pengaruh glikosilasi menyebabkan flavonoida menjadi kurang reaktif dan lebih mudah larut dalam air.
Glukosa merupakan gula yang paling umum terlibat walaupun galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa juga sering ditemukan.
Gula dapat juga terikat pada atom karbon flavonoida dan dalam hal ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-karbon
yang tahan asam. Glikosida yang demikian disebut C-glikosida. Jenis gula yang terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan gula pada O-glikosida.
Flavonoida sulfat adalah golongan flavonoida lain yang mudah larut dalam air. Senyawa ini mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat pada hidroksi
fenol atau gula. Secara teknis senyawa ini sebenarnya bisulfat karena terdapat sebagai garam yaitu flavon-O-SO
3
K. Banyak yang berupa glikosida bisulfat, bagian bisulfat terikat pada hidroksil fenol yang mana saja yang masih bebas atau
pada suatu gula.
Biflavonoida merupakan flavonoida dimer. Flavonoida yang biasanya terlibat adalah flavon dan flavanon yang secara biosintesis mempunyai pola oksigenasi
yang sederhana dan ikatan antar flavonoida berupa ikatan karbon-karbon atau ikatan eter. Monomer flavonoida yang digabungkan menjadi biflavonoida dapat
berjenis sama atau berbeda, dan letak ikatannya berbeda-beda. Banyak sifat fisika dan kimia biflavnoida menyerupai sifat monoflavonoida pembentuknya dan
akibatnya kadang-kadang biflavonoida sukar dikenali. Biflavonoida jarang ditemukan sebagai glikosida.
Sejumlah aglikon flavonoida mempunyai atom karbon asimetrik dengan demikian dapat menunjukkan keaktifan optik yaitu memutar cahaya terpolarisasi-
datar. Yang termasuk dalam golongan flavonoida ini adalah flavanon,
Universitas Sumatera Utara
dihidroflavonol, katekin, pterokarpan, rotenoid dan beberapa biflavonoida Markham, 1988.
Menurut Harbone 1996, dikenal sekitar sepuluh kelas flavonoida, dimana semua flavonoida menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon
dan memiliki sifat tertentu yaitu: Tabel 2.1 Sifat golongan flavonoida
Golongan flavonoida
Penyebaran Ciri khas
Antosianin
Proantosianidin
Flavonol
Flavon
Glikoflavon
Biflavonil Pigmen
bunga merah
marak,dan biru juga dalam daun dan jaringan lain.
terutama tanwarna, dalam daun tumbuhan berkayu.
Terutamako-pigmen tanwarna dalam bunga sianik dan
asianik tersebar luas dalam daun.
seperti flavonol
seperti flavonol
Tanwarna; hampir seluruhnya terbatas pada gimnospermae
Larut dalam air, λmaks 515-
545 nm, bergerak dengan BAA pada kertas.
menghasilkan antosianidin bila jaringan dipanaskan
dalam HCl 2M selama setengah jam.
setelah hidrolisis, berupa bercak kuning murup pada
kromatogram Forestal bila disinari sinar UV;
maksimal spektrum pada 330 – 350 nm.
setelah hidrolisis, berupa bercak coklat redup pada
kromatogram Forestal; maksimal spektrum pada 330-
350 nm. Mengandung gula yang
terikat melalui ikatan C-C; bergerak dengan pengembang
air, tidak seperti flavon biasa. Pada kromatogram BAA
beupa bercak redup dengan
Universitas Sumatera Utara
Khalkon dan auron
Flavanon
Isoflavon Pigmen
bunga kuning, kadang-kadang terdapat juga
dalam jaringan lain
Tanwarna; dalam daun dan buah terutama dalam Citrus
Tanwarna; sering kali dalam akar; hanya terdapat dalam
satu suku, Leguminosae R
F
tinggi . Dengan amonia berwarna
merah perubahan warna
dapat diamati in situ, maksimal spektrum 370-410
nm. Berwarna merah kuat dengan
MgHCl; kadang – kadang sangat pahit .
bergerak pada kertas dengan pengembang air; tak ada uji
warna yang khas.
Menurut Robinson 1995, flavonoida dapat dikelompokkan berdasarkan keragaman pada rantai C
3
yaitu: 1. Flavonol
Flavonol sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuarsetin dan miresetin yang berkhasiat
sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas
kebanyakan merupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga
penggunaan basa pada pengerjaannya masih dapat dilakukan.
O O
OH
2. Flavon Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat gugusan 3-
hidroksi. Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan kromatografi, serta reaksi warnanya. Flavon terdapat juga sebagai glikosidanya lebih sedikit daripada jenis
glikosida pada flavonol. Flavon yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan luteolin. Luteolin merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis
Universitas Sumatera Utara
yang paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat pada gula melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida. Flavon
dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoida.
O O
3. Isoflavon Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai
fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya
tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon misalnya daidzein memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi
amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia berubah menjadi coklat.
O O
4. Flavanon Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan
bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah jeruk, dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan
hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan jeruk.
O O
Universitas Sumatera Utara
5. Flavanonol Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika
dibandingkan dengan flavonoida lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena konsentrasinya rendah dan tidak berwarna.
O O
OH
6. Katekin Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu.
Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir dan daun teh kering yang mengandung kira-kira 30 senyawa ini. Katekin
berkhasiat sebagai antioksidan.
O HO
OH OH
OH OH
7. Leukoantosianidin Leukoantosianidin merupakan senyawa tanwarna, terutama terdapat pada
tumbuhan berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida, contohnya melaksidin, apiferol.
O OH
HO OH
8. Antosianidin Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas
dalam tumbuhan. pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warnamerah jambu, merah marak, ungu dan biru dalam
daun, bunga dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan struktur aromatik tunggal yaitu sianidin dan semuanya terbentuk dari
Universitas Sumatera Utara
pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi.
O
OH
9. Khalkon Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat tua dengan sinar Uv
bila dikromatografi kertas. Aglikon khalkon dapat dibedakan dari glikosidanya karena hanya pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada
kromatografi kertas dalam pengembang air.
O
10. Auron Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan
briofita. Dalam larutan basa senyawa ini berwarna ros dan tampak pada kromatografi kertas berupa bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning
kuat berubah menjadi merah jungga bila diberi uap amonia Robinson, 1995.
HC O
O
2.2.3 Sifat Kelarutan Senyawa Flavonoida