bergerak naik lebih jauh ke atas lempeng. Jarak tempuh ke atas lempeng merupakan cermin polaritas senyawa. Peningkatan polaritas pelarut akan
menurunkan interaksi senyawa dengan fase diam sehingga senyawa dalam fase gerak bergerak lebih jauh pada lempeng Bresnick, 2005.
Fase diam yang digunakan pada kromatografi lapis tipis merupakan penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel 10-
30 μm. Semakin kecil ukuran rata- rata partikel fase diam maka semakin baik kinerja kromatografi lapis tipis dalam
hal efesiensi dan resolusi Ganjar, 2007.
Nilai utama kromatografi lapis tipis pada penelitian flavonoida adalah sebagai cara analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit. Menurut Markham,
Kromatografi Lapis Tipis terutama berguna untuk tujuan berikut: 1. Mencari pelarut untuk kromatografi kolom
2. Analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom 3. Identifikasi flavonoida secara ko-kromatografi
4. Isolasi flavonoida murni skala kecil 5. Penyerap dan pengembang yang digunakan umumnya sama dengan penyerap
dan pengembang pada kromatografi kolom dan kromatografi kertas Markham, 1988.
Faktor reterdasi merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf adalah ukuran kecepatan migrasi suatu
komponen pada kromatogram. Rf didefenisikan sebagai perrbandingan jarak yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut atau fase gerak.
�� = jarak yang ditempuh komponen
jarak yang ditempuh pelarut Yazid, 2005
2.3.2.2 Kromatografi Kolom
Kolom kromatografi biasanya terbuat dari gelas. Panjang kolom disesuaikan dengan jumlah komponen yang akan dianalisis dan lebar kolom disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah senyawa yang akan akan dianalisis Bintang, 2011. Pada kromatografi kolom fase diam dan zat cair ditempatkan didalam tabung kaca
berbentuk silinder, pada bagian bawah tertutup dengan katup atau keran dan fase geraknya dibiarkan mengalir ke bawah malalui gaya berat.
Kromatografi kolom biasanya dibuat dengan menuangkan suspensi fasa diam dan pelarut yang sesuai kedalam kolom dan dibiarkan memadat. Selanjutnya
pelarut diturunkan sampai tepat pada bagian atas penyerap dan cuplikan yang akan dipisahkan diletakkan pada bagian atas penyerap kemudian fase gerak dimasukkan
dan dibiarkan mengalir melewati kolom dan komponen campuran turun berupa pita dengan laju yang berlainan kemudian hasil pemisahan dari kolom
dikumpulkan sebagai fraksi. Kromatografi kolom merupakan bentuk kromatografi cair Gritter, 1991.
2.3.2.3 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Metode kromatografi juga dapat dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif yaitu pemisahan yang terdiri atas sejumlah senyawa serupa dengan
kromatografi jenis yang sukar dan kadang-kadang lama dipisahkan. KLT preparatif adalah cara ideal untuk memisahkan cuplikan kecil 50 mg sampai 1 g.
Penyerap yang dipakai adalah silika gel dan dipakai untuk pemisahan campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa hidrofil. Ketebalan adsorben yang
sering dipakai 0,5 – 2 mm. Ukuran plat kromatografi biasanya 20x20 cm atau 20x40 cm.
Cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada plat kromatografi lapis tipis preparatif. Pelarut yang baik adalah pelarut organik seperti
n-heksan , etil asetat, dan diklorometan. Cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi dari pelat lapisan besar dan dikembangkan secara
tegak lurus pada garisan cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi bebaerapa pita. Pita penyerap tersebut diharapkan mengandung komponen
campuran murni kemudian dikerok dari pelat kaca dengan spatula dan ditampung
Universitas Sumatera Utara
dengan logam tipis atau kertas lilin. Penyerap diletakkan dalam corong kaca memakai kertas saring lalu dielusi beberapa kali dengan pelarut yang cocok
Gritter, 1991.
2.4. Teknik Spektroskopi