Sumantoro. 1998. Peranan Perusahaan Multinasional Dalam Pembangunan Negara yang Sedang Berkembang dan Implikasinya di Indonesia.
Bandung: Alumni. Sunny, Ismail dan Rochmat Rudiro. 1998. Tinjauan dan Pembahasan Undang-
Undang Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri . Jakarta: Pradjna
Paramita.
B. Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 Tentang Kritria dan Persayaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka
Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di
Bidang Penanaman Modal Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009
tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang
Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal
Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1987 tentang Daftar Skala Proritas Bidang- Bidang Usaha Penanaman Modal
Universitas Sumatera Utara
C. Internet
http:www.Bismar NastyWordpress.com. “Prinsip Keterbukaan, Pengelolaan
Perusahaan yang Baik dan Persyaratan Hukum di Pasar Modal”, Februari 10, 2008.
http:www.detikinet.com09062008indosat-dijual-ke-qatar , 8 Juni 2010.
http:www.detiksport.com13102008qatar-masih-ingin-kuasai-penuh-indosat , 7
Juni 2010.
D. Sumber lainnya
Siregar, Mahmul, “UUPM dan Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional dalam Kegiatan Penanaman Modal”. Jurnal Hukum Bisnis. Volume 26No.
4Tahun 2007. Rajagukguk, Erman, “Perpres DNI dan Dampaknya Terhadap Kepemilikan Asing
Atas Saham Emiten”. Jurnal Hukum dan Pasar Modal. Agustus-Desember 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KEBIJAKAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI DI INDONESIA
A. Dasar Hukum dan Perkembangan
1. Dasar Hukum Kebijakan Daftar Negatif Investasi DNI
Adapun dasar hukum dari kebijakan Daftar Negatif Investasi DNI di Indonesia, antara lain:
1. Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3502;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724;
Universitas Sumatera Utara
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756;
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718;
8. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan
Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal;
9. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu
di Bidang Penanaman Modal; 10.
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman
Modal; 11.
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan
Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
2. Perkembangan Daftar Negatif Investasi DNI
Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi atau penanaman modal di suatu negara, biasanya para investor akan memperhatikan beberapa hal guna
meminimalisasi resiko dalam berinvestasi. Salah satunya adalah melalui transparansi, yaitu kejelasan mengenai peraturan perundang-undangan, prosedur administrasi yang
berlaku serta kebijakan investasi di negara penerima modal host country. Tujuan transparansi atau keterbukaan adalah membuka ketertutupan
informasi, agar tidak menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Ketidakpastian dapat mengakibatkan investor sulit untuk mengambil keputusan untuk berinvestasi.
129
Sebagai wujud pelaksanaan prinsip keterbukaan transparansi yang tersebut dalam Pasal 3 ayat 1 huruf b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, pemerintah
telah mengeluarkan Daftar Negatif Investasi DNI yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal yang ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2010. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 menggantikan
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 yang telah dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak berlakunya
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 ini.
129
Bismar Nasution, “Prinsip Keterbukaan, Pengelolaan Perusahaan yang Baik dan Persyaratan Hukum di Pasar Modal”, Februari 10, 2008, dapat diakses di
http:www.Bismar NastyWordpress.com.
Universitas Sumatera Utara
Daftar Negatif Investasi DNI yang ada sekarang dahulu disebut Daftar Skala Prioritas DSP, Daftar Negatif Investasi DNI merupakan hasil perubahan Daftar
Skala Prioritas DSP yang dilakukan dalam rangka penyederhanaan. Daftar Skala Prioritas
Bidang-bidang Usaha Penanaman Modal, terdiri dari:
130
a. Daftar Skala Prioritas Bidang Usaha Penanaman Modal Asing;
b. Daftar Skala Prioritas Bidang Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri;
c. Daftar Bidang Usaha di luar Undang-undang Penanaman Modal Asing dan
Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri; d.
Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup. Pada tahun 1998, Daftar Negatif Investasi DNI diatur dalam Keppres Nomor
96 Tahun 1998 dan Keppres Nomor 99 Tahun 1998, kemudian kedua peraturan tersebut diubah dengan Keppres Nomor 96 Tahun 2000, Keppres Nomor 96 Tahun
2000 kemudian diubah lagi dengan Keppres Nomor 118 Tahun 2000. Dan pada tahun 2007 Daftar Negatif Investasi DNI diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 77
Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanamaan Modal Perpres No. 77 Tahun
2007 dan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan
Perpres No. 111 Tahun 2007. Dan pada saat ini Daftar Negatif Investasi DNI diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010.
130
Pasal 1 ayat 1, Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1987 tentang Daftar Skala Proritas Bidang-Bidang Usaha Penanaman Modal.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan pengaturan Daftar Negatif Investasi DNI, pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan pengaturan mengenai kriteria dan persyaratan bidang
usaha yakni Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal Perpres Nomor 76 Tahun 2007.
B. Tujuan Daftar Negatif Investasi di Indonesia
Adapun tujuan dari ketentuan Daftar Negatif Investasi, dapat dilihat dalam Pasal 3 Perpres Nomor 76 Tahun 2007:
1. meletakkan landasan hukum yang pasti bagi penyusunan peraturan yang terkait
dengan penanaman modal; 2.
menjamin transparansi dalam proses penyusunan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan;
3. memberikan pedoman dalam menyusun dan menetapkan bidang usaha tertutup
dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan; 4.
memberikan pedoman dalam melakukan pengkajian ulang atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyratan;
Universitas Sumatera Utara
5. memberikan pedoman apabila terjadi perbedaan penafsiran atas daftar bidang
usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan.
131
C. Bentuk-Bentuk Persyaratan dalam Daftar Negatif Investasi