Domestic Regulations, Daftar Negatif Investasi DNI dapat dikatakan telah
sesuai dengan apa yang diatur Article VI: 4 GATS.
B. Saran
Dalam hubungan dengan pembahasan skripsi tentang Tinjauan Yuridis Mengenai Kebijakan Daftar Negatif Investasi Dalam Kegiatan Penanaman Modal di
Indonesia, dengan ini disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Di dalam penciptaan iklim penanaman modal yang berdaya saing hendaknya
pemerintah Indonesia juga tetap memperhatikan kepentingan nasional melalui kebijakan-kebijakan penanaman modal yang diterbitkannya;
2. Selain itu pemerintah juga hendaknya harus secara cermat dan jelas menjelaskan
makna dari aturan hukum yang ada agar tidak terjadi perbedaan penafsiran, sehingga dengan demikian kepastian hukum dapat terlaksana sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II POKOK-POKOK PENGATURAN PENANAMAN MODAL ASING SECARA
LANGSUNG FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA
A. Pengertian, Bentuk-bentuk dan Manfaat Penanaman Modal Asing Secara
Langsung Foreign Direct Investment di Indonesia
1. Pengertian penanaman modal asing secara langsung foreign direct
investment
Dikalangan masyarakat, kata investasi memiliki pengertian yang lebih luas karena dapat mencakup baik investasi langsung direct investment maupun investasi
tidak langsung portfolio investment, sedangkan kata penanaman modal lebih mempunyai konotasi kepada investasi langsung. Penanaman modal baik langsung
atau tidak langsung memiliki unsur-unsur, adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya.
23
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sebenarnya sudah membedakan secara tegas antara investasi langsung direct
investment dan investasi tidak langsung portfolio investment. Hal ini dapat dilihat
dalam penjelasan Pasal 2 undang-undang tersebut, dimana dikatakan: “yang dimaksud dengan penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik
Indonesia adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau portofolio.”
23
Ida Bagus Rahmdi Supancana, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia
, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2006, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
Investasi secara langsung selalu dikaitkan adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan pengelolaan modal.
24
Dalam penanaman modal secara langsung, pihak investor langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha
dan bertanggung jawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian.
25
Penanaman modal asing secara langsung menurut Organization For Economic Cooperation
OEEC memberikan rumusan bahwa direct investment is meant acquisition of sufficient interest in an under taking to ensure its control by
the investor
suatu bentuk penanaman modal asing dimana penanam modal diberi keleluasaan penguasaan dan penyelenggaraan pimpinan dalam perusahaan dimana
modalnya ditanam, dalam arti bahwa penanam modal mempunyai penguasaan atas modalnya.
26
Penanaman modal asing secara langsung juga memberikan pengertian bahwa bagi pemodal asing yang ingin menanamkan modalnya secara langsung, maka secara
fisik pemodal asing hadir dalam menjalankan usahanya. Dengan hadirnya atau tepatnya dengan didirikannya badan usaha yang berstatus sebagai penanaman modal
asing , maka badan usaha tersebut harus tunduk pada ketentuan hukum di Indonesia.
24
Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal: Tinjauan terhadap Pemberlakuan UU No.
25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Jakarta: PT. Raharja Grafindo Persada, 2007, hal. 12.
25
N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Dalam Menghadapi Era Global
, Malang: Bayumedia Publishing, 2003, hal. 11.
26
Hulaman Panjaitan dan Anner Sianipar, Hukum Penanaman Modal Asing, Jakarta: CV. Indhill Co, 2008, hal. 41.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian yang agak luas dari foriegn direct investment terdapat pada Encyclopedia of Public International Law
yang merumuskan foreign direct investment
sebagai berikut: “ A transfer of funds or materials from one country called capital exporting
country to another country called host country in return for a direct participation in the earnings of that enterprise
.”
27
Menurut Munir Fuady, penanaman modal asing secara langsung dilihat dalam arti sempit. Yang dimaksudkan adalah model penanaman asing yang dilakukan
dengan mana pihak asing atau perusahaan asing membeli langsung tanpa lewat pasar modal saham perusahaan nasional atau mendirikan perusahaan baru, baik lewat
Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM atau lewat departemen lain.
28
2. Bentuk-bentuk penanaman modal asing secara langsung
Dalam Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah ditentukan secara jelas tentang bentuk hukum perusahaan
penanaman modal asing. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas. Secara lengkap, bunyi Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman modal:
27
Sentosa Sembiring, op. cit., hal. 3.
28
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2008, hal. 67.
Universitas Sumatera Utara
“penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia, kecuali
ditentukan lain oleh undang-undang.”
29
Unsur yang melekat dalam ketentuan ini meliputi:
30
1. bentuk hukum dari perusahaan penanaman modal asing adalah perseroan terbatas
PT; 2.
didasarkan pada hukum Indonesia; 3.
berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia. Penanaman modal asing di Indonesia dapat dilakukan oleh pihak
asingperorangan atau badan hukum ke dalam suatu perusahaan yang seratus persen diusahakan oleh pihak asing atau dengan menggabungkan modal asing itu dengan
modal nasional. Menurut Ismail Suny ada 3 tiga macam kerjasama antara modal asing
dengan modal nasional berdasarkan undang-undang penanaman modal asing No. 1 Tahun 1967 yaitu joint venture, joint enterprise dan kontrak karya.
31
Dalam hal joint venture
para pihak tidak membentuk badan hukum yang baru, akan tetapi kerjasama semata-mata bersifat kontraktuil, sedangkan dalam joint enterprise terjadi
penggabungan modal asing dengan modal nasional ke dalam satu badan hukum Indonesia dan dalam kontrak kerja pihak asing membentuk suatu badan hukum
29
Salim H. S. dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 174.
30
Ibid .
31
Ismail Suny dan Rochmat Rudiro, Tinjauan dan Pembahasan Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri
, Jakarta: Pradjna Paramita, 1998, hal. 108.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dan badan hukum Indonesia ini bekerjasama dengan badan hukum nasional Indonesia yang lain.
i. Joint Venture
Joint venture merupakan kerjasama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional semata-mata berdasarkan suatu perjanjian belaka
contractual. Misalnya bentuk kerjasama antara Van Sickle Associates Inc.,suatu badan hukum yang berkedudukan di Delaware, AmerikaSerikat dengan PT
Kalimantan Plywood Factory suatu badan hukum Indonesia untuk bersama-sama
mengolah kayu di Kalimantan Selatan. Kerjasama ini juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak membentuk suatu badan hukum Indonesia
seperti yang dipersyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA.
32
Dalam masalah joint venture ada kendala dalam memperoleh know-how yang disebabkan karena pengusaha Indonesia sendiri terlalu status oriented yang tidak
terlalu mengerjakan atau memikirkan apa-apa kecuali membubuhi tanda tangannya daripada menjadi managing director dan yang kedua adalah pihak asing tidak rela
melepaskan segala rahasia perusahaannya, juga tidak pada partnernya sehingga managing director
nya selalu ada ditangan pihak asing.
33
32
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004, hal. 61.
33
Sunarjati Hartono, Masalah-Masalah Dalam Joint Venture antara Modal Asing dan Modal Indonesia
, Bandung: Alumni, 1974, hal. 14-15.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai macam corak atau variasi dari joint venture yang ditemukan dalam praktik aplikasi penanaman modal asing dikemukakan sebagai berikut:
34
a. Technical Assistance service Contract : suatu bentuk kerjasama yang dilakukan
antara pihak modal asing dengan modal nasional sepanjang yang bersangkut paut dengan skill atau cara kerja method misalnya; suatu perusahaan modal nasional
yang ingin memajukan atau meningkatkan produksinya. Membutuhkan suatu peralatan baru disertai cara kerja atau metode kerja. Dalam hal demikian, maka
dibutuhkan diperlukan technical assistance dari perusahaan modal asing di luar negeri dengan cara pembayaran sejumlah uang tertentu yang dapat diambilkan
dari penjualan produksi perusahaan yang bersangkutan. b.
Franchise and brand-use Agreement : suatu bentuk usaha kerjasama yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak
memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti: Coca- Cola, Pepsi-Cola, Van Houten, Mc’ Donalds, Kentucky Fried Chicken, dan
sebagainya. c.
Management Contract: suatu bentuk usaha kerjasama antara pihak modal asing dengan modal nasional menyangkut pengelolaan suatu perusahaan khusunya
dalam hal pengelolaan manajemen oleh pihak modal asing terhadap suatu perusahaan nasional. Misalnya yang lazim dipergunakan dalam pembuatan
maupun pengelolaan hotel yang bertaraf internasional oleh pihak Indonesia
34
Aminuddin Ilmar, op. cit., hal. 61-62.
Universitas Sumatera Utara
diserahkan kepada swasta luar negeri seperti; Hilton International Hotel, Mandarin International Hotel, dan sebagainya.
d. Build, Operation, and Transfer B.O.T : suatu bentuk kerjasama yang relatif baru
dikenal yang pada pokoknya merupakan suatu kerjasama antara para pihak, dimana suatu objek dibangun, dikelola, atau dioperasikan selama jangka waktu
tertentu diserahkan kepada pemilik asli.
ii. Joint Enterprise
Joint enterprise merupakan suatu kerjasama antara penanaman modal asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau
badan hukum baru sesuai dengan yang diisyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA. Joint Enterprise
merupakan suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang dinyatakan dalam valuta asing.
35
iii. Kontrak Karya
Pengertian kontrak karya contract of work sebagai suatu bentuk usaha kerjasama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila
penanam modal asing membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan
modal nasional. Bentuk kerjasama kontrak karya ini hanya terdapat dalam perjanjian kerja sama antara badan hukum milik negara BUMN seperti; Kontrak karya antara
35
Ibid ., hal. 62-63.
Universitas Sumatera Utara
PN. Pertamina dengan PT. Caltex International Petroleum yang berkedudukan di Amerika Serikat.
36
Disamping ketiga bentuk kerjasama di atas masih terdapat bentuk kerjasama yang lain seperti production sharing, management contract, penanaman modal asing
dengan disc-rupiah dan kredit untuk proyek barang modal.
37
3. Manfaat penanaman modal asing secara langsung
Keberadaan penanaman modal asing secara langsung foreign direct investment
tidak dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi negara penerima modal host country, begitu pula bagi investor maupun bagi negara asal
home country. Bagi negara penerima modal host country keberadaaan investasi yang
ditanamkan oleh investor, khususnya penanaman modal asing secara langsung foreign direct investment, ternyata telah memberikan dampak positif atau manfaat
di dalam pembangunan. Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing,
namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas multiplier effect. Manfaat yang
dimaksud, yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal, dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan
36
Ibid ., hal. 63-64.
37
Sunarjati Hartono, op. cit., hal. 14-15.
Universitas Sumatera Utara
baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi transfer of
technology maupun alih pengetahuan transfer of know how. Dilihat dari sudut
pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya pembangunan ekonomi di daerah dimana FDI
menjalankan aktifitasnya.
38
Arti pentingya kehadiran investor asing dikemukakan Gunarto Suhardi:
39
“investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi portofolio, karena langsung lebih permanen. Selain itu investasi langsung:
a. memberikan kesempatan kerja bagi penduduk;
b. mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;
c. memberikan residu baik berupa peralatan maupun alih teknologi;
d. apabila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat
dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara;
e. lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing;
f. memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor
berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan.”
38
Hendrik Budi Untung, op. cit., hal. 41-42.
39
Ibid ., hal. 42.
Universitas Sumatera Utara
John W. Head mengemukakan tujuh keuntungan investasi, khususnya investasi asing. Ketujuh investasi asing itu adalah:
40
1. menciptakan lowongan kerja bagi penduduk negara tuan rumah sehingga mereka
dapat meningkatkan penghasilan dan standar hidup mereka; 2.
menciptakan kesempatan penanaman modal bagi penduduk negara tuan rumah sehingga mereka dapat berbagi dari pendapatan perusahaan-perusahaan baru;
3. meningkatkan ekspor dari negara tuan rumah, mendapatkan penghasilan
tambahan dari luar yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan bagi kepentingan penduduknya;
4. menghasilkan pengalihan teknis dan pengetahuan yang dapat digunakan oleh
penduduk untuk mengembangkan perusahaan dan industri lain; 5.
memperluas potensi keswasembadaan negara tuan rumah dengan memproduksi barang setempat untuk menggantikan barang impor;
6. menghasilkan pendapatan pajak tambahan yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, demi kepentingan penduduk negara tuan rumah; 7.
membuat sumber daya negara tuan rumah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, agar lebih baik pemanfaatanya dari semula.
Bagi investorpenanam modal atau yang dalam hal ini Perusahaan Multinasional, manfaat dari kegiatan penanaman modal asing secara langsung
foreign direct investment yang mereka lakukan pada dasarnya sama dengan alasan mereka untuk melakukan investasi secara langsung tersebut.
40
Salim H. S. dan Budi Sutrisno, op. cit., hal. 86-87.
Universitas Sumatera Utara
Adapun alasan-alasan suatu Perusahaan Multinasional melakukan investasi secara langsung ke luar negeri, antara lain:
41
1. alasan kedekatan dengan sumber bahan baku;
2. untuk menghindari Daftar Negatif Investasi DNI di negara asal;
3. karena alasan upah buruh yang murah;
4. mencari pasar yang baru;
5. untuk mendapatkan royalti;
6. untuk mendapatkan insentif investasi di negara tujuan;
7. untuk menghindari penurunan nilai mata uang;
8. karena alasan status tertentu suatu negara dalam Perdagangan Internasional.
Sementara bagi negara asal home country manfaat dari kegiatan penanaman modal secara langsung foriegn direct investment pada dasarnya sama juga dengan
motif mereka untuk melakukan investasi secara langsung. Adapun motivasi dari negara maju untuk berinvestasi dapat dikemukakan
secara analogi dari hasil penelitian Edward K.Y. Chen sebagai berikut:
42
1. Lower cost and rent;
2. Lower labour cost;
3. Diversification of risk;
4. To make fuller use of the technical and production know-how developed or
adopted by investee;
41
Mahmul Siregar, Hukum Investasi Bahan Kuliah, Medan, 27 Januari 2009.
42
Hendrik Budi Untung, op. cit., hal. 30.
Universitas Sumatera Utara
5. To avoid or reduce the pressure of competition from other corporation in investee
countries; 6.
To make use outdated machinery used in the investee corporation 7.
Higher rates of profits; 8.
Avalability of higher levels of technology; 9.
Lower capability; 10.
Defending the existing market by directly investing there; 11.
To build up a vertically integrated structure; 12.
To circumvent tariffs and quotas imposed by develop countries; 13.
Establishing a subsidiary overseas is similar to investing in financial market overseas;
14. Availability of technical and skilled labour force;
15. Availibility of management manpowert;
16. To open up new markets by directly investing there;
17. Availability of raw materials and or intermediate products.
B. Asas dan Tujuan Penanaman Modal
Sejalan dengan tujuan, pembaharuan dan pembentukan Undang-Undang Penanaman Modal, di dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
tentang Penanaman Modal telah ditentukan bahwa penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
43
1. Kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam kegiatan penanaman modal.
2. Keterbukaan, yaitu asas yang terbuka atas hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.
3. Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4.
Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, yaitu asas perlakuan pelayanan non diskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari negara asing lainnya.
5. Kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara
bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. 6.
Efisiensi berkeadilan, yaitu asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha mewujudkan iklim
usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
43
Penjelasan Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
7. Berkelanjutan, yaitu asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya
proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun untuk
masa dating. 8.
Berwawasan lingkungan, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan
lingkungan hidup. 9.
Kemandirian, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada
masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. 10.
Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, yaitu asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah, dalam kesatuan
ekonomi nasional. Selain memuat asas-asas dalam penyelenggaraan penanaman modal, Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal juga memuat mengenai tujuan dari penyelenggaraan penanaman modal.
Tujuan penyelenggaran penanaman modal, antara lain untuk:
44
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
44
Undang-Undang Penanaman Modal , op. cit., Psl .3 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
e. Meningkatkan kapasitas dan kemapuan teknologi nasional;
f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan penyelenggaraan penanaman modal tersebut hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi,
antara lain dengan perbaikan koordinasi antara instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal,
biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha.
C. Bidang Usaha