Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

20 Indonesia yang telah mendapat pengakuan melalui peraturan perundang-undangan yang ada. Konsep natural rights mulai digunakan sejak tanggal 31 Januari 1950 ketika Undang-undang Republik Indonesia Serikat UUD RIS menggantikan UUD 1945. Hal ini dapat dilihat pada bagian V UUD RIS, khususnya dari Pasal 7 hingga Pasal 33, yang mengatur tentang hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia yang juga mencakup pengakuan terhadap hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial dan hak budaya. Dalam konteks HAM tentu dapat dinilai bahwa UUD RIS lebih progresif dibandingkan UUD 1945. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Indonesia mengganti UUD RIS dengan Undang-undang Dasar Sementara UUDS. Ada tiga perbedaan antara UUD RIS dengan UUDS. Pertama kebebasan bertukar agama atau berkeyakinan yang dijamin dalam Pasal 18 UUD RIS dihilangkan dalam Pasal yang sama pada UUDS 1950. Kedua, pada UUDS diatur mengenai hak berdemonstrasi dan mogok yang sebelumnya tidak diatur pada UUD RIS, ketiga dasar perekonomian sebagaimana dimuat di dalam Pasal 33 UUD 1945 diadopsi kedalam Pasal 38 UUDS. 2 Dekrit Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 yang mengembalikan berlakunya UUD 1945 kemudian menjadi lembar sejarah dalam perjalanan HAM Indonesia. Hal ini menjadi bukti kemunduran dalam HAM karena konsep natural rights kembali diubah ke hak warga negara. 2 L.G. Saraswati, et Al, 2006, HAK ASASI MANUSIA Teori Hukum Dan Kasus, Filsafat UI Press, Depok, h.58. 21 Pada masa rezim orde baru, isu HAM tidak pernah berkembang bahkan mengalami stagnasi. Bahkan sejumlah pelanggaran HAM hingga pelanggaran HAM berat juga terjadi di periode kepemimpinan ini. Angin segar perubahan mulai terlihat pada masa transisi di bawah kepemimpinan BJ Habibie. Rencana pemajuan HAM yang disusun sudah masuk pada ranah status hukum HAM. Sehingga perdebatan bukan lagi soal-soal konseptual berkenaan dengan teori HAM, tetapi sudah mengarah pada basis hukumnya, apakah ditetapkan melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat TAP MPR atau dimasukkan dalam Undang-undang Dasar Nergara Republik Indonesia Tahun 1945. 3 Pada tanggal 5 Agustus 1998 terbitlah TAP MPR Republik Indonesia Nomor XVIIMPR1998 tentang Hak Asasi Manusia. 4 Isi dari TAP MPR tersebut adalah menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah, untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh rakyat Indonesia, serta segera meratifikasi berbagai instrumen Perserikatan Bangsa- bangsa mengenai HAM. 5 Salah satu bukti pemajuan HAM era kepemimpinan B.J. Habibie adalah diterbitkannya Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. Amandemen ke II UUD 1945 dilakukan pada era pemerintahan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid kemudian menjadi tonggak sejarah penting. 3 Rhona K.M. Smith, Op.cit, h. 242. 4 http:www.komnasham.go.idsitesdefaultfilesdokumentap-mpr-xvii-1998-hak-asasi- manusia_0.pdf 5 Lihat Pasal 1 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVIIMPR1998 tentang Hak Asasi Manusia.