Ratifikasi Instrumen Hak Asasi Manusia Internasional di Bidang Hak

25 ketentuan yang menyatakan bahwa pelarangan atas propaganda perang serta tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras, atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan tindakan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan dinyatakan dalam Pasal 20. Pengakuan hak berkumpul yang damai terdapat dalam Pasal 21. Lebih lanjut, Pasal 22 mengatur tentang hak setiap orang untuk berserikat dan berkumpul. Pengakuan atas hak laki-laki dan perempuan usia kawin untuk melakukan pernikahan nya dan membentuk keluarga, prinsip bahwa perkawinan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan bebas dan sepenuhnya dari pada pihak diatur dalam Pasal 23. Pasal 24 mengatur tentang hak atas kewarganegaraan. Konsep hak politik yakni setiap warga negara ikut serta dalam penyelenggaran urusan publik, memilih dan dipilih, serta mempunyai akses yang sama untuk mengisi jabatan publik dinyatakan dalam Pasal 25. Pasal 26 memuat ketentuan tentang persamaan kedudukan semua orang di mata hukum. Dalam Pasal 27 dinyatakan bahwa melindungi golongan minoritas yang mungkin ada di negara pihak. Kebebasan mendasar yang diatur pada ICCPR antara lain bahwa setiap orang yang berada secara sah di wilayah suatu negara untuk berpindah tempat dan memilih tempat tinggalnya di wilayah itu. Dalam Pasal 12 dinyatakan bahwa untuk meninggalkan negara manapun termasuk negara sendiri, dan bahwa tidak seorang pun secara sewenang-wenang dapat dirampas hak nya untuk memasuki wilayah sendiri. Selanjutnya Pasal 13 dinyatakan bahwa pengaturan yang diberlakukan bagi pengusiran orang asing yang secara sah tinggal di negara pihak kovenan hanya dapat melalui hukum dan kecuali ada alasan-alasan yang kuat 26 mengenai keamanan nasional. Konsep persamaan di depan hukum dan praduga tak bersalah dimuat Dalam Pasal 14. Lebih lanjut, Pasal 16 memuat ketentuan hak setiap orang untuk diakui di hadapan hukum dimanapun ia berada. Konsep hak atas privasi dimuat dalam Pasal 17 yang menyatakan tidak boleh dicampurinya secara sewenag-wenang atau secara tidak sah masalah-masalah privasi, keluarga, rumah, atau surat menyurat seseorang. Kewajiban negara untuk menghormati hak-hak yang ada dalam ICCPR diatur dalam Pasal 2. Diratifikasinya ICCPR menjadi Undang-undang Nomor 12 tahun tahun 2005 tentunya memiliki makna yang mendalam dalam rangka pemajuan pnghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM khususnya di lingkup hak sipil dan politik. Diratifikasinya ICCPR tentu saja karena tidak melanggar pancasila sebagai Ideologi dan sumber utama dari seluruh hukum yang berlaku di Indonesia. 7 Makna terpenting lainnya bagi Indonesia yang telah meratifikasi ICCPR adalah mewujudkan perintah Undang-undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang mengamatkan bahwa pemajuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Komitmen bangsa Indonesia sebagai masyarakat internasional untuk memajukan dan melindungi HAM juga melatarbelakangi Indonesia meratifikasi ICCPR. 7 Lihat Konsideran Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik. 27

2.2. Penyebaran Jemaat Ahmadiyah di Indonesia

2.2.1. Sejarah Awal Masuknya Jemaat Ahmadiyah di Indonesia

Nama Ahmadiyah bukanlah nama yang tidak memiliki makna. Nama Ahmadiyah berasal dari bahasa Arab yakni yang terpuji karena kejujuran dan keluhuran moral yang bersangkutan. 8 Ahmadiyah adalah suatu sekte messiah dalam Islam. 9 Ahmadiyah merupakan gerakan keagamaan yang didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1989. 10 Ahmadiyah tidaklah berbeda dengan organisasi gerakan keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang menggunakan kitab suci yang sama dengan agama Islam pada umumnya dan masih menggunakan Kalimah Syahadat Laa ilaha Illallah, Muhammadur-rasulullah yang artinya tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul allah. 11 Secara umum dikenal bahwa Ahmadiyah terdiri dari dua kelompok yaitu Ahmadiyah Qadian dan Ahmadiyah Lahore. K eberadaan Ahmadiyah sudah ada sebelum Negara Indonesia merdeka. 12 Bahkan tidak sedikit kaum Ahmadi Indonesia yang ikut berjuang untuk meraih kemerdekaan. 13 Sejumlah pengikut Jemaat Ahmadiyah juga turut membantu perjuangan untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Tercatat R. Muhyiddin merupakan pengikut Jemaah Ahmadiyah yang dibunuh oleh Belanda pada tahun 1946. 14 Selain itu, dikenal pula Maulana Abdul Wahid dan Maulana Ahmad Nurudin 8 Tim SETARA Institute dan Hasibullah Sastrawi, op.cit, h. 13. 9 M. A. Suryawan,2005, Bukan Sekedar Hitam Putih: Kontroversi Pemahaman Ahmadiyah, cet.I, Azzahra Publishing,Tangerang, h. 6. 10 Tim SETARA Institute dan Hasibullah Sastrawi, op.cit, h. 12. 11 Ibid, h.12-13. 12 http:www.kompasiana.comafriadiocujemaat-ahmadiyah-krucil-banjarnegara-jawa- tengah_54f929f5a333112b058b476e , diunduh tanggal 28 Agustus 2015. 13 Tim SETARA Institute dan Hasibullah Sastrawi, 2011, Ahmadiyah Dan KeIndonesiaan Kita, Pustaka Masyarakat Setara, tanpa tempat terbit, h.12 14 Ibid.