18
konvensi ketatanegaraan, putusan pengadilan, keputusan tata usaha negara, hukum adat tertulis dan tidak tertulis.
33
Dalam penulisan ini bahan hukum primer yang digunakan yaitu Universal Declaration of Human Rights, International Covenant
on Civil and Poltical Rights, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang berguna untuk
memberikan peneliti semacam “petunjuk” ke arah mana peneliti melangkah.
34
Bahan hukum sekunder terdiri atas buku-buku hukum text book, jurnal-jurnal hukum, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat dalam media
massa, kamus dan ensiklopedi hukum beberapa penulis hukum menggolongkan kamus dan ensiklopedi hukum ke dalam bahan hukum tersier, dan internet
dengan menyebut nama situsnya.
35
Dalam penulisan ini menggunakan bahan hukum seperti putusan pengadilan, literatur-literatur, berita-berita yang relvan
untuk menjawab permasalahan yang ada pada skripsi ini.
1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Sebagai suatu penelitian hukum normatif, pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan teknik studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier dan atau bahan non-hukum. Penelusuran bahan-bahan hukum tersebut dapat dilakukan
33
Fakultas Hukum Universitas Udayana, loc.cit.
34
Peter Mahmud Marzuki, op.cit, h.196.
35
Fakultas Hukum Universitas Udayana, loc.cit.
19
dengan membaca, melihat, mendengarkan, maupun sekarang banyak dilakukan penelusuran bahan hukum tersebut dengan melalui media internet.
36
1.8.5. Teknik Analisis Bahan Hukum
setelah semua bahan hukum terkumpul dalam skripsi ini, selanjutnya bahan tersebut diseleksi dan dikelompokkan dengan bahan hukum lainnya yang
sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Setelah itu dianalisa dengan teknik analisis deskripsi. Teknik analisis deskripsi berarti uraian apa adanya
terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi. Tujuan digunakannya analisis deskripsi adalah untuk memberikan uraian yang utuh atas permasalahan
yang ada pada skripsi ini sehingga mendapatkan kebenaran formil.
36
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, op.cit, h.160.
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KOVENAN INTERNASIONAL
TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK DAN PERKEMBANGAN
JEMAAT AHMADIYAH DI INDONESIA
Bab ini menjelaskan bagaimana perkembangan HAM bidang hak sipil dan politik yang ada di Indonesia seperti sejarah HAM di indonesia dan latar
belakang diratifikasinya ICCPR oleh Indonesia. Setelah pembahasan tersebut, dilanjutkan dengan perkembangan Jemaat Ahmadiyah yang ada di Indonesia dan
latar belakan terjadinya diskriminasi terhadap Jemaat Ahmadiyah.
2.1. Perkembangan Hak Asasi Manusia bidang Sipil dan Politik di
Indonesia 2.1.1.
Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia HAM bukanlah sesuatu yang baru bagi Indonesia. Sejarah HAM dapat dilihat dari perkembangan dalam konstitusi dan peraturan
perundang-undangan nasional. Konstitusi Indonesia yang pertama yakni Undang-undang Dasar 1945
selanjutnya disingkat dengan UUD 1945 belum mengenal Hak Asasi Manusia selanjutnya disingkat menjadi HAM. UUD 1945 hanya menyebutkan tentang
hak warga negara sebagaimana terdapat di dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal 31. Penggunaan konsep hak warga negara tersebut secara implisit tidak mengakui
paham natural right yang memandang bahwa hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki sebagai manusia karena ia lahir sebagai manusia.
1
Hak warga negara yang dinyatakan dalam UUD 1945 hanya mencakup warga negara
1
Lihat Rhona K.M. Smith et AL, 2008, Hukum Hak Asasi Manusia, cet.I, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, h. 240.
19