Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 disingkat ICCPR. Secara resmi Indonesia menjadi negara pihak ICCPR sejak tanggal 23 Februari 2006, dan mulai berlaku penuh di Indonesia pada tanggal 23 Mei 2006 atau tiga bulan setelah kovenan tersebut diadopsi di Indonesia. 9 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi ICCPR memuat pasal yang melindungi kebebasan berpikir, beragama, dan berkeyakinan. Pasal 18 1 ICCPR menyatakan bahwa setiap orang memiliki kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama. Selanjutya, ayat 2 dari pasal tersebut menyatakan bahwa tidak seorang pun boleh dipaksa untuk menganut kepercayaan dan keyakinan tertentu. Berbeda dengan keadaan Jemaat Ahmadiyah yang berada di Benoa Eropa. Salah satunya di Jerman, Ahmadiyah merupakan komunitas kecil sekitar 30.000 tiga puluh ribu pengikut di antara empat juta muslim. 10 Jemaat Ahmadiyah di Jerman juga mengelola 35 masjid lain yang dilengkapi dengan menara dan kubah secara nasional. 11 Jemaat Ahmadiyah juga melakukan upaya-upaya untuk menyampaikan toleransi dan perdamaian di seluruh dunia dalam acara symposium perdamaian di Chinmay Mission, Lodhi Road, New Delhi. 12 Hal tersebut telah membuktikan bahwa Jemaat Ahmadiyah yang berada di Eropa, hak nya lebih diakui daripada di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk menyusun sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Penyelesaian Kasus 9 Chrisbiantoro, Tanpa Tahun Terbit, Kewajiban Negara dalam Penanganan Kasus-kasus Pelanggaran dan Pelanggaran HAM Yang Berat di Indonesia, KontraS, Jakarta, h.5. 10 http:www.islam-damai.com201212perkembangan-ahmadiyah-di-jerman.html diakses tanggal 27 Maret 2016. 11 Ibid 12 http:www.islam-damai.com201304upaya-ahmadiyah-menciptakan-perdamaian.html diakses tanggal 27 Maret 2016 5 Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah di Wilayah Cikeusik Indonesia Dalam Perspektif Kovenan Internasional Hak Sipil dan Hak Politik” .

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak kebebasan beragama dan berkeyakinan untuk Jemaat Ahmadiyah Indonesia JAI? 2. Bagaimana penyelesaian kasus kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah di wilayah Cikeusik Indonesia berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional khususnya Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Untuk menghindari agar pembahasan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka perlu adanya pembatasan dalam penulisan penelitian ini. Penelitian ini membahas tentang pengaturan hak asasi manusia terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia, kedudukan hukum dan perlindungan hak asasi manusia di Republik Indonesia dan peraturan- peraturan yang menghambat perlindungan terhadap Jemaat Ahmadiyah di Indonesia.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Skripsi dengan judul “Penyelesaian Kasus Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah di Wilayah Cikeusik Indonesia Dalam Perspektif Kovenan 6 Internasional Hak Sipil Dan Hak Politik” mengangkat permasalahan tentang bagaimana penyelesaian kasus kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah Cikeusik di Indonesia sesuai dengan tinjauan yuridis terhadap ICCPR. Penelitian ini merupakan karya asli penulis yang tidak terdapat pada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Adapun pembeda skripsi ini dengan penelitian-penelitian yang lainnya yakni: No Judul Nama Penulis Tahun 1 Perlindungan Hukum Terhadap Kaum Minoritas Muslim Atas Perlakuan Diskriminasi Di Uni Eropa Miga Sari Ganda Kusuma 2013 2 Penyelesaiaan Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Wanita Di Wilayah Shan Myanmar Dari Prespektif Konvensi Internasional Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Against Women Putu Sukmartini 2014 7

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu tujuan penulisan usulan penelitian secara umum dan tujuan penulisan usulan penelitian secara khusus: 1.5.1. Tujuan Umum Tujuan umum penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan pemikiran secara ilmiah mengenai Penyelesaian Kasus Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah di Wilayah Cikeusik Indonesia Dalam Perspektif Kovenan Internasional Hak Sipil dan Hak Politik khususnya pada isu kebebasan beragama dan berkeyakinan. 1.5.2. Tujuan Khusus 1. Untuk menganalisis konsep dan perlindungan hukum dalam kebebasan beragama dan berkeyakinan terhadap Jemaat Ahmadiyah di Indonesia. 2. Untuk menganalisis penyelesaian kasus kekerasan terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia berdasarkan ICCPR. 8

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penulisan karya ilmiah berupa skripsi, tentu saja ada manfaat yang ingin dicapai. Manfaat penulisan meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 13 Penjabarannya adalah sebagai berikut: 1.6.1. Manfaat Teoritis 1. Mengembangkan dan meningkatkan ilmu hukum secara umum dan hukum internasional di bidang hak asasi manusia secara khususnya. 2. Memberikan pemahaman terutama mengenai hukum dan penegakan hak asasi manusia, serta mengetahui permasalahan hak asasi manusia di Indonesia. 3. Memahami lebih dalam tentang hukum yang diberlakukan Indonesia terkait insiden Jemaat Ahmadiyah di wilayah Cikeusik, Indonesia serta bentuk-bentuk perlindungan hak asasi manusia yang diterapkan oleh Indonesia. 1.6.2. Manfaat Praktis 1. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan. 2. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk memberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan, dan pencabutan peraturan perundang-undangan yang 13 Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Buku Pedoman FH UNUD, Fakultas Hukum UNUD, Denpasar, h.75.