Teknik pengumpulan data Teknik pengolahan dan analisis data

28 7 Keputusan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penunjukan Tenaga Kontrak Staf Operasional Pemadam Kebakaran Tahun Anggran 2015 b. Bahan hukum sekunder yaitu sebagai bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikirian para ahli. Bahan hukum sekunder ini berupa jurnal-jurnal hukum, buku-buku hukum, dan hasil karya ilmiah para sarjana yang berkaitan dengan penelitian ini. c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum tersier dalam penelitian ini bersumber dari Kamus besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

1.8.5 Teknik pengumpulan data

Wawancara merupakan salah satu teknik yang sering dan lazim digunakan dalam penelitian hukum empiris. Dalam kegiatan ilmiah wawancara dilakukan bukan sekedar bertanya pada seseorang, melainkan pertanyaan-pertayaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawabn relevan dengan masalah penelitian kepada responden maupun informan. Agar hasil wawancara nantinya memiliki nilai validitas dan reabilitas, dalam berwanwancara peneliti menggunakan alat berupa pedoman wawancara atau interview guide 29 . Wawancara dilakukan pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data

29 Fakultas Hukum Uiversitas Udayana, op.cit, h. 82. 29 Untuk mendapatkan hasil atau jawaban atas permasalahan yang diteliti, maka keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisa dari aspek praktek dan teorinya. Analisa data yang telah dilakukan adalah analisa kualitatif, dalam arti keseluruhan data yang terkumpul diklasifikasikan sedemikian rupa kemudian diambil yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas. Setelah data tersebut semua diolah, selanjutnya pembahasan disajikan secara analisis deskriptif yaitu memaparkan secara lengkap dan mendetail aspek- aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah, diberikan uraian-uraian dan memperoleh suatu kesimpulan yang ilmiah. 30

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN

HUKUM DAN TENAGA KONTRAK 2.1 Perjanjian Kerja 2.1.1 Pengertian Perjanjian Kerja Secara yuridis, pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata, yang berbunyi: “Perjanjian adalah suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya”. Selanjutnya perjanjian yang dalam bahasa belanda disebut arbeldsoverenkoms, mempunyai beberapa pengertian, Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 14 memberikan pengertian yakni: “Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerjaburuh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat- syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak”. Wirdjono Prodjodikoro sesuai Pasal 1601 huruf a menyebut tentang perjanjian perburuhan 30 . Sedangkan Soebekti ada menyebut tentang Perjanjian Perburuhan yang sejati 31 . Pengertian perjanjian kerja yang umum, dapat dilihat dalam Pasal 1601 huruf a KUH Perdata memberikan pengertian sebagai berikut: “Perjanjian kerja adalah 30 Wirjono Prodjodikno, 1981, Hukum Perdata Tetang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Cet. VII, Sumur-Bandung. h. 67. 31 Soebekti, 1960, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cet. V, Penerbit CV. Pembimbing Masa, Jakarta. h. 131.

Dokumen yang terkait

Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penanggulangan Pekerja Anak dikaitkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Juncto Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

0 21 82

Implementasi Perlindungan Tenaga Kerja Penyedia Jasa (Outsourcing) ditinjau dari Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3 16 136

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBANTU RUMAH TANGGA DI BAWAH UMUR DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

1 5 92

KETENTUAN SANKSI PIDANA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 0 6

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Sepihak Di Kabupaten Purwakarta Ditinjau Dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

0 0 1

PERLINDUNGAN UPAH PELATIH SEPAK BOLA PERSITA TANGERANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 0 1

PELAKSANAAN MOGOK KERJA OLEH PEKERJA KONTRAK PADA PT DONGAN KREASI INDONESIA DALAM MASA KONTRAK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 3 2

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA FACTORY OUTLET DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA.

0 1 1

undang undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

0 0 77

PENERAPAN UPAH MINIMUM REGIONAL KARYAWAN DI PERUSAHAAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

0 0 14