Status Kerja Ibu DASAR TEORI
18
perubahan sikap, tidak menaruh hormat, dan tidak terduga dalam bersikap di dalam kehidupannya Lein dan O’Donnell, 1989. Oleh karena itu, ibu
bekerja pun akan lebih cenderung bersikap tegas dan ketat keras dalam melakukan pengontrolan pada anaknya Lein dan O’Donnell.
Pengontrolan yang dilakukan oleh ibu bekerja pada anak lebih cenderung mengarah pada sikap yang keras dan adanya perlakuan kejam
menampar, mencaci maki, dan memperlakukan salah. Oleh karena itu, perlakuan kejam menampar, mencaci maki, dan memperlakukan salah
yang didapatkan oleh anak dari orangtuanya akan membuat anak cenderung menjadi sangat agresif, yang pada gilirannya menjadi orang
dewasa yang agresif pula Horton dan Hunt, 1984, dalam Suyanto, 2010. Hoffman dalam Hoffman Nye, 1984; dalam Frn, 2007
menyatakan bahwa ibu-ibu yang tidak bekerja lebih tidak memperlihatkan kemarahan dalam situasi pendisiplinan anak dan menggunakan teknik
pendisiplinan yang baik. Disamping itu, anak dari ibu-ibu yang tidak bekerja pun lebih memiliki atau menampilkan tingkah laku asertif dan
efektif dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Telegraph 2010, dalam childrenclinic.wordpress.com, Rabu; 19032012 menyatakan
bahwa anak akan mendapatkan perhatian yang cukup dari ibu serta adanya pengontrolan yang teratur pada anak dalam hal menonton televisi, waktu
bermain, waktu belajar, dan waktu makan. Rieny Hassan Kompas.com, Selasa: 1022011 pun menyatakan bahwa ibu yang berstatus tidak
bekerja itu akan mempunyai peluang yang besar bagi proses tumbuh
19
kembang anak dikarenakan ibu bisa lebih optimal dalam merawat, mengasuh, dan mendidik anaknya.
Bush dan Denny 1992, dalam Deejay, 2011 mengklasifikasikan
agresivitas dalam empat bentuk, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi kemarahan, dan agresi permusuhan. Dalam agresi fisik ini lebih mengarah
pada bentuk perilaku agresif yang dilakukan dengan menyerang secara fisik untuk tujuan melukai atau membahayakan seseorang, Agresi verbal
ialah suatu bentuk agresivitas dengan kata-kata, misalnya umpatan, sindiran, fitnah, dan sarkasme. Agresi kemarahan merupakan bentuk
indirect aggression atau agresi tidak langsung yang berupa perasaan benci kepada orang lain, sedangkan agresi permusuhan adalah komponen
kognitif dalam agresivitas yang terdiri atas perasaan ingin menyakiti dan ketidakadilan.
Berdasarkan pengertian bentuk-bentuk agresivitas yang telah dipaparkan di atas, maka agresivitas anak dapat terlihat sesuai dengan
tingkah laku yang dilakukan oleh anak. Maka daripada itu, dapat dikatakan bahwa anak yang memiliki ibu bekerja akan melakukan suatu agresivitas
yang lebih besar daripada anak yang memiliki ibu tidak bekerja.
20