Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

10 mencapai tujuan. Artinya, frustrasi bisa mengarahkan individu kepada bertindak agresi karena frustrasi itu bagi individu merupakan situasi yang tidak menyenangkan dan dia ingin mengatasi atau menghindarinya dengan berbagai cara, termasuk cara agresif. b Stres Engle 1953, dalam Koeswara, 1988 mengajukan bahwa stres itu meliputi sumber-sumber stimulasi internal dan eksternal: “Stres menunjuk kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi internal maupun lingkungan eksternal yang menuntut penyesuaian atas organisme. Oleh karena itu, stres dapat dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan situasi yang sedang terjadi, yakni stres eksternal dan stres internal. i. Stres eksternal Stress eksternal adalah suatu tingkah laku yang mengarah pada kekerasan atau agresi, perubahan-perubahan sosial dan memburuknya kondisi perekonomian memberikan andil terhadap peningkatan tingkah laku tersebut. ii. Stres internal Stres internal adalah suatu tingkah laku tak terkendali yang di dalamnya terdapat agresi, dimana stres internal itu muncul dikarenakan banyaknya stres eksternal yang datang dan masuk terhadap pribadi. 11 c Deindividuasi Dunn dan Rogers 1979, dalam Koeswara, 1988, Diener 1980, dalam Koeswara, 1988, Mann, Newton dan Innes 1982, dalam Koeswara, 1988 mengungkapkan bahwa deindividuasi memiliki efek memperbesar keleluasaan individu untuk melakukan agresi dikarenakan deindividuasi menyingkirkan atau mengurangi peranan beberapa aspek yang terdapat pada individu, yakni identitas diri atau personalitas individu pelaku maupun identitas diri korban agresi, dan keterlibatan emosional individu pelaku agresi terhadap korbannya. d Kekuasaan dan kepatuhan Peranan kekuasaan sebagai pengarah kemunculan agresi tidak dapat dipisahkan dari salah satu aspek penunjang kekuasaan itu, yakni pengabdian atau kepatuhan compliance. Lord Acton mengatakan bahwa kekuasaan itu cenderung disalahgunakan dan penyalahgunaan kekuasaan itulah yang mengubah kekuasaan menjadi kekuatan yang memaksa coercive, memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap kemunculan agresi seperti ditunjukkan oleh tindakan-tindakan Nero, Hitler, Mussolini, Stalin, dan sejumlah besar manipulator kekuasaan lainnya.