BAB 5 PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan pembahasan tentang korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Pengumpulan data dimulai dari bulan
Mei 2013 sampai Juni 2013 di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
5.1. Korelasi Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji korelasi Spearman diketahui nilai r=0.615 p0,05 berarti bahwa ada korelasi antara perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien rawat inap.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien maka
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan akan semakin baik juga. Perilaku caring perawat sangat penting dalam memenuhi kepuasan pasien,
menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit. Hal ini merupakan sentral praktik keperawatan, juga merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap pasien. Perawat adalah orang yang menjadi salah satu kunci dalam
memenuhi kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku caring perawat dapat memberikan pengaruh dalam pelayanan yang berkualitas kepada pasien
Prompahakul, et al., 2011. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wolf, et al 1998 didapatkan
data bahwa rata-rata kepuasan pasien 94,86 SD = 12,91, dengan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
rentang skor 25 - 125. Penelitian ini menggunakan instrumen patient satisfaction instrument PSI dan didapatkan korelasi yang positif antara perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian adalah pasien rawat inap n=335.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wolf, et al 2003 yang mendapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien
105,67 SD=2,26, dengan ketentuan rentang skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction instrument PSI. Pada
penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien
rawat inap n=73. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien rawat inap, yang didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Palese, et al 2011 didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan
pasien 3,3 SD=0.58, dengan ketentuan rentang skor 1 – 4. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction scale PSS. Pada
penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien di enam negara di Eropa Czech Republic r=0.27, Cyprus r=0.76,
Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy r=0.45 p0.01 . Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap
n=1565. Hasil yang diperoleh pada penelitian perilaku caring perawat dan kepuasan
pasien rawat inap ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Rafii, et al 2007 yang mana didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien 84,76 SD=15,65, dengan ketentuan rentang skor 25 - 125. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction instrument PSI. Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan
kepuasan pasien r=0.72, p0.001. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap n=250.
Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang diberikan setelah membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan
harapannya. Perawat merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, dan merupakan orang yang paling lama berinteraksi dengan pasien,
sehingga dalam menjalankan praktik keperawatan perlu lebih memperhatikan perilaku caring perawat sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang berkualitas yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan kepada pasien. Perilaku Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah
sebuah perilaku yang didasari oleh beberapa aspek diantaranya : pengetahuan, kepedulian, keterampilan, ketulusan hati, tanggung jawab, kepercayaan,
mendengarkan, jujur, tepat waktu, spiritual Watson, 1979. 5.2. Perilaku Caring Perawat
Setelah dilakukan penelitian mengenai perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap diperoleh hasil bahwa mayoritas perilaku caring perawat baik
dan minoritas perilaku caring perawat buruk Tabel 4.8. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wolf, et al 1998 tentang Relationship Between
Universitas Sumatera Utara
Nurse Caring and Patient Satisfaction di Philadelphia didapatkan data bahwa rata-rata perilaku caring perawat 203.92 SD = 34,35 berada pada kategori baik,
dengan ketentuan rentang skor 42 - 252. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat
inap ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Palese, et al 2011 tentang Surgical Patient Satisfaction as an Outcome of Nurses Caring
Behaviour di 6 negara bagian Eropa yang mendapatkan data bahwa rata-rata perilaku caring perawat 4.9 SD=0.8 berada pada kategori baik, dengan
ketentuan rentang skor 1 – 6. Juga diperkuat dengan hasil penelitian oleh Becker, et al 2008 tentang Nursing Student Caring Behaviours During Blood Pressure
Measurement di Minnesota, mendapatkan data bahwa rata-rata perilaku caring perawat 2.36 SD=0.50 berada pada kategori baik, dengan ketentuan rentang skor
1 – 3. Berdasarkan 10 faktor karatif dari teori Watson 1979 yang disederhanakan
menjadi 5 faktor karatif oleh Wolf, et al 1994, jawaban responden berdasarkan faktor 1 mengakui keberadaan manusia, ini sama dengan pembentukan sistem
nilai, menanamkan sikap kepercayaan penuh harapan, dan sensitif terhadap diri sendiri serta orang lain. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden
menyatakan perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal mengakui keberadaan manusia sejumlah.
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu mendengarkan dengan penuh perhatian kepada
pasien, selalu memberikan instruksi atau mengajari pasien, selalu memperlakukan
Universitas Sumatera Utara
pasien sebagai individu, selalu tegur sapa dengan pasien, selalu memberikan informasi kepada pasien sehingga pasien dapat membuat keputusan, selalu
menunjukkan rasa hormat kepada pasien, selalu memberikan dukungan kepada pasien, selalu memanggil pasien dengan nama yang tapat, selalu bersikap jujur
kepada pasien, selalu membuat pasien merasa nyaman secara fisik atau emosional, selalu memproses informasi tentang pasien secara rahasia, dan selalu meyakinkan
kehadirannya kembali kepada pasien . Jawaban responden berdasarkan faktor 2 menanggapi dengan rasa hormat,
kategori ini sama dengan mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu, meningkatkan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien.
Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal menanggapi pasien dengan
rasa hormat. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan
perawat yang mayoritas selalu bersikap peka terhadap pasien, selalu membantu pasien, selalu memberitahukan pasien dalam perencanaan perawatannya, selalu
kembali kepada pasien secara sukarela, selalu berbicara dengan pasien, selalu memberitahukan pasien untuk memanggil jika ada masalah, selalu memenuhi
kebutuhan pasien, selalu menanggapi cepat untuk panggilan pasien, selalu menghargai pasien sebagai manusia, selalu membantu mengurangi rasa sakit
pasien, dan selalu menunjukkan kepedulian terhadap pasien. Jawaban responden berdasarkan faktor 3 pengetahuan dan ketrampilan
profesional, kategori ini merupakan kombinasi dari dua faktor karatif yaitu,
Universitas Sumatera Utara
menggunakan problem-solving yang sistematik dalam mengambil keputusan, dan meningkatkan belajar-mengajar interpersonal. Hasil penelitian diperoleh bahwa
mayoritas responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal pengetahuan dan keterampilan profesional.
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu mengetahui bagaimana memberikan suntikan,
infus, dan lain-lain, selalu bersikap percaya diri dengan pasien, selalu menggunakan gaya bahasa yang lembut terhadap pasien, selalu mengawasi dan
memperhatikan pasien, selalu menunjukkan sikap ceria kepada pasien, selalu memberikan obat pasien tepat waktu, dan selalu memberikan perhatian khusus
kepada pasien selama pengobatan dan rawat inap pertama. Jawaban responden berdasarkan faktor 4 menciptakan hubungan yang positif,
faktor ini sama dengan menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, spiritual yang mendukung. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden
menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal menciptakan hubungan yang positif. Hasil penelitian tentang perilaku caring
perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu mempercayai pasien, selalu memiliki sikap empati atau mengenali pasien, selalu membantu
pasien untuk sembuh, selalu bersikap sabar atau tidak kenal lelahterhadap pasien, selalu mendemonstrasikan pengetahuan profesional dan keterampilan, selalu
mengelola peralatan secara terampil, dan selalu membiarkan pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyakitnya dan pengobatan .
Universitas Sumatera Utara
Jawaban responden berdasarkan faktor 5 perhatian terhadap yang dialami orang lain, kategori ini merupakan kombinasi dari dua faktor karatif yaitu,
memberikan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia, dan terbuka pada eksistensial-fenomenologikal. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas
responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal perhatian terhadap yang dialami orang lain. Hasil penelitian tentang perilaku
caring perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu menghilangkan gejala penyakit pada pasien, selalu memperioritaskan pasien, dan
selalu memberikan perawatan fisik yang baik kepada pasien. Walaupun demikian masih ada juga perawat yang tidak pernah memproses
informasi tentang pasien secara rahasia atau hanya kadang-kadang saja memproses informasi tentang pasien secara rahasia. Masih ada perawat yang tidak
pernah meyakinkan kehadirannya kembali kepada pasien, atau hanya kadang- kadang meyakinkan kehadirannya kembali kepada pasien. Masih ada perawat
yang belum memperlakukan pasien sebagai individu, atau hanya kadang-kadang memperlakukan pasien sebagai individu. Masih ada perawat yang belum bersikap
peka terhadap pasien, atau hanya kadang-kadang bersikap peka terhadap pasien. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat digambarkan
bahwa perilaku caring perawat berada pada kategori baik dan faktor perilaku caring yang paling dominan berada pada faktor 3 yaitu pengetahuan dan
keterampilan profesional. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini menunjukkan bahwa perawat sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
berperilaku caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien khususnya
Universitas Sumatera Utara
pelayanan keperawatan kepada pasien rawat inap di rumah sakit. Semua perawat mampu berperilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien, dan jika perawat berperilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan maka akan terjalin hubungan interpersonal yang baik antara perawat
dengan pasien, perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, sehingga akan tercapai pelayanan keperawatan yang baik dan berkualitas.
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini sejalan dengan teori keperawatan yang diterbitkan oleh Watson 1979, The Phylosophy and Science of
Caring, menyatakan bahwa caring adalah suatu karakteristik interpersonal yang tidak diturunkan melalui genetika, tetapi dipelajari melalui pendidikan sebagai
budaya profesi. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam konteks keperawatan caring bukan merupakan suatu hal yang unik tetapi caring merupakan suatu bentuk
pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang merupakan sentral praktik keperawatan Watson, 1979. Caring adalah sentral praktik keperawatan, yang
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meingkatkan kepeduliannya terhadap pasien. Hal ini adalah esensi dari
keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat- pasien, dimana perawat harus mampu mengetahui dan memahami tentang
kebiasaan manusia dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang sudah ada atau bepotensi akan timbul Watson, 1979.
Perilaku caring adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih sayang, keterampilan, empati, tanggung jawab, sensitive, dan dukungan. Perilaku
ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup
Universitas Sumatera Utara
manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu serta kelompok berdasarkan budaya. Perawat perlu mengetahui kebutuhan
individu, bagaimana responnya terhadap sesamanya, kekuatan serta keterbatasan pasien dan keluarganya. Selain itu, perawat membantu serta memberikan
perhatian serta empati kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua faktor yang digunakan perawat untuk memberikan pelayanan kepada pasien
Leininger, 1988 dalam Potter perry, 2009.
5.3. Kepuasan Pasien Rawat Inap