Kepuasan Pasien Rawat Inap

manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu serta kelompok berdasarkan budaya. Perawat perlu mengetahui kebutuhan individu, bagaimana responnya terhadap sesamanya, kekuatan serta keterbatasan pasien dan keluarganya. Selain itu, perawat membantu serta memberikan perhatian serta empati kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua faktor yang digunakan perawat untuk memberikan pelayanan kepada pasien Leininger, 1988 dalam Potter perry, 2009.

5.3. Kepuasan Pasien Rawat Inap

Penelitian yang telah dilakukan mengenai perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap didapatkan hasil bahwa mayoritas kepuasan pasien berada pada kategori puas, namun masih terdapat pasien yang belum puas terhadap pelayanan perawat dan bahkan sangat tidak puas Tabel 4.12. Jawaban responden pada kuesioner menjelaskan 3 faktor perilaku perawat terhadap kepuasan pasien yaitu meliputi praktik profesional technical-professional, hubungan saling percaya trusting relationship, dan hubungan pendidikan educational relationship. Jika dilihat berdasarkan dimensi praktik profesional technical-professional, sebagian besar perawat di Rumah Sakit telah mampu mencapai tujuan sesuai dengan perannya. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa sudah merasa puas ketika perawat melakukan praktik profesional. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap ini dibuktikan dengan perawat selalu mengarahkan pasien dalam Universitas Sumatera Utara melaksanakan terapi, selalu dapat memberikan nasihat dengan tepat, selalu menguasai tentang hal yang dijelaskannya, tidak pernah ceroboh dalam melakukan tindakan, selalu tenang dalam melakukan tindakan, selalu cekatan dan tidak pernah lambat dalam melakukan tindakan, dan terampil dalam melakukan tindakan. Hanya saja memang masih terdapat juga perawat yang belum memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik pada pasien, tetapi jumlahnya sedikit. Perawat tidak pernah mengarahkan pasien dalam melaksanakan terapi, perawat hanya kadang-kadang menguasai tentang hal yang dijelaskannya, masih terdapat perawat yang tidak teliti dalam melakukan tindakan, perawat tidak tenang dalam melakukan tindakan, perawat kadang-kadang lambat bahkan selalu lambat dalam melakukan tindakan kepada pasien. Berdasarkan faktor hubungan saling percaya Trusting relationship, hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa sudah merasa puas ketika perawat menjalin hubungan saling percaya dengan pasien, hal ini didukung dengan perawat selalu berada di sekitar pasien. Akan tetapi masih ada didapatkan perawat hanya kadang-kadang saja berada di sekitar pasien, bahkan terdapat perawat yang tidak pernah berada di sekitar pasien. Namun demikian, sebagian besar pasien selalu merasa bebas untuk bertanya kepada perawat. Selain itu, perawat selalu bersikap ramah kepada pasien dan selalu memahami perasaan pasien. Perawat juga selalu mudah dijumpai ketika pasien ada masalah, selalu dapat meluangkan waktu berbicara dengan pasien, selalu memperhatikan pasien dan selalu memahami masalah pasien, serta tidak pernah Universitas Sumatera Utara tidak cukup sabar dalam menghadapi pasien. Dengan demikian, pasien tidak pernah merasa bosan dengan penjelasan perawat dan selalu merasa lebih baik jika berbicara dengan perawat . Apabila dilihat berdasarkan faktor educational relationship, pertukaran informasi antara pasien dan perawat, termasuk di dalamnya seperti aktifitas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, penjelasan, dan demonstrasi tindakan sudah baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang memperoleh mayoritas responden menyatakan bahwa sudah merasa puas ketika perawat menjalin hubungan pendidikan dengan pasien. Berdasarkan jawaban-jawaban responden pada kuesioner dapat diketahui bahwa perawat selalu menjelaskan tentang hasil pemeriksaan secara rinci kepada pasien dan selalu memberi penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya. Dalam hal memberikan penjelasan ini, perawat menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana. Selain itu, perawat juga mudah dijumpai ketika pasien ada masalah, perawat selalu memberikan penjelasan yang lengkap tentang sesuatu yang diperlukan pasien, dan memberikan petunjuk dengan akurat sehingga pasien dapat memahami penjelasan perawat. Hanya saja masih ditemukan perawat yang sering bertanya tentang keadaan pasien, tapi tidak melakukan tindakan . Pasien atau klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Dalam mengambil keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai pada proses penerimaan pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas. Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang menyangkut kepuasan atas pemenuhan kebutuhan seseorang relatif sifatnya. Seperti yang dikatakan oleh Mc Gregor 1989 bahwa manusia merupakan makhluk yang terus menerus memiliki keinginan-keinginan, segera apabila kebutuhan tertentu terpenuhi maka kebutuhan lain muncul. Manusia secara terus menerus melakukan usaha-usaha untuk memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan mempengaruhi perilaku pasien yang pada dasarnya merupakan konsumen jasa pelayanan kesehatan. Pasien secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang- barang atau jasa, termasuk didalamnya dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan suatu kegiatan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat digambarkan tingkat kepuasan pasien rawat inap berada pada kategori puas dan faktor kepuasan pasien rawat inap yang paling dominan berada pada faktor 2 yaitu hubungan saling percaya. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien dan keluarga pasien sudah mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan harapannya ketika mereka dirawat di rumah sakit. Jika pasien merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang mereka peroleh ketika dirawat di rumah sakit, maka mereka akan datang kembali ketika membutuhkan pelayanan keperawatan, baik untuk mereka sendiri ataupun untuk keluarganya. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Risser 1975 yang menyatakan bahwa kepuasan pasien adalah persepsi, sikap pasien terhadap Universitas Sumatera Utara pelayanan keperawatan, dan merupakan kriteria hasil evaluasi dari kualitas pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien adalah keluaran outcome layanan kesehatan dan merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan Pohan, 2007. Hal ini merupakan bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan Gerson, 2004. Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien keluarga terdekat. Keadaan ini akan tercapai, apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas atau hasil dan derita-derita serta jerih payah yang telah dialami guna memperoleh hasil tersebut Soejadi, 1996. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang Perawatan Teratai Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2016

6 82 164

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15

Hubungan Implementasi Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap IGD RSUP Sanglah Denpasar.

1 15 37

Pengaruh Aplikasi Protokol Caring Padapenerimaan Pasien Baru Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Medan

0 0 15

Pengaruh Aplikasi Protokol Caring Padapenerimaan Pasien Baru Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Medan

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Caring - Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap

0 1 22

Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap

0 1 19

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 17

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GA

0 1 11