Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan rancangan acak pola searah. Eksperimental murni adalah penelitian dengan memberikan percobaan terhadap kelompok perlakuan dan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Rancangan acak merupakan cara menetapkan sampel yang digunakan dalam penelitian dengan pengacakan agar setiap sampel memperoleh kesempatan yang sama untuk dapat masuk ke dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pola searah ditunjukkan dengan diberikannya perlakuan yang sama pada kelompok perlakuan, yaitu pemberian larutan madu kelengkeng. Penelitian ini menggunakan subjek uji tikus putih jantan galur Wistar yang diperoleh dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kriteria inklusi yaitu tikus putih jantan, berat badan lebih kurang 200-300g, berumur 2-3 bulan, sehat, bergalur Wistar. Kriteria eksklusi adalah tikus mati selama perlakuan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Variabel dan Definisi Operasional

A. Variabel penelitian

a. Variabel utama 1 Variabel bebas : dosis madu kelengkeng 2 Variabel tergantung : peningkatan volume bengkak pada telapak kaki kiri tikus b. Variabel pengacau 1 Variabel yang dikendalikan : jenis makanan, variasi genetik, jenis kelamin, berat badan, umur dan galur tikus. 2 Variabel yang tidak terkendali : kondisi psikologis dan patofisiologis tikus

B. Definisi operasional

a. Madu kelengkeng. Madu kelengkeng Nephelium longata L. atau madu monoflora merupakan madu yang diperoleh dari satu tumbuhan utama. b. Hipersensitivitas tipe lambat. Hipersensitivitas adalah peningkatan reaktivitas atau sensitivitas terhadap antigen yang pernah dipejankan atau dikenal sebelumnya. Reaksi lambat terlihat sampai sekitar 48 jam setelah terjadi pajanan dengan antigen yang terjadi oleh aktivasi sel Th. Pada DTH, sitokin yang dilepas sel T mengaktifkan sel efektor makrofag yang menimbulkan kerusakan jaringan dan menyebabkan inflamasi. c. Inflamasi. Inflamasi didefinisikan sebagai reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan reaksi inflamasi termasuk dalam karakteristik

Dokumen yang terkait

PENGARUH SEDIAAN MADU BUNGA KELENGKENG (Nephelium longata L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL YANG DIBERIKAN BERSAMA SECARA ORAL PADA KELINCI JANTAN.

0 2 25

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar.

0 2 93

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

0 2 88

Pengaruh pemberian madu hutan terhadap proliferasi limfosit pada hewan uji tikus jantan galur wistar.

0 0 8

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar

0 1 105

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu hutan terhadap imunoglobulin G dan imunoglobulin M pada hewan uji tikus jantan galur wistar - USD Repository

0 0 84

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86