tabel II dan gambar 4, terlihat adanya peningkatan yang lebih tinggi terhadap respon DTH pada pemberian dosis madu kelengkeng 1,20 mL200 gBB
dibandingkan dosis pemberian madu kelengkeng 0,60 mL 200 gBB dan mengalami penurunan terhadap respon DTH pada dosis pemberian madu
kelengkeng 2,30 mL 200g BB, walaupun masih bisa dikatakan meningkat bila dibandingkan kelompok kontrol negatif.
Hal ini kemungkinan terjadi karena pengaruh pemberian madu kelengkeng dalam meningkatkan respon imun dalam tubuh imunostimulan
hanya sampai batas tertentu saja, yang apabila batas tersebut sudah tercapai maka efeknya akan menurun imunosupressan. Hal ini didukung oleh
pernyataan Sriningsih 2006 yang menjabarkan beberapa contoh penelitian efek imunitas dari ekstrak ataupun tanaman herbal yang menunjukkan bahwa
efek yang muncul sangat tergantung dari dosis uji, dimana efek imunosupressan menekan sistem imun akan muncul ketika pengujian
dilakukan pada dosis tinggi dan efek imunostimulan menstimulasi sistem imun akan muncul pada dosis rendah. Dikuatkan pula dengan pendapat Sakai
cit., Ermantianingrum, et al., 2013 bahwa pemberian imunostimulan dengan dosis tinggi mungkin tidak dapat menaikkan respon sistem pertahanan tubuh,
namun menghambatnya dan menurut Radiati, dkk. 2008, dosis senyawa uji, teknik pemberian dosis senyawa uji ke dalam tubuh hewan maupun waktu
pemberian antigen yang dapat menentukan kekuatan respon imun yang dihasilkan.
Penyebab madu kelengkeng bisa menimbulkan 2 pengaruh yang berbeda dalam waktu yang bersamaan dimungkinkan karena kandungan senyawa
golongan flavonoid yang berdasarkan penelitian Siddia 2008, memang ditemukan flavonoid dalam kandungan madu kelengkeng. Menurut Chiang,
Ng, Chiang, Chang, dan Lin 2003, salah satu senyawa yang digunakan sebagai imunomodulator antara lain flavonoid dan Middleton et all 2000 juga
melaporkan bahwa flavonoid dapat berefek pada sel-sel imun seperti sel T, sel B, makrofag, sel NK, basofil, sel mast, neutrofil, eosinofil, dan platelet.
Flavonoid dapat mempengaruhi respon imun spesifik secara kompleks karena memiliki aksi bifase, yaitu flavonoid dapat menstimulasi proliferasi limfosit
pada konsentrasi rendah, namun pada konsentrasi tinggi justru menghambat Putri, 2012 dan menurut pendekatan yang dilakukan pada penelitian Arsani
2010 dalam beberapa kasus, terjadi perbedaan aktivitas dari masing-masing senyawa, khususnya flavonoid, dalam suatu ekstrak tanaman. Dosis yang
berbeda terkadang juga dapat memberikan efek yang berbeda, misalnya Scutellaria baicalensis yang mengandung wogonin salah satu jenis flavonoid
yang pada konsentrasi rendah dapat meningkatkan produksi nitric oxide sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat menghambbat produksinya. Hal ini
yang mungkin menjelaskan mengapa madu kelengkeng yang mengandung flavonoid pada dosis 1,20 mL200 gBB dapat meningkatkan respon DTH,
sedangkan pada dosis yang lebih tinggi tidak mampu meningkatkan respon DTH.
Secara keseluruhan, hewan uji yang diberi perlakuan madu kelengkeng pada berbagai dosis tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hal
ini berarti bahwa pemberian madu kelengkeng tidak memiliki pengaruh berupa peningkatan
respon hipersensitivitas tipe lambat Delayed-Type
HipersensitivityDTH pada tikus putih jantan galur Wistar. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak dapat menunjukkan bahwa pemberian madu kelengkeng
tidak mampu mempengaruhi sistem imun karena penelitian ini hanya melihat salah satu respon imun saja, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap parameter imunitas lain. Adapun kelemahan atau kekurangan dari penelitian ini adalah tidak
dilakukannya standardisasi cara pengukuran, baik itu pada alat ukur yang digunakan maupun pada pemeriksa atau orang yang melakukan pengukuran
sehingga pada penelitian selanjutnya bisa dilakukan pelatihan terhadap pengukur maupun pemeriksa yang melakukan pengukuran supaya cakap dan
tepat untuk melakukan pengukuran dan kalibrasi pada alat yang bertujuan untuk menghindari terjadinya bias pengukuran pada metode yang digunakan,
baik itu bias pemeriksa atau pengukur maupun bias alat ukur. Selain itu, dalam penelitian ini hewan uji digunakan secara bersama dalam dua penelitian
sekaligus, sehingga dikhawatirkan hasil penelitian yang diperoleh saling mempengaruhi, sehingga hal ini menjadi saran dalam penelitian selanjutnya
akan lebih baik jika tidak digunakan hewan uji secara bersama jika dilakukan dua penelitian sekaligus agar hasil penelitian yang diperoleh bisa memberikan
hasil yang lebih baik.
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemberian madu kelengkeng tidak memiliki pengaruh berupa peningkatan
respon hipersensitivitas tipe lambat Delayed-Type
HipersensitivityDTH pada tikus putih jantan galur Wistar.
B. Saran
1.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap parameter imunitas lain yang tidak diamati pada penelitian ini, seperti melakukan uji pengukuran titer
antibodi dan proliferasi limfosit. 2.
Perlu dilakukan standardisasi cara pengukuran, baik itu pada alat ukur yang digunakan maupun pada pemeriksa atau orang yang melakukan pengukuran.
3. Pada penelitian imun selanjutnya, akan lebih baik menggunakan hewan uji
yang terpisah atau tidak menggunakan hewan uji secara bersama dalam melakukan dua metode penelitian yang berbeda pada satu hewan uji.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Litchman,A. H., dan Pillai, S. 2010. Cellular and Molecular Immunology, 6th Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier
Achyat, S.R., Sadikin, M., Jusman,S.W.A., dan Rusdi, 2008, Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah Pandanus conoideus Lam. Terhadap Imunitas
Humoral Tikus Rattus norvegicus L. Galur Wistar Melalui Pengamatan Titer Antibodi Anti-SDMD, ISSN, 6 4, 145-148
Aden, 2010, Manfaat dan Khasiat Madu, Hanggar Kreator, Yogyakarta, pp. 49- 51, 71, 75-76, 104.
Aljady, A.M., Kamaruddin, M.Y., Jamal, A.M., dan Yassim, M.Y. Mohd., 2000, Biochemical Study on The Efficacy of Malaysian Honey on Inflicted
Wounds: An Animal Model, MJIAS, 13 3,125-132. Al-‘Id, M.S., 2010, Pengobatan Dengan Madu, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, pp.
55. Arsani, R.B., 2010, Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanolik Daun Kersen
Muntingia calabura L. terhadap Peningkatan Titer Imunoglobulin G Ig G dan Fagositosis Makrofag pada Tikus yang Diinduksi Vaksin Hepatitis
B, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Asih, I.A.R.A. dan Ratnayani K., 2012, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid Dari Madu Kelengkeng Nephelium longata L.,
61, pp. 73. Ballal, S.R., baht, R., Sumalatha and Acharya, S., 2012, Studies on
Immunostimulatory Effect of Pajanelia longifolia wild. Schumann on Albino Rats, ISSN, 34, 2229-3701.
Basuki, P.S., 2005, Infeksi Bakteri Intraseluler pada Anak, Fakultas Kedoketeran Universitas Airlangga, Surabaya.
Baratawidjaja, K.G dan Rengganis I., 2010 Imunologi Dasar, Ed.IX, FKUI, Jakarta, pp. 29, 32, 39–40, 259-260, 371, 389-393, 524, 528.
Bellanti, A.J., 1993, Imunologi III, , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. pp. 97, 128-131
Chakraborthy, 2009, Evaluation of Immunomodulatory activity of Aesculus indica, IJPRIF, 12, 133.
Chiang, L.C., Ng, L.T., Chiang, W., Chang, M.Y., Lin, C.C., 2003, Immunomodulatory activities of flavonoids, monoterpenoids,
triterpenoids, iridoid glycosides and phenolic compounds of Plantago spesies, Planta Med, 69: 600-604.
Gomathi, P., Prameela, R., Kumar, A.S., and Rajendra, Y., 2012, Evalution of Immunomodulator Activity of Anthocyanins from Two Forms of
Brassica oleracea, Journal of Research, 53, 1665-1668. Hamad, S., 2007, Terapi Madu, Pustaka IlMaN, Depok, pp. 30. 225.
Hariyati, L.F., 2010, Aktivitas Antibakteri Berbagai Jenis Madu Terhadap Mikroba Pembusuk Pseudomonas fluorescens FNCC 0071 dan
Pseudomonas putida FNCC 0070. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Hia, K.A., 2007, Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Buah Mengkudu Morinda citrifolia L. terhadap Titer Imunoglobulin G Ig G dan Proliferasi Sel
Limfosit pada Mencit yang diinduksi Vaksin Hepatitis B, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ihsan, A.A., 2011, Terapi Madu, Javalitera, Yogyakarta, pp. 90. Kumala S., Dewi, A.T., dan Nugroho Y.A., 2012, Efek Imunostimulan Ekstrak
Etanol Herba Pegagan Centel asiatica L. Urban Terhadap IgG Mencit Jantan Yang diinduksi Sel Darah Merah Domba, http:jifi.ffup.orgwp-
contentuploads201203efek-shirly.pdf, diakses tanggal 28 April 2013 cit. Kasih, P.M., 2012, Pengaruh Pemberian Madu Hutan Terhadap
Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag Pada Hewan Uji Tikus Jantan Galur Wistar, Skrispi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Kresno, S.B., 2010, Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI, Jakarta, pp. 5, 178, 213-214.
Mangan, Y., 2009, Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker, ArgoMedia Pustaka, Jakarta Selatan, pp. 114
Middleton, E., Kandaswami C., dan Theoharides T., C., 2000, The Effect of Plant Flavonoid on Mammalian Cells: Implications for Inflammation, Heart
Disease, and Cancer, Pharmacological Review, 524, 673-751 Mulyaningsih, S., 2007, Aktivitas Imunostimulan Ekstrak Etanol Daun Rambutan
Nephelium Lappaceum L. pada Mencit, ISSN, 41, 1410-2315 Murphy, K., Travers P., dan Walport, M., 2008, Janeway’s Immunobiology, 7th
Ed., Garland Science, TaylorFrancis Group, United States of America, pp.585-588.
Parwata, I.M.O.A., Ratnayani, K., Listya, A., 2010, Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta Karoten Pada Madu Randu Ceiba pentandra Dan
Madu Kelengkeng Nephelium longata L., 4 1, 55. Pratiwi, D.K., 2011, Dinamika Sel Darah Putih Pada Domba Lokal Yang
Diimplantasi Material Tulang Hidroksiapatit-Trikalsium Fosfat HA- TKF Dan Hidroksiapatit-Kitosan HA-KITOSAN, Skripsi, Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Putri, R.K., 2012, Pengaruh Ekstrak Etanolik Songgolangit Tridax Procumbens Linn. Sebagai Imunomodulator Terhadap Titer Antibodi Dan Proliferasi
Sel TCD4+ Dan TCD8+ Tikus Sprague Dawley, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Radiati, L.E., Awwaly K.U.A., Kalsum U., dan Jaya, F., 2008, Pengaruh Pemberian Ekstrak Propolis terhadap Sistem Kekebalan Seluler pada
Tikus Putih Rattus novergocus Strain Wistar, Jurnal Teknologi Pertanian, 91, 1-9.
Saifulhaq, 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Mahkota Dewa Dosis Bertingkat Terhadap Proliferasi Limfosit Lien Pada Mencit BALBC,
Skripsi, 4, Universitas Diponegoro, Semarang cit. Senas, K.S., 2012, Pengaruh Pemberian Madu Hutan Terhadap Proliferasi Limfosit pada
Hewwan Uji Tikus Jantan Galur Wistar, Skripsi, 4, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.