3. Manfaat penelitian
a.
Manfaat Teoretis. Memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu pengetahuan,
khususnya mengenai manfaat madu kelengkeng sebagai immunomodulator untuk kesehatan.
b. Manfaat Praktis. Memberikan informasi dan menambah wawasan bagi
masyarakat mengenai manfaat madu kelengkeng sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan.
B. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Memperoleh informasi mengenai pengaruh pemberian madu kelengkeng Nephelium longata L. pada tikus jantan putih galur Wistar.
2. Tujuan khusus
Memperoleh informasi mengenai pengaruh pemberian madu kelengkeng Nephelium longata L. berupa peningkatan respon Hipersensitivitas Tipe
Lambat Delayed-Type Hypersensitivy DTH pada tikus jantan putih galur Wistar.
7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Madu
Produk lebah sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh imunomodulator Mangan, 2009. Madu adalah cairan manis
yang berasal nektar tanaman yang diproses oleh lebah dan tersimpan dalam sel-sel sarang lebah Hariyati, 2010. Berbagai kelebihan madu sebagai makanan
bernutrient tinggi sudah diketahui sejak zaman dahulu Parwata dan Ratnayani, 2010.
1. Jenis madu
Madu memiliki banyak ragam dan jenis, sesuai dengan bunga yang menjadi sumbernya. Lebah terkadang mengumpulkan cairan bunga dari ribuan
kuntum bunga yang jenisnya berbeda-beda, namun madu monoflora merupakan madu yang diperoleh dari satu tumbuhan utama, seperti madu kelengkeng, madu
rambutan, dan madu randu, sedangkan madu poliflora adalah madu yang berasal dari nektar berbagai jenis tumbuhan bunga, contoh dari madu ini adalah madu
hutan Aden, 2010. Madu monoflora mempunyai wangi, warna dan rasa yang spesifik sesuai dengan sumbernya Hariyati, 2010.
Madu kelengkeng diproduksi secara kontinyu di Indonesia Asih dan Ratnayani, 2012. Madu bunga kelengkeng berkhasiat: meningkatkan daya tahan
tubuh, memperlancar urine atau berkemih, memperkuat fungsi ginjal, mengobati sakit pinggang, mempercepat penyembuhan luka operasi, memperlancar fungsi
otak, mengobati luka bakar diolesi pada bagian yang luka Aden, 2010.
2. Komposisi madu
Madu merupakan sumber makanan utama, mengandung berbagai jenis gula, seperti fruktorsa dan glukosa serta berbagai jenis mineral, seperti
magnesium, potasium, kalsium, klorid, sodium, belerang, zat besi, dan juga fosfor. Kejernihan madu tergantung pada komposi kadar nektar dan putik yang
dikandungnya Sulaiman, 2010. Selain itu, mengandung pula vitamin A, B
1
, B
2
, B
3
, B
5
, B
6
, C, D, E, K, beta karoten, flavonoid, asam fenolik, asam urat dan asam nikotinat. Mineralnya diperlukan tubuh agar tetap segar, vitaminnya berperan
dalam metabolisme protein dan mencegah penyakit kulit seperti eksim dan herpes. Kandungan fruktosa madu berperan dalam mempercepat proses oksidasi alkohol
pada hati, sehingga dapat membantu menanggulangi kerusakan hati pada peminum minuman beralkohol Parwata dan Ratnayani, 2010.
Beberapa senyawa organik yang telah terindentifikasi di dalam madu antara lain seperti polifenol, flavonoid, dan glikosida. Madu juga mengandung
berbagai jenis enzim, antara lain enzim glukosa oksidase dan enzim invertase Aljady, Kamaruddin, Jamal, dan Yassim, 2000.
Menurut Kusmardi, Kumala, dan Triana cit., Kasih, 2012, flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah kanker dan
melindungi sel. Hal inilah yang menyebabkan flavonoid sebagai zat yang sangat kuat menetralisir radikal bebas, mendukung sistem kekebalan tubuh alami
manusia pada tingkat seluler dan membantu regenerasi sel. Berdasarkan penelitian Siddiqa 2008, madu kelengkeng memiliki pH 4,48; kadar gula 35,36; kadar air
sebesar 17, mengandung flavonoid dan asam butirat.