Onset Dini Early onset dan Onset Lambat Late onset preeklampsia Gejala klinis

2.1.4. Klasifikasi

Preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia berat dan preeklampsia ringan Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai 1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg 2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg 3. Proteinuria yang terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu ≥ 5 g dalam jumlah urin selama 24 jam atau dipstick ≥ +3 2. Preeklampsia ringan 15 Tanda dan gejala preeklampsia ringan 16 1. Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg 2. Tekanan darah diastolik 90-110 mmHg 3. Proteinuria minimal ≥ 2gL24 jam 4. Tidak disertai gangguan fungsi organ 3. Jika terjadi tanda – tanda preeklampsia yang lebih berat dan disertai adanya kejang, maka dapat digolongkan kedalam eklampsia Preeklampsia berat dibagi dalam beberapa kategori,yaitu: a. PEB tanpa impending eklampsia 11,26 b. PEB dengan impending eklampsia dengan gejala – gejala impending adalah nyeri kepala, mata kabur, mual, muntah, dan nyeri epigastrium.

2.1.5. Onset Dini Early onset dan Onset Lambat Late onset preeklampsia

Preeklampsia juga dibedakan menjadi Onset dini dan Onset lambat. Onset dini preeklampsia apabila manifestasi klinis timbul sebelum 34 minggu kehamilan dan onset lambat preeklampsia apabila manifestasi klinis timbul setelah 34 minggu. 27 Universita Sumatera Utara Saat ini penelitian mulai menemukan jika onset dini dan onset lambat preeklampsia memiliki patofisiologis berbeda yang menunjukkan pada onset dini preeklampsia sering dihubungkan dengan morbiditas dan mortalitas perinatal dan maternal yang lebih tinggi, karena pada onset dini preeklampsia ditemukan gangguan perfusi uteroplasenta peningkatan resistensi aliran uteroplasenta, sementara onset lambat preeklampsia sering dihubungkan dengan faktor maternal seperti obesitas pada wanita hamil. 28 Onset dini dan onset lambat preeklampsia memiliki perbedaan etiologi sehingga manifestasi klinisnya berbeda. Pada onset lambat preeklampsia dihubungkan dengan pertumbuhan janin yang baik tanpa adanya tanda-tanda gangguan pertumbuhan janin dengan gambaran velosimetri doppler arteri uterina yang normal atau sedikit meningkat, dimana tidak terdapat gangguan aliran darah umbilikus dan lebih beresiko pada wanita dengan plasenta yang besar dan luas. Onset dini preeklampsia sering menimbulkan kasus dengan klinis yang berat, yaitu dihubungkan dengan adanya invasi trofoblast yang abnormal pada arteri spiralis sehingga menimbulkan perubahan aliran darah di arteri subplasenta, peningkatan resistensi aliran darah dan arteri umbilikal serta adanya tanda-tanda gangguan pertumbuhan janin. 29

2.1.6. Gejala klinis

Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia adalah hipertensi dan proteinuria. Gejala ini merupakan keadaan yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Pada waktu keluhan lain seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, dan nyeri epigastrium mulai timbul, hipertensi dan proteinuria yang terjadi biasanya sudah berat. 27 Universita Sumatera Utara a Tekanan darah  Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol sehingga tanda peringatan awal muncul adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan diastolik merupakan tanda prognostik yang lebih baik dibandingkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap menunjukan keadaan abnormal. b Peningkatan berat badan  yang mendadak serta berlebihan terutama disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema nondependen yang terlihat jelas, seperti edema kelopak mata, kedua lengan, atau tungkai yang membesar. Penambahan berat badan ½ kilogram seminggu pada orang hamil dianggap normal. jika 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan dapat dicurigai adanya preeklampsia. 28 c Proteinuria  Derajat proteinuria sangat bervariasi menunjukan adanya suatu penyebab fungsional dan bukan organik. Proteinuia disebabkan vasospasme pembuluh darah ginjal. Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan sama sekali. 29 d Nyeri epigastrium  Nyeri epigastrium merupakan keluhan yang sering ditemukan pada preeklampsia berat dan dapat menjadi prediktor serangan kejang yang akan terjadi. Keluhan ini mungkin disebabkan oleh peregangan kapsula hepar akibat edema atau perdarahan. 30 e Nyeri kepala  Gejala ini jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi semakin sering terjadi pada kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa. Pada wanita hamil yang mengalami serangan eklampsia, nyeri kepala hebat hampir selalu mendahului serangan kejang pertama. 31 f Gangguan penglihatan  Gangguan penglihatan yang dapat terjadi di antaranya pandangan yang sedikit kabur, skotoma, hingga kebutaan sebagian atau total. 28 Universita Sumatera Utara Keadaan ini disebabkan oleh vasospasme, iskemia, dan perdarahan petekie pada korteks oksipital. 3

2.1.7. Patogenesis

Dokumen yang terkait

Kadar Homosistein Dengan Keparahan Preeklampsia Di RSUP.H.Adam Malik Dan RS Jejaring FK USU Medan

2 75 89

Perbedaan Kadar Glutation Peroksidase Pada Abortus Imminens Dan Hamil Normal Trimester I DI RSUP.H.Adam Malik, RS Jejaring FK USU Dan RS.Swasta Medan

1 103 105

Perbandingan kadar Adiponektin Serum Pada Hamil Normal Aterm Dan Pada Preeklampsia Serat Aterm.

0 0 78

Kadar Estradiol Serum Pada Wanita Menopause Dengan Dan Tanpa Sindroma Vasomotor Di RSUP H Adam Malik Dan Rs Jejaring Fk Usu Medan

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Preeklampsia 2.1.1 Definisi - Perbedaan Kadar Serum Adiponektin Pada Hamil Preeklampsia Berat Dan Hamil Normal Di RSUP.H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi Dan RS Jejaring FK USU Medan

0 0 24

PERBEDAAN KADAR SERUM ADIPONEKTIN PADA HAMIL PREEKLAMPSIA BERAT DAN HAMIL NORMAL DI RSUP.H.ADAM MALIK, RSUD.Dr.PIRNGADI DAN RS JEJARING FK USU MEDAN TESIS

0 2 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Preeklampsia 2.1.1 Definisi - Kadar Homosistein Dengan Keparahan Preeklampsia Di RSUP.H.Adam Malik Dan RS Jejaring FK USU Medan

0 0 30

KADAR HOMOSISTEIN DENGAN KEPARAHAN PREEKLAMPSIA DI RSUP.H.ADAM MALIK DAN RS JEJARING FK USU MEDAN TESIS

0 1 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Abortus - Perbedaan Kadar Glutation Peroksidase Pada Abortus Imminens Dan Hamil Normal Trimester I DI RSUP.H.Adam Malik, RS Jejaring FK USU Dan RS.Swasta Medan

0 0 63

PERBEDAAN KADAR GLUTATION PEROKSIDASE PADA ABORTUS IMMINENS DAN HAMIL NORMAL TRIMESTER I DI RSUP.H.ADAM MALIK, RS JEJARING FK USU DAN RS.SWASTA MEDAN

0 0 11