Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kemampuan Kerja sama

Siswa SMP N 14 Purworejo Tahun Pelajaran 20112012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran cooperative tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan kerja sama siswa. Hal tersebut terlihat dari persentase kemampuan kerja sama siswa sebelum diterapkan model pembelajaran cooperative tipe STAD adalah 51,09 meningkat menjadi 68,74 setelah diterapkan model pembelajaran cooperative tipe STAD untuk siklus I. Pada siklus II kemampuan kerjasama siswa meningkat menjadi 72,49. Pembelajaran cooperative memang mempunyai banyak tipe. Sebagai contoh seperti penelitian di atas, cooperative tipe STAD, kemudian ada juga cooperative tipe make a match, dan lain-lain. Dengan memandang karakteristik anak usia SD kelas V yang masih suka bermain, penelitian ini mencoba menerapkan pembelajaran cooperative tipe pembelajaran berbasis permainan. Pembelajaran berpusat pada siswa yang bermain untuk menyelesaikan beberapa tugas dari guru yang mengandung nilai materi IPS di dalamnya. Pembelajaran berbasis permainan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kerja sama siswa dan hasil belajarnya.

B. Rumusan Masalah

Dengan dilandasi latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan model pembelajaran berbasis permainan dapat meningkatkan kemampuan kerja sama siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Prapagkidul 02 Brebes tahun pelajaran 20132014?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Prapagkidul 02 Brebes tahun pelajaran 20132014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Menambah wawasan tentang model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kerja sama siswa. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Temuan penelitian ini diharapkan menjadikan siswa dapat bekerja sama dengan baik kedepannya, dan siswa mampu belajar secara kelompok. b. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga untuk menerapkan pembelajaran berbasis permnainan dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain. c. Bagi Perpustakaan Sekolah Dapat menambah bahan bacaan yang dimanfaatkan rekan-rekan guru sebagai contoh laporan penelitian tindakan kelas. BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kerja sama

1. Pengertian kemampuan kerja sama Mendiknas 2002 menyatakan kemampuan sebagai seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu www.psychologymania.com. Kerja sama menurut para ahli selain pada definisi operasional variabel adalah: a. Davis mengungkapkan bahwa, kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi kekuatan yang terintegrasi dalam www.psychologymania.com . b. Menurut Parmudji dalam kerja sama pada hakikatnya mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam pengertian itu terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau lebih, unsur interaksi dan unsur tujuan bersama. Jika satu unsur tersebut tidak termuat dalam satu objek yang dikaji, dapat dianggap bahwa pada objek itu tidak terdapat kerjasama. Kerjasama senantiasa menempatkan pihak-pihak yang berinteraksi pada posisi yang seimbang, serasi dan selaras Al-bantany, 2009. c. Marzuki 2010: 11 “Kerja sama, yakni sikap dan perilaku yang menunjukkan upaya dalam melakukan suatu pekerjaan bersama- sama secara sinergis demitercapainya tujuan”. Berdasarkan definisi para ahli di atas, Kemampuan kerja sama dapat didefinisikan sebagai potensi yang dimiliki oleh seorang siswa untuk bekerja dengan siswa lainnya dalam kelompok dengan berinteraksi, berkontribusi, dan bertanggung jawab dalam menyelesaiakan tugas bersama-sama supaya suatu tujuan tercapai secara cepat dan tepat, efektif dan efisien serta menguntungkan semua pihak. Kerja sama yang dilakukan siswa dapat mengembangkan kemampuan sosial yang dimiliki siswa. Lungdren 1994 dalam Isjoni 2010: 46-48 membagi keterampilan kerja sama cooperarive menjadi tiga, antara lain: a. Keterampilan cooperative tingkat awal, yaitu menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi ide dalam kelompok, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, melaksanakan tugas, mendorong partisipasi, mengajak orang lain, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu. b. Keterampilan tingkat menengah, yaitu menunjukan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisasikan, dan mengurangi ketegangan. c. Keterampilan tingkat mahir, yang meliputi elaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi. 2. Aspek kemampuan kerja sama Siswa SD hakikatnya masih mengembangkan keterampilan cooperative tingkat awal. Berdasarkan keterampilan cooperative tingkat awal yang dikemukakan oleh Lungdren dan definisi kemampuan kerja sama, Aspek kemampuan kerja sama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Interaksi siswa Siswa mampu berinteraksi langsung dengan temannya dengan mendorong temannya untuk berpartisipasi, berbicara, menghormati perbedaan individu, dan mampu membuat kesepakatan dan menggunakannya untuk meningkatkan hubungan kerja dalam tim atau kelompok. Interaksi ini bersifat saling menguntungkan dan mengembangkan kemampuan verbal siswa dalam berkomunikasi. b. Kontribusi Siswa dalam aspek ini mampu memberikan ide-ide dan manfaat bagi kelompok atau tim untuk mencapai tujuan. Kontribusi ini berupa partisipasi siswa, kemampuan kognitif dan psikomotorik sangat berperan dalam hal ini didukung afektif siswa berupa sikap bagaimana ia memberikan idenya. c. Tanggung jawab Aspek ini menekankan siswa untuk bertanggung jawab secara individual untuk menyukseskan kelompok atau timnya mencapai tujuan. Tanggung jawab yang dipikul siswa dalam tim akan melatih siswa untuk selalu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketika bertanggung jawab, siswa harus berada dalam dalam tugas dan berada dalam kelompok serta mampu mengambil giliran atau berbagi tugas. Berada dalam tugas artinya siswa mampu meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Berada dalam kelompok artinya siswa selalu tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung. Sedangkan mampu mengambil giliran atau berbagi tugas adalah setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugastanggung jawab tertentu dalam kelompok. d. Tujuanhasil Kerja sama selalu membuahkan hasil, dalam aspek ini siswa mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan. Hasil apapun yang diperoleh oleh kelompok merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. e. Waktu Aspek ini adalah tingkat keefektifan siswa dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi kemampuan kerja sama antar siswa dalam kelompok maka semakin tepat waktu untuk mencapai tujuan.

B. Model pembelajaran berbasis permainan