Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Laba Perlembar Saham (EPS) Terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 1997-2011

(1)

(2)

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN LABA

PERLEMBAR SAHAM (EPS) TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM

(RETURN SAHAM) PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 1997-2011

Effect of Economic Value Added (EVA) And Earning Pershare (EPS) to Stock Return at

Telecomunications Company Listed on Indonesian Stock Exchange Period 1997-2011

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Disusun:

Nama

: Ela Windiana P

Nim

: 21208124

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2012


(3)

(4)

iv

ABSTRACT

Effect of Economic Value Added (EVA) And Earning Pershare (EPS) to Stock Return at Telecomunications Company Listed on Indonesian Stock Exchange

Period 1997-2011 . Created By Ela Windiana Puspitasari/21208124 under the guidance of Ms. Linna Isnawati, SE., M.Si as Supervisor

Purpose of this research is to know the Effect of Economic Value Added (EVA) And Earning Pershare (EPS) to Stock Return at Telecomunications Company Listed on Indonesian Stock Exchange Period 1997-2011 either partially or simultaneously. The method used in this research is descriptive method verifikatif.

The sample used in the study using purposive sampling method is the annual financial statementt of Telecommunication Company in Indonesia Stock Exchange 1997-2011 period by 30 fruit samples.. To is to know the effect of EVA and EPS to the Stock Return used Multiple Linear Regression Analysis. Testing the hypothesis in this study using a statistical t test two parties with the test = 0.05. The process of statistical analysis using SPSS 18.0 for Windows.

These results indicate that the variable EVA to Stocks Return have a very weak relationship means the higher the Economic Value Added (EVA) then the return value of the stock down, this happens because of some setbacks Telecommunications companies and some points companies fell, while the variable EPS to Return Shares have a strong relationship and the direction of the Stock Return.


(5)

v

ABSTRAK

Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Laba Perlembar Saham (EPS) Terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) Pada Perusahaan

Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 1997-2011 . Disusun Oleh Ela Windiana Puspitasari/21208124 dibawah bimbingan

Ibu Linna Isnawati,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 1997-2011 baik secara parsial. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif.

Sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode purposive sampling yaitu laporan keuangan tahunan Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 1997-2011 sebanyak 30 buah sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Return Saham digunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik t uji dua pihak dengan =0,05. Proses analisis statistik tersebut menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa variable Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham memiliki hubungan sangat lemah artinya semakin tinggi nilai Economic Value Added (EVA) maka semakin turun nilai return saham, hal ini terjadi karena beberapa perusahaan Telekomunikasi mengalami kemunduran dan sebagian nilai perusahaan turun,sedangkan variabel Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Return Saham memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap Return Saham.

Kata Kunci : Economic Value Added, Laba Perlembar Saham dan Return


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN LABA PERLEMBAR SAHAM (EPS) TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM (RETURN SAHAM) PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 1997-2011 ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat kelulusan dalam menempuh program Strata 1 pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi ini. Selama menyusun laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan danbimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Untuk itu penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

vii

3. Linna Ismawati, SE., M.Si Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis.

4. PT. Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan data dan informasi serta perizinan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Terima kasih untuk nene tercinta Hj.Ratna Djuhartini,dan paman dan tante tercinta Yetty Herawati, Pieter degraff, Cecep, Redi, dan Atin atas bantuan moral maupun materil juga kasih sayang serta dukungannya selama ini.

7. Terima kasih untuk Alm. Ayah tercinta yang selalu jadi inspirasi dalam setiap langkah yang penulis jalani,dan untuk ibunda tercinta terimakasih atas do anya,semoga mama diberikan kesehatan dimanapun mama berada.

8. Untuk Kekasih Tercinta Hari Perdana terima kasih untuk setiap kasih sayang dan dukungan nya mulai awal masuk kuliah sampai akhir skripsi ini.

9. Untuk adik, kakak dan keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan semangat tiada henti kepada penulis.

10. Seluruh teman MN-3 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungannya.

11. Untuk temanku Iwink, Orin, Niki, Ajeng, dan Heni terima kasih atas setiap dukungannya.

12. Seluruh pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung turut membantu penyelesaian skripsi ini.


(8)

viii

Penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini dibalas oleh TUHAN YANG MAHA ESA.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga penulisan skripsi ini masih memerlukan banyak perbaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima saran dan kritik membangun guna perbaikan lebih lanjut. Namun demikian, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2012 Penulis


(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

PERNYATAAN KEASLIAN...ii

MOTTO....iii

ABSTRACT...iv

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah...8

1.2.1 Identifikasi Masalah...8

1.2.2 Rumusan Masalah...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...9

1.3.1 Maksud Penelitian...10

1.3.2 Tujuan Penelitian...10


(10)

x

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian...11

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka...12

2.1.1 Economic Value Added (EVA)...12

2.1.1.1 Pengertian EVA...12

2.1.1.2 Faktor yang mempengaruhi EVA...14

2.1.2 Laba Perlembar Saham (EPS) ...15

2.1.2.1 Pengertian EPS...15

2.1.2.2 Kelemahan EPS...18

2.1.3 Return Saham...19

2.1.3.1 Pengertian Return Saham...19

2.1.3.2 Komponen Return Saham...20

2.1.3.3 Jenis-jenis Return Saham...21

2.1.3.4 Penelitian Terdahulu...21

2.2 Kerangka Pemikiran...,...28

2.2.1 Hubungan EVA dengan Return Saham...30

2.2.2 Hubungan EPS dengan Return Saham...31

2.2.3 Perbandingan dengan Peneliti Terdahulu...32

2.3 Hipotesis...36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...37


(11)

xi

3.2 Metode Penelitian...37

3.2.1 Desain Penelitian...39

3.2.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel...40

3.2.2.1 Variabel Penelitian...40

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel...41

3.2.3 Sumber dan Tehnik Penentuan Data...43

3.2.3.1 Sumber Data...43

3.2.3.2 Tehnik Penentuan Data...43

3.2.4 Tehnik Pengumpulan Data...44

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis...45

3.2.5.1 Rancangan Analisis...45

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan...62

4.1.1 Sejarah Perusahaan...62

4.2 Analisis Deskriptif Penelitian...66

4.2.1 Perkembangan Economic Value Added (EVA)...66

4.2.2 Perkembangan Laba Perlembar Saham (EPS)...70

4.2.3 Perkembangan Return Saham...74

4.3 Analisis Verifikatif...77


(12)

xii

5.1 Kesimpulan...97

5.2 Saran...99

DAFTAR PUSTAKA...xvi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...xviii LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mengatasi permasalahan liquiditas perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana investasi bagi pihak pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi kesehatan serta prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Investasi pada pasar modal termasuk dalam kategori investasi yang likuiditasnya tinggi serta convertible (mudah dikonversikan) sehingga penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal yaitu dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan.

Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Pasar modal berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11).

Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan


(14)

2

perusahaan dengan memaksimalkan laba perusahaan dan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Namun tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba tanpa memperhatikan nilai tambah yang diciptakan dalam kegiatan operasional sehari-hari menjadi sulit diwujudkan pada era globalisasi ini, karena adanya persaingan antar perusahaan yang ketat. Sudah saatnya tujuan perusahaan berubah dari memaksimalkan laba menjadi memaksimalkan nilai (value).

Kondisi perusahaan yang dinilai baik oleh investor akan memberikan sinyal yang positif bagi para investor pasar modal yang mengakibatkan kenaikan harga saham karena meningkatnya permintaan akan saham tersebut di pasar modal. Menurut Widoatmojo (2005: 239) pengertian harga saham adalah harga saham adalah harga di bursa yang ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam artian tergantung kekuatan permintaan (penawar beli) dan penawaran (penawar jual).

Menurut Ulupui (2006: 3), investor perlu memiliki tolok ukur agar mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain (keuntungan) apabila sahamnya dijual. Investor dapat menggunakan tingkat imbal hasil sebagai tolok ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham. Namun harus diperhatikan bahwa investasi di pasar modal juga mengandung resiko. Semakin besar hasil yang diharapkan, semakin besar pula resiko yang dihadapi. Investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan tingkat keuntungan yang


(15)

3

lebih besar dengan tingkat resiko yang sama, atau dengan tingkat keuntungan yang sama tetapi tingkat resiko yang ditanggung lebih kecil.

Kondisi terbukanya informasi bagi emiten yang demikian transparan dapat menciptakan lingkungan bisnis yang mengarah ke informasi objektif dan mendukung profesionalisme pengelolaan. Di sisi lain dalam kondisi yang hampir bersamaan membuka peluang pada berbagai pihak yang berkepentingan dalam memperoleh informasi kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan (Harmono, 2004: 667).

Menurut Brigham & Houston (2010: 84) laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut.

Meskipun analisis rasio keuangan digunakan oleh investor sebagai alat pengukur konvensional, analisis rasio tersebut mempunyai kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) (Iramani, 2005: 3).


(16)

4

Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan (Prastowo, 2005: 93).

Pemegang saham, calon pemegang saham, dan pihak manajemen biasanya memperhatikan pendapatan per saham (EPS). Perhitungan EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan/ return yang diterima pemegang saham (Alwi, 2003: 77).

EPS merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Menurut James O Gill (2004:72) Rasio yang rendah berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Rasio yang tinggi berarti saham memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.

Menurut Khajar (2005: 1), sebagaimana diketahui bahwa return adalah imbalan yang diperoleh investor yang menginvestasikan dananya dengan cara membeli saham. Untuk memperoleh return yang diharapkan atas investasinya maka setiap investor harus mempertimbangkan beberapa aspek penting perusahaan (emiten) dimana investor menanamkan modalnya, membeli surat berharga tersebut baik keuangan maupun non-keuangan yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat perolehan return.


(17)

5

Pengertian return Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 102):Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Menurut Ulupui (2006: 4) salah satu faktor tersebut adalah rasio keuangan, yang terdapat dalam laba (profitabilitas), terutama ROA, EPS, leverage, juga rasio likuiditas dan aktivitas.

Berdasarkan signaling theory, semakin tingginya nilai EVA, ROA, dan EPS akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan semakin efektif, sehingga meningkatkan daya tarik perusahaan dan diminati oleh investor, dan return saham akan semakin naik. Namun sebaliknya, semakin rendahnya nilai EVA, ROA, dan EPS suatu perusahaan akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan buruk, sehingga mengurangi daya tarik perusahaan dan minat investor, akibatnya return saham akan turun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari (2006) tentang pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, ROE, ROS, EPS, dan BEP terhadap harga saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham. Tetapi ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.


(18)

6

Berbeda dengan penelitian Nirawati (2003) tentang pengaruh DER, CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Properti yang go publik di BEJ untuk periode 1997-2001. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara simultan DER, CR, EPS, dan ROA berpengaruh nyata terhadap harga saham. Dan menunjukkan bahwa secara parsial DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Namun ROA mempunyai koefisien regresi arah positif.

Pada umumnya para investor akan mengharapkan hasil dari investasinya dalam bentuk labar per saham, karena EPS merupakan rasio yang menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Menurut Margaretha dan Isni (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa EPS mempengaruhi kestabilan harga saham secara signifikan. EPS yang tinggi akan menandakan perusahaan memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi pemegang saham.

Bervariasinya hasil penelitian terdahulu dan fenomena naik turunnya harga saham perusahaan memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi. Pemilihan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI sebagai objek pada penelitian ini, karena pesatnya perkembangan akan konsumsi masyarakat terhadap telekomunikasi, khususnya seluler yang tumbuh pesar beberapa tahun kebelakang.


(19)

7

Perusahaan telekomunikasi di Indonesia pada umumnya menyediakan produk berupa jasa-jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional. PT. Telkom merupakan pemegang hak monopoli telekomunikasi domestik di Indonesia, untuk sambungan lokal sampai dengan tahun 2001 dan sambungan jarak jauh sampai dengan tahun 2006 (Shirot & Amin, 1998). Menurut Heru (2009) Telkom masih akan menjadi leader (pemimpin) operator di Indonesia. Sementara, posisi kedua dan ketiga masih diperebutkan Indosat dan XL.

Berkembangnya pengguna teknologi komunikasi di Indonesia mengakibatkan pasar yang ada sekarang lebih mengarah kepada pasar yang kompetitif, berbeda dengan pasar paradigma lama yang menganut pasar monopolistik dimana PT. Telkom menjadi penguasa pasar.

Survei pendahuluan di bawah ini digunakan untuk menggambarkan return saham pada bidang Telekomunikasi yang listed di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan Telekomunikasi mengenai return saham pada tahun 1997-2011 :

Tabel 1.1.

Rekapitulasi Data Tahun 1997-2011 Untuk Return Saham

Pada BidangTelekomunikasi yang terdaftar di BEI

Tahun Nama Perusahaan

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT. Indosat Tbk 1997 61,42% 0,99% 1998 -7,69% 2,21% 1999 47,22% 49,64%

2000 -48,43% -42,31%

2001 56,10% 5,00% 2002 20,31% -2,12% 2003 75,32% 62,16%

2004 -28,52% -61,67%


(20)

8

2006 71,19% 21,62% 2007 0,50% 27,41%

2008 -27,09% -33,14%

2009 27,70% -17,83% 2010 -15,87% 14,29% 2011 -10,18% -3,06% Sumber : Bursa Efek Indonesia diolah penulis

Dari tabel diatas terjadi banyak penurunan return saham pada perusahaan telekomunikasi terutama pada tahun 2000,2004 dan 2008. Pada tahun 2004 dan tahun 2008 perusahaan telekomunikasi mengalami kerugian dalam kegiatan bisnisnya sebagian para investor tidak memperoleh keuntungan yang ditandai dengan EPS yang nilainya negatif. Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dengan itu penelitian bertujuan untuk menghitung return saham dengan alat ukur EVA dan EPS dan ingin mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan EPS (earning per share) terhadap pengembalian saham perusahaan Telekomunikasi BEI, serta untuk mengetahui variabel mana diantara EVA dan EPS yang dominan dalam mempengaruhi pengembalian saham tersebut. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian ini : Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS)

terhadap Pengembalian Saham (return Saham) pada Perusahaan

Telekomunisasi yang terdaftar di BEI.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Pasar modal pada bidang telekomunikasi menghasilkan pergerakan indeks saham yang naik tetapi return saham menurun hal ini berbeda dengan


(21)

9

teori jika pergerakan indeks mengalami kenaikan maka return saham yang dihasilkan naik,makamenimbulkan adanya konflik sehingga diperlukannya pengembalian EVA dan EPS karena pengukuran kinerja tradisional tidak dapat menjamin kinerja suatu perusahaan berjalan dengan baik.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah di BEI adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Economic Value Added (EVA) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftardi BEI .

2. Bagaimana perkembangan Laba Perlembar Saham (EPS) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

3. Bagaimana perkembangan pengembalian saham (Return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

4. Seberapa besar pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap pengembalian saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

5. Seberapa besar pengaruh Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap pengembalian saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.


(22)

10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian`

Mengumpulkan data berbagai informasi terkait dengan pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar saham (EPS) terhadap Pengembalian saham (Return Saham).

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh Laba Perlembar Saham (EPS) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui perkembangan pengembalian saham (Return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :

1. Bagi Peneliti : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan digunakan untuk membuktikan kesesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan di lapangan.


(23)

11

2. Bagi Aktivitas Akademik : Dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam perkembangan ilmu manajemen dan pasar modal.

3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan perusahaan terutama mengenai Economic Value Added (EVA), dan Earning Per Share (EPS).

4. Bagi Investor Diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi investor dan para pelaku pasar modal dalam melakukan pengambilan keputusan berinvestasi.

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data informasi yang berkaitan dengan adanya masalah yang diteliti penulis mengadakan penelitian pada Bursa Efek Indonesia. Penulis melakukan penelitian dalam kurun waktu 6 bulan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012.

Tabel 1.2

Tabel Penelitian

No Jadwal Kegiatan

Februari Maret april Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Judul

2 Pencarian Data

3 Pengolahan Data

4 Penulisan Laporan

5 Sidang Up

6 Revisi

7 Melanjutkan Penulisan Laporan

8 Sidang Akhir


(24)

12


(25)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Economic Value Added (EVA)

2.1.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) adalah indikator internal yang mengukur kekayaan pemegang saham yang diciptakan atau dimusnahkan perusahaan dalam jangka waktu tertuntu. Economic Value Added (EVA) mengukur seberapa efisien operasi-operasi sebuah perusahaan menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah. Nilai ekonomis tercipta hanya jika perusahaan mengasilakan pengembalian (return) yang melebihi biaya modal (cost of capital).

Economic Value Added (EVA) adalah ukuran nilai tambah ekonomis (value creation) yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya.


(26)

13

Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai (value) ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan (reward) aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal (internal goal setting) perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Dalam hal investasi, EVA memberikan pedoman untuk keputusan penerimaan suatau proyek ( capital budgeting decision ), dalam hal mengevaluasi kinerja rutin ( performance assesment ) manajemen, EVA membantu tercapainya aktivitas yang Value added.

Definisi Economic Value added (EVA) secara sederhana oleh

Hansen dan Mowen (2005:126) adalah sebagai berikut :

Economic Value Added (EVA) merupakan laba residu/residual income atau dengan kata lain EVA merupakan laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Economic Value added (EVA) adalah keuntungan operasional setelah pajak dikurangi biaya modal atau Economic Value Added (EVA) merupakan pengukuran pendapatan sisa yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Dengan demikian Economic Value added (EVA) ditentukan oleh dua hal yaitu laba bersih operasi setelah pajak yang menggambarkan hasil penciptaan Value dalam perusahaan dan tingkat biaya modal yang


(27)

14

diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan Value tersebut. Berbeda dengan pengukuran kinerja keuangan tradisional, EVA mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal yang tumbuh sebagai akibat investasi yang dilakukan dan beban biaya modal mencerminkan tingkat risiko perusahaan.

Pengukuran dengan menggunakan EVA adalah mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal ( Cost Of Capital ) dimana beban biaya modal mencerminkan tingkat risiko perusahaan. EVA dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

EVA = NOPAT COST OF CAPITAL EVA = (r-c*) X CAPITAL

Dimana :

NOPAT : Net Operation Profit After Tax CAPITAL : Total Modal yang di Investasikan

r : Tingkat pengembalian saham yang dihasilkan c* : Total Biaya Modal

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang mempengarudi Economic Value Added (EVA)

Untuk meningkatkan nilai EVA ada beberapa faktor yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan yaitu :


(28)

15

1. Memperbaiki laba operasi tanpa menggunakan tambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi baik dalam bidang produksi maupun administrasi.

2. Tambahan modal diinvestasikan pada proyek yang memberikan return yang lebih besar dari pada biaya perolehannya.

3. Likuidasi modal yang tidak tepat atau investasi selanjutnya dibatasi terhadap kegiatan yang memberikan (return yang dihasilkan tidak memadai).

2.1.2 Laba Per Lembar Saham (EPS)

2.1.2.1 Pengertian Earning Per Share ( EPS ) atau Laba Per Lembar Saham

Saham pada per lembar sahamnya. Dengan memahami laporan keuangan, selanjutnya dapat dihitung dengan earning per share yang akan dibagikan perusahaan. Dimana secara umum earning per share dapat diartikan sebagai laba yang diperoleh pemegang.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:365) , mengemukakan bahwa : Earning Per Share merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan

Menurut Sutrisno (2009:223), mengemukakan bahwa: Earning Per Share merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas perusahaan yang mana para pemilik menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning Per Share atau laba perlembar saham merupakan ukuran kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.

Menurut Noni Lusia Sari (2006:237), mengemukakan bahwa: EPS adalah laba yang akan dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang


(29)

16

beredar semakin besar nilai EPS perushaaan akan menunjkkan bahwa laba yang dipeoleh perusahaan akan semakin besar pula .

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:195) mengemukakan bahwa: EPS merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham . EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham. Laba per lembar saham di hitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham biasa yang beredar sepanjang tahun.

Menurut Dahlan Siamat (2004:279), mrngemukakan bahwa: Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan laba bersih yang berhasildiperoleh perusahaan untuk setiap unit saham selama suatu periode tertentu .

Menurut James O Gill (2004:72), mengemukakan bahwa: EPS atau rasio pendapatan per lembar saham merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait.

Menurut Sawidji Widoatmojo (2005:102) mengemukaan bahwa : Earning per share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar .

Sedangkan menurut Abdul Halim (2003:12) mengemukakan bahwa : Earning per share ( EPS ) adalah perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten jumlah saham yang beredar .

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share ( EPS ) memberikan informasi penting mengenai laba yang diperoleh suatu perusahaan dari laba yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar, namun tidak menunjukkan pendapatan secara keseluruhan bagi para pemegang saham. Pengukuran Earning Per Share ( EPS ) perlu diperhatikan oleh para investor


(30)

17

maupun calon investor yang merupakan indikator penting bagi kesuksesan perusahaan.

Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya Earning Per Share (EPS) perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena adanya bahaya untuk memusatkan perhatian semata-mata pada Earning Per Share (EPS) harus diungkapkan pada wajah perhitungan laba rugi.

Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laba bersih dikurangi dividen preferen (Laba tersedia bagi pemegang saham atau dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari rumus berikut :

Sumber : Tjiptono Darmadji & Hendy M Fakhruddin

Jumlah laba bersih seringkali digunakan oleh investor dan kreditor untuk mengevaluasi prifitabilitas perusahaan. Namun, laba bersih itu sendiri sulit dipakai dalam membandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran yang beragam. Dengan demikian profitabilitas perusahaan biasa diekspresikan sebagai Earning Per Share (EPS).


(31)

18

2.1.2.2 Kelemahan Pelaporan Laba Per Lembar Saham Dalam Laporan

Keuangan

Penggunaan Laporan keuangan secara akuntansi dalam analisis perusahaan mengandung beberapa kelemahan, khususnya yang berkaitan dengan pelaporan laba (earning) perusahaan. Permasalahan dalam pelaporan laba (earning) ini berkaitan dengan kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara investor disatu sisi sebagai pengguna laporan keuangan dan manajemen disisi lainya sebagai penyaji laporan keuangan. Investor tentu menginginkan pelaporan earning yang dan apa adanya. Hal ini penting sebagai sumber informasi untuk membuat keputusan investasi yang akan dilakukan, sedangkan pihak lain, manajemen menginginkan pelaporan laba (earning) dalam laporan keuangan dibuat sebagus mungkin, dengan selalu untung, maka tentunya kinerja manajemen akan terlihat bagus.

Kelemahan berikutnya berkaitan dengan kemampuan laporan keuangan untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang paling terbaru. Seperti yang telah diketahui bahwa laporan keuangan disusun pada akhir periode (biasanya 1 tahun) untuk menggambarkan apa yang telah terjadi pada perusahaan pada periode tertentu. Akan tetapi, gambaran tersebut dalam kenyataannya masih merupakan gambaran sesaat mengenai kondisi pada saat laporan keuangan tersebut dibuat. Kelemahan seperti ini dikenal dengan istilah snapshot .


(32)

19

2.1.3 Return Saham

2.1.3.1 Pengertian Return Saham

Return adalah suatu tingkat pengembalian baik keuntungan atau kerugian dari investasi yang dilakukan investor. Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 102): Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya .

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return.

Menurut Jogiyanto (2008:195) adalah: Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi . Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko dimasa yang akan datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang diperoleh dari pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital


(33)

20

gain/loss. Capital gain/loss adalah selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

Besarnya return saham dapat dihitung dengan formula sebagai berikut Jogiyanto (2008:195 196):

Rit =

Keterangan:

Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.

Pt : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir). Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.

2.1.3.2 Komponen Return Saham

komponen suatu return terdiri dari duajenis yaitu:

1. Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya.

2. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode


(34)

21

sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.

2.1.3.3 Jenis-jenis Return Saham

Menurut Jogiyanto (2008:195) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu berkaitan dengan EVA , EPS dan return saham adalah sebagai berikut:

1. Harjono Sunardi

Dalam Jurnal Akuntansi Vol.2 No.1 Mei 2010: 70-92 . Penelitian yang berjudul Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Harjono Sunardi mengemukakan bahwa Variabel Return on


(35)

22

Investment (ROI) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi perekonomian dalam periode 2007-2008 terjadi krisis global yang memberikan imbas terhadap pasar modal. Hal ini menyebabkan kepanikan di pasar modal dan menyebabkan jatuhnya harga-harga saham perusahaan tersebut. Variabel Economic Value Added (EVA) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini lebih disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai perhitungan dan manfaat Economic Value Added dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel ROI dan EVA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai perhitungan dan manfaat EVA dalam pengambilan keputusan investasi dan adanya pengaruh kondisi perekonomian yang mengalami krisis global.

2. Phardono dan Yulius Jogi Christiawan

Dalam Jurnal Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra 2004. Penelitian yang berjudul Pengaruh Economic Value Added,Residual income, Earnings dan arus kas operasi terhadap Return Yang di terima oleh pemegang saham. Phardono dan Christiawan mengemukakan Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1)Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel economic value added,tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterimaolehpemegang saham (2) Variabel residual income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham


(36)

23

(3) Variabelearnings mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterimaoleh pemegang saham (4) Variabel arus kas operasi mempunyai pengaruhsignifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (5) Berdasarkanhasil uji t disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh palingsignifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkanvariabel economic value added dan residual income tidak berpengaruh signifikanterhadap return yang diterima oleh pemegang saham.Berdasarkan simpulan tersebut maka disarankan sebagai berikut: (1) Tolok ukur arus kas operasi ternyata terbukti berpengaruh positif dan signifikanterhadap return, maka bagi investor perlu mempertimbangkan arus kas operasiperusahaan dalam mempertimbangkan untuk menginvestasikan dananya dalamsaham (2) Investor sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor diluar tolokukur kinerja perusahaan yang bersangkutan, dalam menginvestasikan dananya dalam saham.

3. D. Agus Harjito dan Rangga Aryayoga

Dalam jurnal Ekonomi 2009, hal. 13 21 Volume 7, Nomor 1 ISSN 1693 4296. Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Sahamdi Bursa Efek Indonesia. D. Agus Harjito dan Rangga Aryayoga mengemukakan Berdasarkan analisis yang telah dilakukansebelumnya maka didapatkan beberapa hasilsebagai berikut: (1) Dari hasil pengujian statistik yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama profitabilitas dan EVA (Economic Value Added) perusahaan dengan return pemegang saham perusahaan manufaktur dapat ditarik kesimpulan bahwa


(37)

24

variable-variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hal ini secara otomatis menguatkan dugaan bahwa profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh rasio-rasio ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), NPM (Net Profit Margin) serta EVA (Economic Value Added) tidakmemiliki pengaruh secara serentak terhadap return pemegang saham. (2) Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap masing-masing variabel bebas yaitu EVA (Economic Value Added), ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity) dan NPM (Net Profit Margin) hanya variabel yang NPM (Net Profit Margin) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham. Sedangkan variable-variabel EVA (Economic Value Added), ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity) tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return pemegang saham perusahaan manufaktur. Artinya, perubahan return pemegang saham dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.

4. Luciana Spica Almilia dan Dwi Sulistyowati

Dalam Jurnal Ekonomi, FE Universitas Trisakti Jakarta, 9 Juni 2007. Penelitian yang berjudul Analisa terhadap Relevansi Nilai Laba,Arus Kas,Operasi dan nilai buku Ekuitas Pada periode disekitar krisis keuangan pada perusahaan manufaktur di BEJ. Luciana Spica Almilia dan Dwi Sulistyowati mengemukakan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada saat-saat tertentu yang membuat laba tidak lagi memiliki relevansi nilai. Pada saat perusahaan mengalami kesulitan


(38)

25

keuangan (merugi) maka yang dapat digunakan utnuk menilai perusahaan adalah informasi nilai buku ekuitas.(2) Berdasarkan nilai koefisien R² menunjukkan bahwa pada saat periode nonkrisis dan pasca krisis relevansi nilai laba lebih tinggi dibandingkan arus kas operasi dan nilai buku ekuitas. Dan pada saat periode krisis relevansi nilai laba lebih rendah dibandingkan arus kas operasi dan nilai buku ekuitas. (3) Berdasarkan hasil analisis regresi secara parsial didapat bahwa pada periode nonkrisis dan pasca krisis variabel laba dan arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel harga saham. Sedangkan pada periode krisis variabel nilai buku mempunyai pengaruh yang sifnifikan terhadap harga saham pada tingkat signifikansi 5%. 5. Noer Sasongko & Nila Wulandari

Dalam Jurnal Ekonomi Vol. 19 No. 1, Juni 2006. Penelitian yang berjudul Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap harga Saham. Noer Sasongko & Nila Wulandari mengemukakan Hasil pengujian hipotesis yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya EPS dapat digunakan untukmenentukan nilai perusahaan. (2) Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, returnon sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.


(39)

26

6. Mohammad Fawzi Shubita

Dalam Jurnal Keuangan dan Ekonomi Internasional ISSN 1450-2887 Vol. 59 (2010). Penelitian yang berjudul The Relationship between EVA and Stock Returns. Mohammad Fawzi Shubita mengemukakan penelitian ini bertujuan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: Memberikan independen empiris bukti pada isi informasi dari EVA, sisa pendapatan, dan akuntansi pendapatan tindakan; meningkatnya minat dalam EVA dalam pers bisnis, meningkatnya penggunaan EVA oleh perusahaan dan kalangan akademisi, dan bunga potensial di antara EVA kebijakan akuntansi pembuat, bukti memperkenalkan tentang isi informasi nilai tambah ekonomi dari Yordania pasar. Sampel penelitian terdiri dari (39) perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Amman Exchange (Amman Bourse), selama periode (2000-2008). Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa laba bersih (NI) melebihi nilai tambah ekonomi (EVA) dan sisa pendapatan (RI) dalam hubungan mereka dengan return saham. 7. Mehdi ArabSalehi dan Iman Mahmoodi

Dalam Jurnal Keuangan dan Ekonomi Internasional ISSN 1450-2887 Vol 65 (2011). Penelitian yang berjudul EVA or Traditional Accounting Measures; Empirical Evidence from Iran.Mehdi ArabSalehi dan Iman Mahmoodi mengemukakan Penelitian ini menguji pernyataan bahwa Economic Value Added (EVA ®) lebih unggul sebagai mengukur kinerja dibandingkan dengan ukuran akuntansi tradisional. Penyelidikan adalah dilakukan dengan menggunakan prosedur data panel untuk sampel yang terdiri dari 76 yang terdaftar Iran perusahaan di Bursa Efek Teheran 2001-2008. Selain itu, dalam


(40)

27

penelitian ini, baik pendekatan informasi relatif dan inkremental konten dipekerjakan. Hasil tidak dukungan klaim bahwa EVA ® mendominasi tindakan akuntansi tradisional relatif informasi konten. Dalam kata lain, tes informasi relatif konten mengungkapkan bahwa pendapatan saham lebih erat terkait dengan ROA, ROE dan EPS dari EVA ®. Selain itu, tes informasi tambahan konten menunjukkan bahwa EVA ® hanya menambahkan sedikit untuk informasi isi di luar tindakan akuntansi. Namun, hasil menunjukkan bahwa tindakan akuntansi yang berlaku mengungguli EVA.

8. Mehdi ArabSalehi dan Iman Mahmoodi

Dalam Jurnal Keuangan dan Ekonomi Internasional Vol. 4, No. 2; February 2012. Penelitian yang berjudul The Quest for the Superior Financial Performance Measures. Mehdi ArabSalehi dan Iman Mahmoodi mengemukakan Penelitian ini mencoba menjawab apakah nilai tindakan berbasis unggul tindakan akuntansi tradisional dalam menjelaskan pendapatan saham. Sebuah panel pooling data yang dilakukan atas 115 perusahaan yang terdaftar Iran di Teheran Stock Exchange (TSE) dari 2001-2008 digunakan untuk menyelidiki kekuatan penjelas dari empat nilai pengukuran berbasis (termasuk Nilai Ekonomi Ditambahkan, Refined Economic Value Added, Pasar Pertambahan Nilai dan Nilai Pemegang Saham Ditambahkan) dibandingkan dengan lima akuntansi berbasis tindakan (termasuk Earning Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Arus kas dari Operasi dan Return On Sales) dalam menjelaskan return saham. Temuan kami tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataan yang berbasis nilai langkah-langkah lebih


(41)

28

unggul dibandingkan dengan langkah-langkah akuntansi tradisional. relatif informasi tes konten mengungkapkan bahwa pendapatan saham lebih erat terkait dengan ROA dan ROE dari lainnya ukuran kinerja. Apalagi, test informasi tambahan konten menunjukkan bahwa nilai pengukuran berbasis menambahkan hanya sedikit informasi isi di luar tindakan akuntansi. Namun, hasil menunjukkan bahwa akuntansi langkah-langkah umumnya mendominasi berbasis nilai ukuran.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pasar modal merupakan salah satu wahana alternatif dalam berinvestasi khususnya investasi dalam jangka panjang dan sebagai media investasi bagi pemodal. Tiap-tiap pilihan investasi memiliki tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu sistem perekonomian.

Investor adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Motivasi utama investor dalam menginvestasikan dananya dalam bentuk saham adalah memperoleh Return atau imbal hasil dari investasi. Salah satu analisis yang dapat dimanfaatkan oleh investor adalah analisis fundamental. Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan laporan keuangan (financial report) yang diterbitkan oleh emiten. Laporan keuangan memiliki kandungan informasi apabila laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi oleh para investor.


(42)

29

Menurut Sunariyah (2006:4)

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimilki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang .

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas dana yang dibuat untuk Iujuan untuk mendapatkan laba yang positif di masa satu tahun dengan diinvestasikan pada satu atau lebih aktiva, yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Para pemodal dan analis keuangannya berkepentingan untuk mengetahui tingkat pengembalian atas investasi mereka. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan laporan keuangan perusahaan dengan tujuan mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan serta mengidentifikasi kecenderungan dan pertumbuhan yang mungkin ada. Dengan adanya informasi keuangan dapat membantu mereka untuk memutuskan tindakan, apakah untuk membeli, menahan, atau menjual saham suatu perseroan.

Keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham adalah Deviden dan capital gain. Jadi investasi terdiri dari dua unsur yang sangat penting risiko dan tingkat keuntungan. Suatu investasi dapat dikatakan menguntungkan (profitable) apabila investor tersebut dapat membuat pemodal (investor) menjadi lebih makmur. Dengan kata lain kemakmuran investor menjadi lebih besar setelah melakukan investasi. Berinvestasi di pasar modal akan memberikan keuntungan


(43)

30

yang sangat besar apabila investor mampu mengambil keputusan yang tepat setiap saat dalam melakianukan investasi. Namun keputusan tersebut tidak terlepas dari kondisi di masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpasimbangan di dalam mengambil suatu keputusan. Salah satu informasi yang dapat digunakan investor adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaaan yang bersangkutan. Agar dapat diketahui bagaimana kinerja suatu perusahaan dalam memberikan keuntungan atau tingkat pengembalian bagi perusahaan itu sendiri maupun kepada investornya.

Agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan serta kinerja keuangan. Analisis keuangan perlu melakukan pemeriksaaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio). Salah satu pertimbangan yang digunakan investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan adalah Economic Valeu Added dan Earning Per Share yang merupakan salah satu rasio profitabilitas.

2.2.1 Hubungan EVA dengan Return Saham

Berkaitan dengan pengaruh antara Economic Value Added (EVA) dengan return saham :

Menurut Siddharta Utama (2000:135) menyatakan bahwa:

EVA menyebabkan penilaian kinerja manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan


(44)

31

kesejahteraan pemegang saham dengan memilih investasi yang meminimkan tingkat biaya modal dan mengoptimalkan tingkat pengembalian (return).

Menurut Harjono sunardi (2010:80) menyatakan bahwa :

Suatu perusahaan dapat dikatakan meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modal. Bila EVA semakin tinggi maka harga saham akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga nilai sahamnya menjadi ikut naik.

2.2.2 Hubungan Laba Perlembar Saham (EPS) dengan Return Saham

Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan pengembalian return dan dividen yang diterima oleh pemegang saham. Berikut adalah beberapa pendapat yang menyatakan terdapat hubungan antara earning per share terhadap return saham:

Menurut Phardono (2004:161) menyatakan bahwa Kondisi earnings yang membaik ternyata juga berdampak nyata terhadapkinerja saham. Earnings disusun berdasarkan standar akuntansi dan nampak langsung pada laporan laba rugi. Publikasi earnings seringkali langsungmemberikan dampak positif terhadap perkembangan harga saham. Earnings positif juga memungkinkan perusahaan membagi dividen kepada pemegang sahamnya.

Menurut Lukman Syamsudin (2007:66-67) menyatakan bahwa:

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS. Karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan perusahaan berhasil meningkatkan tarap kemakmuran investor dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dengan harapan investor memperoleh tingkat return yang tinggi pula.


(45)

32

Dari teori-teori yang dikemukakan diatas maka dapat dsimpulkan bahwa earning per share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Dengan menggunakan rasio EPS, investor dapat mengetahui besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan per lembar saham maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaannya.

Dengan semakin membaiknya kinerja perusahaan yang diakibatkan dari tingginya tingkat EPS hal itu dapat mempengaruhi perubahan return saham. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa earning per share berpengaruh positif terhadap return saham.

2.2.3 Perbandingan dengan Peneliti Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil penelitian terdahulu yang ada kaitanya dengan judul penelitian yang penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

2.1 Tabel penelitian terdahulu :

No Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Harjono Sunardi (2010)

Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa

,Variabel ROI dan EVA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai perhitungan dan manfaat EVA dalam pengambilan keputusan investasi dan adanya pengaruh kondisi perekonomian yang mengalami krisis global.

Sama- Sama meneliti pengaruh Eva terhadap Return Saham.

Disini peneliti meneliti tentang ROI sedangkan Penulis meneliti tentang EPS terhadap Return Saham.


(46)

33

Efek Indonesia 2 Phardono

dan Christiawan (2004) Pengaruh Economic Value Added,Residual income, Earnings dan arus kas operasi terhadap Return Yang di terima oleh pemegang saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel

economic value added,Variabel

residual income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham,sedangkan Variabel earnings ,Variabel arus kas operasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham . . Sama-sama meneliti tentang pengaruh Erning terhadap Return saham Penulis hanya meneliti 2 variabel saja sedangkan penelito disini meneliti 4 variabel terhadap return saham..

3 Harjito dan Aryayoga (2009) Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan

Return Saham di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil pengujian statistik dapat ditarik kesimpulan bahwa variable-variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hal ini secara otomatis menguatkan dugaan bahwaprofitabilitas perusahaan yang diwakili oleh rasio-rasio ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), NPM (Net Profit Margin) serta EVA (Economic Value Added) tidak memiliki pengaruh secara serentak terhadap return

pemegang saham.

Sama- Sama meneliti pengaruh Eva terhadap Return Saham

.Penulis hanya meneliti 2 variabel saja sedangkan penelito disini meneliti 4 variabel terhadap return saham..

4 Almilia dan Sulistyowat i

(2007)

Analisa terhadap Relevansi Nilai Laba,Arus Kas,Operasi dan nilai buku Ekuitas Pada periode disekitar krisis keuangan pada perusahaan manufaktur di BEJ

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada saat-saat tertentu yang membuat laba tidak

lagi memiliki relevansi nilai. Pada saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan

(merugi) maka yang dapat digunakan utnuk menilai perusahaan adalah informasi nilai buku ekuitas.

Sama- same menekliti pengaruh Eva dan EPS erhadap Retus saham.,

Peneliti dsini menggunakan arus kas dan nilai buku sebagai datanya sedangkan penulis anya menggunakan Laporan keuangan.

5 Sasongko dan wulandari (2006)

Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio

Profitabilitas terhadap harga Saham

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruhterhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya EPS dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Dan Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa

return on asset, return on equity, returnon sale, basic earning power, dan economic value added

tidak berpengaruh terhadap harga

Sama-sama menelii pengaruh EVA dan EPS terhdap return saham

Penulis hanya meneliti 2 variabel saja sedangkan penelito disini meneliti 6 variabel terhadap return saham


(47)

34

saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. 6 Mohamad

Fawzi Shubita (2010)

The Relationship between EVA and Stock Return

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa EVA erpengaruh signifikan terhadap Return saham.

Sama-sama meneliti pengaruh EVA terhadap Return Saham. Peneliti memakai deviden sebagai datanya sedangkan penulis hanya memakai return saham. 7 Salehi dan

Mahmoodi (2011) EVA or Traditional Accounting Measures; Empirical Evidence from Iran

Dari hasil penelitian menyimpulkan ahwa EVA berpengaruh positif terhadap harga saham Sama-sama meneliti tentang EVA. Peneliti menggunakan variael harga saham sedangkan penulis meneliti return saham. 8 Salehi dan

Mahmoodi (2012)

The Quest for the Superior Financial Performance Measures

Dari hasil peneitian menyatakan bahwa EV dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Return saham.

Sama-sama meneliti tentang EVA dan EPS terhadap Return Saham.

Penulis hanya meneliti 2 variabel saja sedangkan penelito disini meneliti 6 variabel terhadap return saham


(48)

35

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas dengan melandaskan pada teori-teori dari berbagai pendapat para ahlinya, maka dirumuskan paradigma yang terlihat pada gambar sebagai berikut:

Harjono sunardi (2010:80) (2002 : 12) + +

(2005:102)

+

Phardono & Christiawan (2004:161)

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian Economic Value

Added ( EVA ) : - NOPAT

- Cost Of Capital (Hansen and Women, 2005:126)

Laba Perlembar Saham (EPS) :

- Laba Bersih - Jumlah Saham

Beredar (Eduardus

Tandelilin,2010:365)

Pengembalian Saham(Return Saham) :

- Return Saham Periode Sekarang - Return

Saham Periode Lalu ( Jogiyanto , 2008 : 195 )


(49)

36

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah Kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis adalah anggapan sementara yang harus diuji kebenarannya.

Berdasarkan identifikasi dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Terjadi Fluktuasi Economic Value Added (EVA) terhadap Pengembalian Saham (return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1997-2011 secara parsial.

2) Terjadi Fluktuasi Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1997-2011 secara parsial.


(50)

37

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:

Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (2009:38)

Sedangkan objek penelitian menurut Husein Umar adalah sebagai berikut : Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu. (2005:303)

Objek penelitian yang akan penulis bahas dalam penyusunan tugas akhir ini adalah mengenai Economic Value Added (EVA), Laba Perlembar saham (EPS) dan Pengembalian Saham (Return Saham).

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono metode penelitian dapat diartikan sebagai berikut : Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat


(51)

38

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisifikasi masalah.

(2009:2)

Cara ilmiah disini berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematik. Rasional berarti kegiatan penelitian penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah yang bersifat logis.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam dalam menyusun tugas akhir ini adalah metode Deskriptif Verifikatif

yaitu metode yang mengungkapkan gambaran masalah yang terjadi saat penelitian ini berlangsung.

Menurut Sugiyono pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut: Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. (2009:35)

Sedangkan menurut Moh. Nazir pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut :

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang .(2003:4)


(52)

39

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif yang dilakukan dengan cara meneliti suatu populasi atau sample tertentu, kemudian menganalisis data sesuai dengan permasalahan yang ada menggunakan instrument penelitian, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan dalam meneliti Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeiode 1997-2011.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Moh. Nazir adalah sebagai berikut :

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. (2005:84)

Menurut Jonathan Sarwono pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut : Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan teapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. (2006:79)

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencakup proses-proses berikut :


(53)

40

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di BEI khususnya yang mengangkut Analisis Pengaruh Economic Value added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Pengembalian Saham (Return Saham).

2. Merumuskan masalah dari penelitian. 3. Menetapkan tujuan penelitian.

4. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengukuran variabel.

5. Menentukan sampel dan teknik pengumpulan sampel untuk memilih sampel penelitian.

6. Memilih teknik pengumpulan data data. 7. Melakukan analisis data.

8. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interpretasikan data.

3.2.2 Variabel Penelitian Dan Operasionalisasi Variabel

3.2.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono menyatakan pengertian variabel adalah : Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (2009:39)

Berdasarkan pengertian penelitian di atas, maka penulis menetapkan variabel penelitian sebagai berikut :


(54)

41

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS).

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pengembalian Saham (Return Saham).

3.2.2.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut: Penentuan konstruck sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.


(55)

42

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) merupakan laba residu/residual income atau dengan kata lain EVA merupakan laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. (Hansen dan Mowen,2005:126)

- NOPAT

- Cost Of Capital

Atau

Rasio Laba Perlembar Saham (EPS)

Earning Per Share merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan

(Eduardus

Tandelilin,2010:365)

- Laba Bersih

- Jumlah Saham Beredar

Rasio Pengembalian

Saham (Return Saham)

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi .(Jogiyant0 ,2008:195)

-Tingkat keuntungan saham i pada periode t.

-Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir).

-Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.

Rasio


(56)

43

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data skunder. Sumber data skunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data . Semua sumber data yang digunakan untuk menghitung tiap-tiap faktor dalam studi ini diperoleh dari :

- www.bi.go.id

- www.idx.co.id

- Jurnal Administrasi dan Bisnis - Jurnal Ekonomi

- Jurnal Keuangan Publik - Jurnal Manajemen Keuangan

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik Penentuan Data dai metode ini adalah menggunakan populasi dan sample.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang diterapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian (Umi .Narimawati,2008).

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 1997-2011 yaitu sebanyak enam perusahaan.


(57)

44

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati,2008).

Penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2010: 120) nonprobability sampling adalah teknik teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan cara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010: 122) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan teknik tersebut dua perusahaan diambil sebagai sampel dari enam perusahaan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 1997-2011.

Kedua perusahaan ini dipilih dengan melihat kontinuitas usahanya selama tahun 1997-2011 dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode tersebut.Sampel ini berupa data panel dengan jumlah 30 data.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam usulan penelitian ini adalah melaui teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada BEI sejak tahun 2006-2010.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :


(58)

45

1. 1.Riset Kepustakaan yang meliputi :

a. Quotasi, yaitu penulis mencari informasi dengan cara membaca buku, kemudian mengambil definisi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sesuai aslinya.

b. Phrase, yaitu mengambil intisari dari suatu pernyataan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

c. Summary, yaitu penulis membaca bulu-buku yang berhubungan dengan topik yang bersangkutan kemudian membuat rangkuman. 2. Riset Lapangan

a. Observation, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data perusahaan. b. Sampel, yaitu pengembalian data yang akan di olah.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.


(1)

rata sebesar 3,5% setiap tahunnya, dimana penurunan return saham yang sangat berfluktuatif dikarenakan terdapat beberapa faktor seperti terjadinya krisis keuangan global sehingga menimbulkan sentimen negatif pasar yang berimbas pada penurunan harga saham yang menimbulkan penarikan dana besar-besaran oleh investor.

4. Economic Value Added (EVA) dengan Return saham mempunyai hubungan yang sangat lemah dan berlawanan arah ketika Laba Perlembar Saham (EPS) tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan bahwa ketika Economic Value Added (EVA) meningkat, sementara Laba Perlembar Saham(EPS) tidak berubah maka akan menurunkan return saham perusahaan. Sehingga Economic Value Added (EVA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 1997-2011. Sebaliknya Laba Perlembar Saham dengan Return saham terdapat hubungan yang kuat dan searah ketika Economic Value Added (EVA) tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan bahwa ketika Laba Perlembar Saham (EPS) meningkat, sementara Economic Value Added (EVA) tidak berubah maka return saham perusahaan akan meningkat. Sehingga Laba Perlembar Saham (EPS) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1997-2011. Sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan pada seluruh anggota populasi dan variabel Laba Perlembar Saham (EPS) dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan return saham. Economic Value Added dan Laba Perlembar Saham (EPS) berpengaruh signifikan terhadap


(2)

99

Return Saham dengan arah hubungan positif. Artinya semakin besar Economic Value Added dan Laba Perlembar Saham (EPS) akan meningkatkan Return

Saham. Sebaliknya, semakin kecil Economic Value Added (EVA) dan Laba Perlembar Saham (EPS) akan menurunkan Return Saham. Sebesar 4% perubahan pada Return Saham bisa dijelaskan atau dipengaruhi oleh Economic Value Added dan Laba Perlembar Saham (EPS).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Economic Value Added pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada umumnya sudah baik. Economic Value Added

yang positif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor.

2. Perolehan Laba Perlembar saham (EPS) pada perusahann Telekomunikasi yang diperjual belikan di Bursa Efek Indonesia, dapat dikatakan sangatlah minim mengingat banyaknya perusahaan yang bersaing di Pasar Modal sudah selayaknya manajemen memikir cara untuk dapat memberikan nilai Earning Per Share yang tinggi kepada para investornya,Nilai EPS dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laba bersih perusahaan. Ataupun bila laba bersih tetap, dapat disiasati dengan menurunkan jumlah saham yang beredar. Nilai EPS


(3)

akan meningkat apabila presentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada presentase perubahan jumlah lembar saham.

3. Return Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia cenderung berfluktuatif dimana perusahaan Telekomunikasi harus terus meningkatkan laba perusahaan serta menekan tingkat likuiditas dan memberikan kebijakan deviden.


(4)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R. and Marynne M. Mowen. (2003), Management Accounting, 6th ed, Thomson South Western, United Stated of America.

Tandelili, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Jogiyanto.( 2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta : Bandung. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta : Bandung.

Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan.(2004). Pengaruh Economic Value Added,Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh pemegang saham :Pengamatan di Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta , Jurnal Akuntansi & Keuangan vol.2,no.2, November, p140-166.

Sunardi,Harjono. (2010) Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA terhadap Return Saham : Pengamatan di Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia . Jurnal Akuntansi Vol.2 No.1,Mei 2010: p70-92 .

Harjito, Agus dan Rangga Aryayoga. (2009) Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham: Pengamatan di Bursa Efek Indonesia .

Jurnal Ekonomi Vol.7, No.1 ISSN 1693 4296: p13-21.

Luciana Spica Almilia dan Dwi Sulistyowati.2007 Analisa terhadap Relevansi Nilai Laba,Arus Kas,Operasi dan nilai buku Ekuitas Pada periode disekitar krisis keuangan: pengamatan pada perusahaan manufaktur di BEJ . Jurnal Ekonomi Juni 2007.

Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. (2006) Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap harga Saham .Jurnal Ekonomi Vol. 19 No. 1, Juni 2006.

Mohammad Fawzi Shubita. 2010 The Relationship between EVA and Stock Returns .Jurnal Keuangan dan Ekonomi Internasional ISSN 1450-2887 Vol. 59 2010.


(5)

Mehdi ArabSalehi dan Iman Mahmoodi.2011 EVA or Traditional Accounting Measures; Empirical Evidence from Iran .Jurnal Keuangan dan Ekonomi Internasional ISSN 1450-2887 Vol 65 2011.

Mehdi ArabSalehi dan Iman Mahmoodi. 2012 The Quest for the Superior Financial Performance Measures .Jurnal Keuangan dan Ekonomi Internasional Vol. 4, No. 2; February 2012.

Narimawati,Umi., Sri Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010). Penuliisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Unikom. Cetakan pertama, Penerbit Genesis : Bekasi.


(6)

Data Pribadi

Nama Lengkap Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Status Alamat Telepon Pendidikan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama Lengkap Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan

Pendidikan

1. Tahun 1995 2. Tahun 2001 3. Tahun 2004 4. Tahun 2008

Bandung

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

: Ela Windiana Puspitasari : Bandung, 16 Desember 1989 : Perempuan

: Indonesia : Islam

: Belum Menikah

: Jl. Atlas Raya VI No 11a : 085721953173

Tahun 1995-2001 Tahun 2001-2004 Tahun 2004-2007 Tahun 2008- sekarang Bandung

xix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

: Ela Windiana Puspitasari : Bandung, 16 Desember 1989 : Perempuan

: Indonesia : Islam

: Belum Menikah

: Jl. Atlas Raya VI No 11a : 085721953173

2001 2004 2007

sekarang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

: Ela Windiana Puspitasari : Bandung, 16 Desember 1989

: Belum Menikah

: Jl. Atlas Raya VI No 11a : 085721953173

: SDN Awigombong : SMP Kartika III

: SMK Kencana Bandung : Univers

: Ela Windiana Puspitasari : Bandung, 16 Desember 1989

: Jl. Atlas Raya VI No 11a

: SDN Awigombong

: SMP Kartika III-I Bandung : SMK Kencana Bandung

rsitas Komp I Bandung : SMK Kencana Bandung


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) danLikuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

2 112 89

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Analisis Pengaruh Economic Value Added (Eva), Earnings Per Share (Eps), Dan Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 53 92

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 98

Hubungan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Dengan Harga Saham Perusahaan Manakan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 46 73

Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 49 88