Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memiliki bahasa untuk berkomunikasi. Menurut Ritonga 2008:1 menyebutkan pengertian bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pengertian bahasa itu meliputi dua bidang yaitu : bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi itu sendiri. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain Sutedi,2004:2. Ketika kita menyampaikan ide,pikiran, hasrat, dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud,tiada lain karena ia memahami makna 意味 yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis. Untuk membahas mengenai makna dalam bahasa maka kajian ilmu yang diperlukan adalah ilmu semantik. Verhaar dalam Pateda 2001:7 menyebutkan bahwa, Semantik berarti teori makna atau studi ilmiah tentang makna. Makna merupakan pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri terutama dalam kata-kata Djajasudarma, 1993:5. Palmer dalam Djajasudarma 1993:5 menyebutkan bahwa, makna hanya menyangkut intra bahasa dimana untuk mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah dengan memahami kajian kata tersebut yang Universitas Sumatera Utara berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Sutedi 2004:114 menyebutkan beberapa jenis makna, diantaranya adalah : makna leksikal, makna gramatikal, makna denotatif, makna konotatif, makna dasar dan makna perluasan . Dari beberapa jenis makna di atas, ada yang disebut dengan makna leksikal, makna gramatikal. Sutedi 2004:115 menjelaskan bahwa, “Makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut dengan Bunpouteki-imi 文 法的―意味 yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya”. Sedangkan Djajasudarma 1999:13 menyebutkan pengertian dari makna gramatikal ialah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Sedangkan makna baik bentuk dasar maupun bentuk turunan yang ada dalam kamus disebut dengan makna leksikal. Kata tame termasuk kedalam kategori kelas kata Nomina.Nomina disebut juga dengan kata benda. Sudjianto 2004:157 menyebutkan bahwa kata benda 詞 merupakan kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, keadaan dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi perubahan bentuk . Sedangkan dalam Situmorang 2007:34 menjelaskan bahwa meishi 詞 dapat berdiri sendiri, tidak mengenal konjugasi dan dapat menjadi subjek atau objek di dalam sebuah kalimat. Jadi dengan kata lain meishi 詞 merupakan kata benda,barang atau kejadian yang tidak mengalami perubahan bentuk konjugasi, dapat menjadi subjek dan objek dalam sebuah kalimat. Berdasarkan jenisnya, Meishi dapat dibagi ke dalam 5 kategori yaitu Futsuu Meishi 普通 詞, Koyuu Meishi 固 詞 , Suushi 数詞, Daimeishi 代 詞 dan Keishiki Meishi 形式 詞, Sudjianto,2004:158. Universitas Sumatera Utara Menurut Sudjianto 2004:160 : “ Keishiki meishi 形 式 詞 merupakan nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina”. Ada beberapa contoh dari keishiki meishi, tetapi dalam penelitian ini secara khusus hanya membahas menganai Tame baik dari segi fungsi maupun maknanya dalam kalimat bahasa Jepang. Sebab penulis menemukan beberapa kesulitan dalam membedakan fungsi dan makna Tame dalam kalimat bahasa Jepang. Contoh : 1. 中 サッカ 試合 勝 毎日 走 い Tomomatsu:2007. Tanaka san wa sakka no shiai ni katsu tameni, mainichi jukkiro hashitteimasu. Tanaka, agar memenangkan pertandingan bola, setiap hari berlari 10Km. 2. 日本語 勉強 人 本 Tomomatsu:2007 Kore wa Nihongo wo Benkyousuru hito no tameno hon desu. “ Ini adalah buku untuk orang-orang yang belajar bahasa Jepang “ 3. 大雪 電車 遅 い Tomomatsu:2007. Ooyuki no Tame, densha ga okureteimasu Karena salju tebal banyak, kereta api terlambat. Universitas Sumatera Utara 中 出席日数 卒業 Tanaka san wa shussekinissuu ga tarinakatta tameni, sotsugyou dekimasendeshita. Tuan Tanaka, karena jumlah absensi tidak mencukupi maka tidak lulus Kata tame pada contoh I berfungsi “ menunjukkan suatu tujuan perbuatan “ dan bermakna “ agar”, dan pada contoh II berfungsi “ menerangkan suatu keuntungan “ dan bermakna “ untuk” sedangkan pada contoh III berfungsi untuk “ menerangkan hubungan sebab akibat” dan bermakna “ karena”. Dari beberapa kalimat di atas, dapat dilihat fungsi dan makna tame bermacam-macam. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk membahas fungsi dan makna contoh-contoh kata tame dalam kalimat-kalimat yang ada pada novel yang berjudul “ Watashi no Kyoto “ karya Watanabe Junichi.

1.2 Rumusan Masalah