中 出席日数
卒業
Tanaka san wa shussekinissuu ga tarinakatta tameni, sotsugyou dekimasendeshita.
Tuan Tanaka, karena jumlah absensi tidak mencukupi maka tidak lulus Kata tame
pada contoh I berfungsi “ menunjukkan suatu tujuan perbuatan
“ dan bermakna “ agar”, dan pada contoh II berfungsi “ menerangkan suatu keuntungan
“ dan bermakna “ untuk” sedangkan pada contoh III berfungsi untuk “ menerangkan hubungan sebab akibat” dan bermakna “ karena”.
Dari beberapa kalimat di atas, dapat dilihat fungsi dan makna tame bermacam-macam. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk membahas fungsi dan
makna contoh-contoh kata tame dalam kalimat-kalimat yang ada pada novel
yang berjudul “ Watashi no Kyoto “ karya Watanabe Junichi.
1.2 Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini hanya akan dibatasi pada fungsi dan makna tame
dalam novel yang berjudul “ Watashi no Kyoto” karya “ Watanabe Junichi. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah : 1. Apa Fungsi dan Makna kata Tame
secara umum dalam kalimat bahasa Jepang.
2. Apa Fungsi dan Makna kata Tame dalam novel yang berjudul
“ Watashi no Kyoto” karya Watanabe Junichi.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini hanya difokuskan kepada pembahasan fungsi dan makna kata “Tame”
yang ada pada kalimat-kalimat di dalam novel berjudul “ Watashi no Kyoto “ karya Watanabe Junichi.
Untuk menjelaskan fungsi dan makna kata Tame , penulis menguraikan
fungsi dan makna kata Tame secara gramatikal. Gramatikal dalam Bahasa
Jepang disebut dengan Bunpou 文 法 . Gramatikal 文 法 digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang berkaitan dalam sebuah kalimat.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Bahasa Jepang mempunyai keunikan tersendiri dalam segi makna maupun gramatikalnya. Salah satunya bahasa Jepang mempunyai 10 jenis kelas kata. Satu
diantaranya adalah kelas kata Meishi 詞. Sudjianto 2004:156 menjelaskan bahwa, Meishi merupakan kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa, dan
sebagainya, tidak mengalami konjugasi. Dalam penelitian sebuah makna, maka ilmu yang dibutuhkan dalam linguistik adalah ilmu semantik. Semantik merupakan salah
satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Objek kajian semantik adalah makna kata Go no Imi , relasi makna antar satu kata dengan kata yang lainnya go
no imi kankei , makna frase ku no imi , dan makna kalimat Bun no Imi Sutedi,
2004:111. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap
pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat dimengerti , sebagian pemakai bahasa dituntut agar menaati kaidah
Universitas Sumatera Utara
gramatikal, sebagian lagi tunduk pada kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa Djajasudarma,1999:5. Berdasarkan jenis makna
tersebut, ada yang disebut dengan makna Leksikal dan makna Gramatikal. Menurut Djajasudarma 1993:13 menjelaskan bahwa makna gramatikal adalah makna yang
menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.
1.4.2 Kerangka Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI salah satu pengertian dari fungsi dalam linguistik “ fungsi” berarti berperan sebuah unsur bahasa dalam satuan
sintaksis yang lebih luas seperti nomina berfungsi sebagai subjek. Kridalaksana 2008:67 menyebutkan bahwa fungsi merupakan :
a. Beban makna suatu satuan bahasa b. Hubungan antara satuan dengan unsur-unsur gramatikal
c. Penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu d. Peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural
dengan unsur-unsur lain e. Peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, mis. nomina
yang berfungsi sebagai subjek atau objek. Pada kata Tame
memiliki fungsi dan makna lebih dari satu. Sebagaimana dijelaskan oleh Tomomatsu 2007:135 , secara umum makna tame
memiliki beberapa makna dalam kalimat bahasa Jepang, diantaranya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. 行為 目的 言う言い方 前
目的 言い
後 何
言う 意見
含 動詞
Koui no mokuteki wo iuiikata. [ Tameni] no mae de, mokuteki o ii, [ tameni ] no Atode, nani o suruka iu. [ Tameni ] wa iken o fukumu doushi ni tsuku.
“ Cara mengatakan tujuan dari suatu perbuatan. Sebelum [ Tameni ] membicarakan tujuan, dan setelah [ Tameni] mengucapkan apa yang akan dilakukan. [ Tameni]
termasuk dalam kata kerja yang mengandung sebuah unsur pikiran pendapat .”
2. 人 団体 利益
う いう意味
表 Hito ya dantai nadono [ Rieki ni naru youni ] to iu imi o arawasu.
“ Menerangkan makna yang menjadi keuntungan manfaat dari kumpulan-kumpulan organisasi dan orang-orang
3. 形
普通 い結果
原因 い
言う 書
言葉 使う
普通 使う
不自然 文
話 人
意思 表
文 依頼
表現 来
い [ Tame Ni..] no katachi de futsuu dewanai kekka to natta genin ni tsuite iu. Kaki
kotobade yoku tsukau. Futsuu no koto ni tsukau to, fushizen na bun ni naru. [ Tame] ni wa, hanasu hito no ishi wo arawasu bun ya irai nado no hyougen wa konai.
“ Bentuk [ Tameni] membicarakan mengenai penyebab dari hasil yang tidak biasa. Sering digunakan dalam bahasa tulisan. Kalau digunakan untuk hal-hal yang biasa,
maka menjadi kalimat yang tidak alami. Dalam [ Tame] merupakan kalimat yang menerangkan pikiran dan permintaan dari orang yang berbicara dan juga tidak
mendatangkan ekspresi.
Dalam lingustik, objek kajian dari ilmu semantik adalah makna. Makna merupakan pertautan diantara unsur-unsur bahasa itu sendiri terutama kata-kata
Universitas Sumatera Utara
Djajasudarma,1999:5. Makna ini sebagai objek kajian semantik tidak dapat diamati atau diobservasi secara empiris. Kajian dapat dilakukan terhadap makna bunyi bahasa
Fonestem, makna-makna satuan leksikon yang disebut dengan leksikal, satuan gramatikal yang disebut dengan makna gramatikal, satuan sintaksis disebut dengan
makna sintaksis dan satuan wacana yang disebut dengan kontekstual Chaer,2007:68. Menurut Pateda 2001:116:
“Makna kontekstual contextual meaning atau makna situasional situasional meaning
muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan konteks”. Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan
gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan www.
diajengsurendeng.blogspot.com
.
Berdasarkan dari beberapa fungsi dan makna di atas, telah diketahui ada beberapa fungsi dan makna kata tame
. Untuk penelitian fungsi dan makna kata tame
, penulis akan menggunakan teori fungsi dan makna tame yang
dikemukakan oleh Tomomatsu 2007:135-136. Selain itu, karena kata tame tidak dapat berdiri sendiri, maka penulis menggunakan teori makna Gramatikal yang
dikemukakan oleh Sutedi 2004:115 . Karena data penelitian ini diperoleh dari sebuah novel, maka penulis akan
menggunakan teori kontekstual untuk melihat makna tame dalam sebuah
konteks yang dikemukakan oleh Pateda 2001:116.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan dan Manfaat 1.5.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna kata tame
dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang secara umum.
2. Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna kata tame dalam
kalimat-kalimat yang ada pada novel yang berjudul “ Watashi no Kyoto” karya Watanabe Junichi.
1.5.2 Manfaat penelitian
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat mengetahui fungsi dan makna kata tame di dalam kalimat bahasa
Jepang. 2. Dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa Departemen Sastra Jepang dalam
penelitian tentang kata tame yang berikutnya
1.6 Metode Penelitian
Adapun teknik untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan library research . Metode kepustakaan
adalah metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dengan mempergunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah apa yang sedang
dibahas www. scribd.com
. Sedangkan untuk teknik penyajian data di dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan memberikan penjabaran-penjabaran dan uraian yang menggunakan kata-kata, Mahsun, 2007: 92. Metode deskriptif
merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara menyimpulkan,
mengklasifikasikan, mengkaji, atau menginterpretasikan data.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELAS KATA BAHASA JEPANG,
MEISHI, KATA TAME DAN ILMU SEMANTIK
2.1 Kelas Kata Bahasa Jepang
Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang mempunyai keunikan tersendiri. Salah satunya adalah bentuk gramatikalnya. Bahasa Jepang memiliki
bentuk gramatikal yang berbeda dengan bahasa Indonesia dimana salah satu perbedaan pola kalimat Bahasa Jepang yaitu S-K-O-P sedangkan pada bahasa
Indonesia adalah S-P-O-K. Gramatika Bahasa Jepang dapat dibagi menjadi beberapa macam tergantung pada sudut pandang apa kita melihatnya Sudjianto, 2004:134.
Menurut Motojiro dalam Sudjianto 1996:27 mengklasifikasikan kelas kata bahasa Jepang menjadi 10 jenis yaitu :
1. Doushi 動詞 Kata Kerja
2. Keiyoushi 形容詞 Kata sifat yang berakhiran –i
3. Keiyoudoshi 形容動詞 Kata sifat yang berakhiran –na
4. Meishi 詞
Kata Benda
5. Fukushi 副詞 Kata Keterangan
6. Rentaishi 連体詞 Pra kata benda
7. Setsuzokushi 接続詞 Kata sambung
Universitas Sumatera Utara