47
2. Imaji Tubuh Cantik Tidak Sempurna Ketika Hamil
Ketika tubuh perempuan membesar, dan muncul selulit dimana-mana, maka tubuh yang semacam ini tidak lagi dianggap cantik yang sempurna.
Perempuan dengan kondisi seperti ini akan dianggap memiliki tubuh yang tidak proporsional, sehingga ia harus melakukan berbagai cara untuk membuat
tubuhnya kembali „ideal‟. Ketika perempuan sedang hamil, tubuhnya pasti akan mengalami kondisi
yang dianggap tidak ideal itu. Berat tubuhnya makin bertambah, perutnya makin membuncit, dan selulit bisa muncul di beberapa bagian tubuh. Dengan kondisi
yang tidak sempurna ini, perempuan dianggap tidak layak untuk ditampilkan dalam ruang publik. Berbagai ketidakidealan itu harus ditutupi dan sebisa
mungkin hanya terlihat pada ranah-ranah privat saja. Tetapi pada tahun 1991, lewat majalah
Vanity Fair
, Annie Leibovitz
76
. seperti mendobrak ide ini. Ketika itu, Annie memotret Demi Moore
77
yang sedang hamil tujuh bulan dalam kondisi telanjang bulat. Foto itu kemudian menjadi
sampul depan majalah
Vanity Fair
78
.
76
Annie Leibovitz adalah seorang fotografer perempuan yang lahir pada 2 Oktober 1949 di Waterbury, Connecticut, AS. Pada tahun 1970 ia bekerja pada majalah Rolling Stone lalu pada
1983 ia mulai bekerja pada majalah hiburan Vanity Fair. Pada akhir 1980-an, ia mulai mengerjakan sejumlah foto-foto untuk iklan dari produk-produk kelas atas. Dari tahun 1990-an
hingga sekarang, Annie telah banyak sekali mempublikasikan serta memamerkan sejumlah karyanya. sumber
http:www.biography.compeopleannie-leibovitz-9542372
77
Demi Moore adalah aktris Hollywood yang dilahirkan pada 11 November 1962 di Roswel, New Mexico, AS. Ia sukses membintangi film Ghost pada 1990 yang membuahkannya nominasi dalam
ajang Golden Globe Award. Selain Ghost, Demi juga membintangi sejumlah film box office seperti A Few Good Men dan Indicent Proposal. Kedua film itu dirilis pada tahun 1992-1993.
sumber http:www.famous-women-and-beauty.comdemi-moore-bio.html
78
Vanity Fair adalah majalah bulanan yang terbit di Amerika dengan kesan glamour serta berkelas. Artikel serta kolom-kolom yang dihadirkan berbicara seputar budaya masyarakat kelas
atas, sosialita serta kaum jet set. Selain itu, yang biasa dibicarakan adalah isu-isu seputar dunia hiburan,
politik serta,
berbagai topik
yang tengah
hangat dibicarakan.
sumber http:www.statemaster.com
48
Gambar 21.
Sampul Majalah Vanity Fair edisi Agustus 1991.
79
Foto ini kemudian menjadi begitu kontroversial dengan berbagai perdebatan yang berkelindan. Salah satu yang sering diperbincangkan, adalah
tentang pose Demi yang dianggap tidak pantas. Pada foto itu, tubuh Demi Moore tidak hanya tak tertutup sehelai benang pun, tetapi perutnya juga membuncit.
Ketika itu, tubuh telanjang yang hamil memang belum pernah benar-benar diekspos secara publik. Bahkan menurut
Dailymail.co.uk
ketika
Vanity Fair
mendaulat Demi Moore sebagai bintang sampul mereka, Vanity Fair sudah sangat gugup akan respon yang mungkin muncul dari masyarakat. Kegugupan itu terjadi
karena kondisi Demi yang sedang hamil tujuh bulan. Oleh karena itu, sebelum pemotretan dilakukan,
Vanity Fair
serta Annie Leibovitz sudah bersepakat untuk tidak menonjolkan kehamilan Demi, atau
bahkan hanya mengambil potret wajah Demi. Namun ketika pemotretan berlangsung, Annie mengusulkan agar Demi melepas seluruh pakaiannya.
“But on the day, after a series of shots in various outfits, Leibovitz suggested the nudes. She dropped her clothing and I started to shoot. I
said, well this looks really, I mean... maybe we should make this the cover. Why not? And she said yes, maybe.
” Dailymail.co.uk
79
Diunduh dari http:en.wikipedia.orgwikiMore_Demi_Moore
49
Akhirnya, foto yang tidak direncana serta tidak diduga itu, secara berani dipilih oleh Annie dan disetujui oleh editor
Vanity Fair
untuk ditampilkan dalam sampul depan mereka.
80
Sampul depan itu pun menjadi perbincangan dan berdampak begitu besar pada sejumlah aspek sosial budaya masyarakat Amerika ketika itu. Asumsi bahwa
tubuh hamil “tidak sempurna”, serta anggapan bahwa kehamilan seharusnya
berada di ruang privat, membuat foto-foto perempuan hamil –biasanya- hanya
ditampilkan dalam kolom-kolom kesehatan, rubrik kehamilan atau iklan-iklan seputar produk ibu dan anak. Itu pun jarang yang benar-benar mengekspos tubuh.
Biasanya foto-foto itu sesedikit mungkin menampilkan tubuh yang semakin membesar. Seperti yang ditulis oleh George Lois pada
VanityFair.com
dalam rubrik
Flashback
yang mengingatkan kembali para pembaca akan foto kontroversial ini
“A glance at the image by photographer Annie Leibovitz that graced the August 1991 issue of Vanity Fair, depicting a famous movie star
beautifully bursting with life and proudly flaunting her body, was an instant culture buster-and damn the expected primal screams of those
constipated critics, cranky subscribers, and fidgety newsstand buyers, who the editors and publishers surely knew would regard a pregnant
female body as “grotesque and obscene.” Demi Moore‟s hand bra helped to elegantly frame the focal point of this startingly dramatic
symbol of female empowermenet.”
81
Kontroversi itu ditanggapi oleh sejumlah penjual dengan menaruh majalah itu dalam sebuah kantong coklat saat memampang majalah tersebut. Rupanya
tanggapan yang begitu ramai serta penuh kritik itu pun tidak disangka oleh Demi sendiri. Ketika ia diwawancarai oleh Majalah
V,
Demi sangat
shock
bahwa
80
http:www.dailymail.co.ukfemailarticle-2083113Annie-Leibovitz-damns-iconic-photograph- pregnant-Demi-Moore.htmlixzz2LpR2OKa9
81
http:www.vanityfair.comhollywoodfeatures201108demi-moore-201108
50
posenya itu mendapat respon sedemikian heboh. Menurut Demi, posenya itu seperti memberi semacam legitimasi kepada para perempuan yang ingin tampil
seksi dan menarik ketika hamil.
82
Inilah awal terbukanya tabu-tabu seputar ekspos terhadap tubuh yang hamil. Setelah Demi, banyak sekali selebritis perempuan yang kemudian berpose
hampir serupa dalam majalah atau ruang publik lainnya. Pose yang benar-benar memperlihatkan seluruh tubuh yang polos saat hamil, ataupun pose yang tidak
seberani Demi, namun memperlihatkan perut atau beberapa bagian tubuh yang dianggap tidak perlu diperlihatkan. Selain selebritis, tren itu juga diikuti oleh
sejumlah perempuan hamil dari berbagai kalangan masyarakat, baik di negeri Demi Moore sendiri, maupun sejumlah negeri di belahan dunia lain.
Menurut Kompas.com, sejumlah selebritis yang turut terpengaruh oleh Demi Moore’
s effect
ini diantaranya adalah Britney Spears, Claudia Schiffer, Christina Aguilera dan Eva Herzigova. Jessica Simpson pun turut berpose serupa
dalam majalah
Elle
.
Gambar 22.
J. Simpson
83
C.Aguilera
84
C.Schiffer
85
B. Spears
86
82
http:blog.magazines.comvanity-fair-demi-moore-and-magazine-cover-controversy
83
Sumber http:www.nydailynews.comentertainmentgossipnaked-pregnant-stars-pose-baby- bumps-gallery-1.1034578?pmSlide=1
84
Sumber http:www.nydailynews.comentertainmentgossipnaked-pregnant-stars-pose-baby- bumps-gallery-1.1034578?pmSlide=6
85
Sumber http:www.nydailynews.comentertainmentgossipnaked-pregnant-stars-pose-baby- bumps-gallery-1.1034578?pmSlide=4
51
Tahun 2009 lalu, di Jepang, tren foto perempuan hamil pun turut mewabah. Menurut
Ayah Bunda.co.id
seorang penyanyi pop Jepang, Hitomi, berpose polos dalam keadaan hamil, ketika mempromosikan album barunya.
Foto-foto kehamilan Hitomi juga dijual dalam bentuk buku foto, yang langsung ludes sebanyak 10.000 eksemplar dalam minggu pertama penjualan.
87
Gambar 23.
Hitomi
88
Di Amerika Serikat, kontes perempuan hamil pun digelar secara rutin.
89
Kontes yang tidak hanya melombakan perempuan hamil dengan pakaian kebesaran
mereka, namun kontes bikini bagi para perempuan dengan perut membuncit itu.
90
Menurut
Kompas.com
, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gejala ini mulai mewabah juga di Jakarta. Diah Kusumawardani Wijayanti yang sempat
diwawancarai oleh
Kompas.com
pada tahun 2010 mengatakan, lima tahun terakhir, di Jakarta kian menguat fenomena ibu-ibu hamil gemar difoto terbuka.
“Semua ibu hamil yang minta difoto selalu ingin difoto seksi, atraktif. Awalnya malu-malu, tetapi karena sama-sama perempuan, mereka
nyaman dan tak rikuh lagi,” ujar Diah.
91
86
Sumber http:www.nydailynews.comentertainmentgossipnaked-pregnant-stars-pose-baby- bumps-gallery-1.1034578?pmSlide=2
87
http:www.ayahbunda.co.idBerita.AyahbundaInfo+Keluargajepang.tren.foto.kehamilan0020 0216017-4c
88
http:yonasu.comhitomi-pregnant-and-nude-on-new-album
89
Sumber http:health.kompas.comread2010101712010581Ketika.Perempuan.Merayakan.Kehamilan
90
Seperti yang diberitakan oleh Houston Press, tentang lomba tahunan Bikini Contest untuk ibu-ibu yang sedang hamil. Tahun 2013 ini, Bikini Contest tersebut sudah diadakan sebanyak enam kali.
sumber http:www.houstonpress.comslideshow6th-annual-pregnant-bikini-contest-30978051
52
Fotografer lainnya Ferry Indrawang 33, juga mencermati tren tersebut. Menurut Ferry, seperti dikutip dari
Kompas.com
, perempuan hamil besar kini menjadi ceruk pasar tersendiri bagi dunia fotografi profesional.
Ini seperti yang dimkalumi oleh salah seorang kawan saya, Liza Setiawan. Ketika hamil pada tahun 2010, Liza turut berpose dengan memperlihatkan
perutnya yang membesar. Menurut Liza, salah satu yang menginspirasi ia untuk melakukan foto hamil itu adalah Demi Moore. Selain itu, Liza juga ingin
mengabadikan setiap proses perkembangan janin dan perubahan-perubahannya sebagai sebuah tahap yang penuh dengan keajaiban. Oleh karena itu, setiap bulan
Liza memotret bentuk perutnya yang makin membesar, sampai ketika ia harus melahirkan.
Bagi Liza dan bagi banyak perempuan lainnya, berpose saat hamil adalah tindakan dengan motivasi beragam. Namun secara umum, seperti yang
diungkapkan oleh Diah -sebagai seorang perempuan hamil besar yang pernah berpose demikian, serta fotografer yang akhirnya dikenal sebagai spesialis foto
hamil- para perempuan ini rata-rata ingin mengabadikan momen yang begitu penting dalam hidup mereka. Sebuah proses pengabadian yang awalnya dimulai
oleh Demi Moore, yang memberikan legitimasi kepada para perempuan bahwa walaupun tubuh semakin membesar, perempuan dapat tetap tampil seksi dan
cantik. Dan menjadi seksi ataupun cantik –terutama di ruang publik- ketika hamil
adalah tidak salah, atau bahkan berdosa.
91
Sumber http:health.kompas.comread2010101712010581Ketika.Perempuan.Merayakan.Kehamilan
53
BAB III IMAJI TUBUH PEREMPUAN DALAM SERI FOTO
NINE MONTHS
Bab ini akan menggali foto
Nine Months
karya Diah Kusumawardani Wijayanti. Penggalian ini akan dilakukan lewat pengamatan penulis dari foto-foto
yang ditampilkan, serta latar konteks dari foto-foto ini. Penulis akan mencoba menggali
studium
dari seri
Nine Months
ini.
A. DI BELAKANG LENSA
NINE MONTHS
Seri foto
Nine Months
dilahirkan oleh seorang fotografer perempuan bernama Diah Kusumawardani Wijayanti. Diah adalah fotografer yang hidup di
tengah budaya patriarki dan era gempuran budaya visual. Di tengah dunia yang didominasi oleh fotografer laki-laki ini, Diah tetap eksis berkarya, khususnya di
jalur komersial. Diah Kusumarwardani Wijayanti adalah fotografer kelahiran Jakarta, 5
Juni 1976. Diah lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2000. Ia sempat bekerja pada Galeri Foto Jurnalistik Antara GFJA sebagai asisten kurator. Diah
juga sempat bekerja sebagai fotografer pada tabloid hiburan serta peneliti foto pada sejumlah penerbitan buku. Bersama suaminya, Diah juga mengelola sebuah
studio foto berlabel DKW. Diah sudah menggeluti fotografi sejak masa kuliah. Ia memang menyukai
foto-foto
fashion
, apalagi jika perempuan menjadi modelnya. Alasannya karena dia sendiri adalah seorang perempuan, dan baginya, perempuan itu sangat indah
54
apalagi jika dijadikan objek foto. Selain itu,
fashion
adalah satu tema yang menggairahkannya. Lewat medium foto
fashion
ia bisa mengekspresikan rasa dan keinginannya. Diah sendiri juga seorang yang cukup
fashionable
dalam kesehariannya. Walaupun tidak melulu mengenakan produk-produk
branded
, bagi Diah, yang penting adalah keserasian, keindahan serta tampak elegan ketika
benda-benda
fashion
itu dikenakan. Seri foto
Nine Months
ini muncul dari pengalaman personalnya ketika ia sempat mengalami keguguran pada kehamilan pertamanya. Perasaan kehilangan
anak yang belum lahir itu merupakan kesedihan terbesar dalam hidupnya. Ia tidak ingin mengalami hal itu lagi. Diah juga yakin bahwa tidak ada perempuan yang
tidak sedih ketika peristiwa keguguran -yang tidak disengaja- itu terjadi. Oleh karena itu ia berjanji pada dirinya, jika sampai hamil lagi, ia akan benar-benar
menjaga kehamilan. Ia juga berjanji akan mengabadikan momen-momen kehamilannya dalam sebuah media visual, sehingga ia bisa terus mengingat dan
menyimpan terus seluruh kenangannya. Oleh karena itu, pada saat ia hamil lagi dan mencapai usia sembilan bulan,
Diah memutuskan untuk mengabadikan momen-momen yang tak akan terlupakan serta begitu penting dan „genting‟ itu. Setelah ia melihat hasilnya, ia merasa
rangkaian foto itu amat menarik dan tepat untuk menyampaikan pesan. Akhirnya, Diah memutuskan untuk menggarap secara serius seri foto yang
ia beri judul
Nine Months
. Perempuan-perempuan yang ia foto adalah para perempuan urban
92
kelas menengah dengan berbagai profesi. Secara sekilas para
92
Para perempuan dari berbagai profesi ini adalah perempuan-perempuan urban Jakarta yang beberapa diantaranya Diah kenal secara personal. Diah memutuskan mengambil model para
perempuan urban Jakarta ini, karena ia merasa mengenal dan sangat tahu bagaimana perempuan Jakarta menghadapi kehamilan. Ia sendiri adalah perempuan urban Jakarta yang pernah hamil
55
perempuan ini terlihat begitu percaya diri dengan kehamilan mereka. Dengan percaya diri, bahkan sampai terkesan „narsis‟
93
, mereka memperlihatkan tanda- tanda kehamilan, misalnya tubuh yang mulai membesar, terutama pada bagian
perut. Secara sengaja, Diah memperlihatkan tanda-tanda kehamilan itu. Ia
memperlihatkan tanda-tanda itu, karena menurutnya kehamilan itu proses yang sangat indah, sehingga tidak perlu ditutup-tutupi. Namun menurut Diah, dalam
sebuah karya visual, apalagi dengan konsep
fashion
, tentu harus dicari pose yang pas, sehingga walaupun perut membuncit, perempuan yang tampil dalam foto itu
harus tetap terlihat „cantik‟.
Seri foto ini sempat dipamerkan di Plaza Semanggi, Jakarta, tanggal 20-27 April 2007. Dalam pameran ini, Diah ingin menggambarkan betapa indah dan
membahagiakannya proses kehamilan itu. Lewat karya ini, Diah juga ingin bercerita lewat foto beratnya perjuangan seorang ibu saat sedang hamil. Proses
yang tidak mudah, bahkan cenderung berbahaya, karena banyak yang meregang nyawa saat melahirkan. Oleh karena itu, Diah ingin mengajak khalayak
menghargai perjuangan tersebut. Sebuah pesan khusus Diah sisipkan, „Stop
Aborsi‟. Bagi Diah, kehamilan adalah anugerah terindah yang diberi dan dipercayakan Tuhan kepada kaum perempuan.
Pameran di Plaza Semanggi itu menjadi semacam awal bagi Diah untuk lebih menekuni foto-foto tentang kehamilan, terutama di jalur komersil. Selepas
dalam kondisi kesibukan Jakarta. Ketika ia hamil besar pun, Diah sendiri masih terus sibuk dengan ritme kerja 9 to 5, dan seringkali lebih dari itu. Bahkan seri Nine Months ini ia kerjakan saat ia
hamil sembilan bulan. Jadi, Diah merasa seperti memotret pengalamannya sendiri.
93
Narsis berasal dari kata narsisme atau hal keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan KBBI. Dalam bahasa pergaulan, narsis kemudian sering digunakan untuk menyebut orang-orang
yang senang sekali difoto atau senang sekali bercermin.
56
dari pameran itu, Diah terkenal sebagai fotografer spesialis kehamilan. Di studionya, ia menerima banyak klien perempuan yang ingin momen hamil
besarnya diabadikan. Baginya, kehamilan adalah momen personal milik perempuan, oleh karena itu ia merasa keperempuanannya yang membuat banyak
klien perempuan yang hamil, nyaman ketika difoto olehnya. Seri ini
seperti ingin berujar tentang „perempuan bicara perempuan‟. Diah seperti sedang melakukan refleksi dan mengisahkan hasil refleksinya dalam
sebuah seri visual. Sebuah refleksi dari Diah, seorang perempuan urban Jakarta yang begitu sibuk, aktif dan trendi, tetapi juga harus mengalami kehamilan dan
menjalankan peran-peran domestiknya. Selain itu, tidak banyak fotografer yang memamerkan karya tentang
perempuan hamil yang memperlihatkan perut buncit mereka, apalagi dilakukan di sebuah mal. Diah mungkin yang pertama kali melakukannya di Indonesia. Diah
seperti ingin mengajak khalayak Jakarta yang menghabiskan sebagian waktunya di mal, untuk membiasakan mata melihat tubuh-tubuh perempuan yang hamil.
Sehingga ide tentang kehamilan menjadi lebih populer, bahkan menjadi tren.
B. MEMAMERKAN KEHAMILAN DI MAL
Salah satu rangkaian hari dalam pameran
Nine Months
adalah hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. Foto-foto
Nine Months
karya Diah ini, oleh Plaza Semanggi, dianggap pas sebagai tribut terhadap perempuan Indonesia serta secara
khusus untuk sosok Kartini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Plaza Semanggi adalah salah satu sponsor dari pameran garapan Diah ini. Oleh karena itu, Diah merasa pas memilih Plaza Semanggi sebagai tempat
pameran. Selain karena lokasinya pun amat strategis. Plaza Semanggi terletak di Jakarta Selatan. Ia berada di pusat kota Jakarta,
tidak jauh dari sebuah jalan layang atau jembatan yang sudah menjadi salah satu
landmark
Jakarta, Semanggi. Plaza ini juga berada di tengah perpotongan jalan utama Jakarta, yaitu Jalan Sudirman serta Gatot Subroto. Ia bersebelahan dengan
Universitas Atmajaya, serta berada tidak jauh dari kawasan Senayan, Stadion Gelora Bung Karno, serta Gedung DPR. Sehingga sudah bisa dibayangkan, betapa
sibuk serta strategisnya kawasan itu.
Gambar 24.
Pemandangan Plaza Semanggi dari atas.
94
Lokasi yang strategis adalah salah satu pertimbangan Diah menghelat pameran ini di Plaza Semanggi. Karena dengan lokasi yang strategis, aksesibilitas
transportasi publik pun amat besar. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi, atau enggan menggunakannya di jalanan Jakarta yang sudah begitu mengerikan,
maka sarana transportasi publik untuk mencapai Plaza Semanggi amat memadai. Tidak jauh dari mal itu, terdapat dua perhentian bus TransJakarta. Yang
satu berada di Jalan Sudirman, dan satunya berada di Jalan Gatot Subroto. Selain
94
Sumber http:www.beritasatu.commobilebursa89555-plaza-semanggi-ubah-konsep-jadi-mal-
kelas-atas.html
58
TransJakarta, berbagai angkutan umum juga melewati mal itu, mulai dari Kopaja, Metro Mini, Mayasari Bakti ataupun Patas. Selain itu, juga ada Taksi serta Bajaj
yang siap sedia 24 jam. Dengan kemudahan untuk mencapai mal ini, berbagai lapisan
masyarakat
95
dari berbagai usia bisa dengan mudah datang, terutama lapisan muda usia produktif. Letaknya yang berada di kawasan perkantoran, serta pusat bisnis
Jakarta, membuat Plaza Semanggi, seringkali menjadi semacam tempat bertemu. Sebuah titik pertemuan bagi para pekerja muda di Jakarta, juga remaja dan
mahasiswa untuk menghabiskan waktu bersama kawan, kenalan, kerabat, pacar, juga untuk melepas lelah, melepas rindu, membicarakan bisnis atau sekedar „cuci
mata‟. Ramainya kunjungan masyarakat Jakarta ke Plaza Semanggi, membuat
Nine Months
juga ramai dikunjungi. Ini bisa terjadi, salah satunya, karena
Nine Months
dipajang di salah satu koridor cukup ramai di dalam mal itu. Frame-frame foto itu dipajang berbarengan dengan sejumlah gerai mode, cafe, serta restoran
yang ada di lantai satu. Di koridor itu terdapat sejumlah cafe ternama, seperti Starbuck serta JCo. Tidak jauh dari situ juga ada semacam
hall
yang seringkali menjadi pusat kegiatan di Plaza Semanggi.
Sebanyak 21 foto perempuan hamil sembilan bulan dengan ukuran super besar, dipajang di tengah jalan dalam mal itu. Foto-foto perempuan hamil itu pun
juga tidak tergolong biasa. Beberapa dengan begitu terbuka memperlihatkan
95
Walau secara eksplisit, pihak pengelola Plaza Semanggi sudah mencipta imaji sebagai mal bagi lapisan atas. Hal itu bisa dilihat dari berbagai gerai yang ada di Plaza ini. Mulai dari toko-toko
dengan produk branded dan high fashion. Berbagai restoran dan cafe yang harga menunya tidak bisa dikatakan murah. Serta toko ritel besar yang sudah terkenal dengan barang-barang mahalnya.
Walaupun pada lantai dasar di Plaza ini juga disediakan gerai gerai kecil yang menjual sejumlah barang fashion yang harganya lumayan terjangkau. Namun jumlah gerai yang harganya terjangkau
itu , jumlahnya tidak sebanyak toko-toko yang barangnya dijual dengan harganya selangit.
59
perut-perut buncit mereka. Mau tidak mau, para pengunjung mal yang semula tidak punya niat melihat seri
Nine Months
, akhirnya memalingkan pandangan ke deretan foto itu. Terutama pada foto-foto yang memperlihatkan perut. Beberapa
berhenti di depan foto-foto itu, lalu dengan seksama memperhatikan. Namun beberapa hanya memalingkan wajah ke foto sambil terus berjalan ke tujuannya.
Selama satu minggu 20-27 April 2007, pameran ini memang tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi saat menjelang sore, saat jam-jam pulang kantor,
atau ketika akhir pekan. Selain para pengunjung yang tidak sengaja datang, lalu tertambat perhatiannya pada pameran itu, banyak juga pengunjung yang memang
sengaja datang. Kawan-kawan Diah di Galeri Fotografi Jurnalistik Antara GFJA, kawan-kawan sesama fotografer, kawan-kawan Diah di UI, serta kawan
maupun kerabat dari para model di foto-foto itu, banyak yang sengaja datang ke pameran
Nine Months
. Ketika memamerkan foto-foto ini di mal, berarti Diah menempatkan foto-
foto ini sejajar dengan berbagai barang yang dipajang dan dipamerkan di etalase besar itu. Toko-toko yang ada di mal, serta etalase-etalase yang ditutup dengan
kaca tembus pandang, pasti, bertujuan menarik perhatian orang-orang yang melewatinya. Harapannya tentu saja, agar mereka membeli produk-produk yang
dipamerkan. Dalam pameran
Nine Months
ini, foto-foto super besar itu diatur dan dipajang semenarik mungkin. Persis produk-produk yang ada di pada etalase toko.
Lewat 21 figura berdesain sederhana namun berkelas, foto-foto perempuan yang sedang hamil besar itu dikemas sedemikan rupa, sehingga semakin tampak elegan
dan menarik perhatian. Berikut adalah 21 foto yang ditampilkan : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
61
Gambar 25.
21 foto seri Nine Months.
Selain cara memamerkan yang persis dengan cara menjajakan produk- produk di mal. Foto-
foto itu sendiri, terasa seperti sebuah „etalase‟. Para perempuan hamil sembilan bulan itu seperti ingin
„menjajakan‟ sesuatu kepada publik. Mereka seperti ingin
„menjual‟ kehamilan kepada publik. Sudah pasti aspek-aspek dari kehamilan itu memiliki nilai jual yang tinggi.
Misalnya saja,
fashion
yang dikenakan oleh para perempuan hamil itu. Dengan pakaian serta aksesoris yang menarik, para perempuan hamil ini tampak begitu
stylish
,
fashionable
serta elegan. Dengan bungkus pakaian itu, kehamilan pun jadi terkesan demikian. Kehamilan dibuat menjadi tren
, fetish
, atau dengan bahasa sederhana, kehamilan adalah sesuatu yang
keren
. Untuk menjadi semakin
keren
ketika hamil, maka perlu dibungkus dengan produk yang pas, serta gambar-gambar fotografis yang menarik. Lewat pameran
ini, produk-produk kehamilan serta tren foto maternitas itu pun ditawarkan. Oleh karena itu sebuah peragaan busana maternitas dihelat saat pembukaan pameran ini
pada 19 April 2007. Saat pembukaan pameran sejumlah selebritis yang menjadi model dalam seri
Nine Months
, seperti Ratna Listy dan Arzeti juga tampak hadir. Ketika itu mereka tampil
glamour
dan menawan. Para selebritis it u „dipajang‟ di
atas panggung, sesudah itu sejumlah
infotainment
berebut mewawancarai mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tidak hanya para selebritis, Menteri Pemberdayaan Perempuan ketika itu, Meutia Hatta, turut memeriahkan pembukaan pameran dengan membukanya secara resmi.
Foto-foto
Nine Months
itu sendiri adalah sebuah etalase visual dua dimensi. Pose dan gaya dari para model itu mirip dengan bentuk serta rupa
manekin-manekin yang dipajang di depan etalase sejumlah toko di Plaza Semanggi. Mereka pun sama-sama mengenakan produk mode
high end
, yang satu mengenakan produk khusus untuk perempuan hamil, sementara si manekin
mengenakan produk untuk perempuan dengan postur sempurna.
Gambar 26.
Salah satu etalase dan manekin di Plaza Semanggi.
96
Sebagai sebuah etalase, baik pamerannya ataupun ke-21 foto itu sendiri,
Nine Months
adalah salah satu upaya dari pihak-pihak yang berkepentingan menjadikan ide tentang kehamilan lebih populer. Kemudian ketika sudah semakin
populer, kehamilan tentu akan begitu diinginkan oleh khalayak. Juga pernak- pernik seputar kehamilan yang dijajakan, tentu akan mendapat pangsa pasar yang
lebih luas.
96
Sumber http:v2web.delamibrands.comstore2newstore_colorboxexhibition.php?image=semanggi20st
ore.JPG
63
Gambar 27.
Suasana salah satu toko ritel di Plaza Semanggi.
97
C. HAMIL DAN GAYA HIDUP URBAN
Jakarta adalah latar konteks dari seri foto ini. Sebuah kota metropolitan dengan segala gaya hidup urban yang melingkupinya. Jakarta adalah kota yang
tidak pernah tidur. Selama 24 jam kota ini hidup dan terus bergerak. Orang-orang yang menghidupi kota ini seakan tidak pernah kehabisan energi.
Untuk bisa bertahan hidup di Jakarta, para penghuninya harus mau mengikuti gaya hidup urban. Jika tidak, mereka bisa terlibas oleh deru dan rima
kota yang begitu aktif.
1. Aktif Juga Sehat