Tubuh yang Paradoks Mengartikulasi tubuh perempuan dalam foto studi pada Seri Foto Nine Months Karya Diah Kusumawardani Wijayanti

96 B. MENGARTIKULASI TUBUH PEREMPUAN Setelah mendapat gambaran tentang bagaimana Nine Months telah dikomodifikasi serta menjadi pembentuk realitas yang maskulin, maka dalam sub bab ini akan dibicarakan tentang foto-foto dalam seri ini yang begitu menggelisahkan saya.

1. Tubuh yang Paradoks

1 2 Ini adalah dua buah foto dalam seri Nine Months yang menggelisahkan saya. Foto pertama 1 adalah milik Muthi Kautsar, seorang penari. Foto kedua adalah milik Ngesti Wijayanti 2 seorang manajer sebuah perusahaan swasta. Keduanya sedang hamil sembilan bulan, difoto sambil memperlihatkan perut buncitnya dan sama-sama mengenakan topeng masquarade 108 . 108 Masquerade adalah sebuah kosa dalam bahasa perancis yang artinya menyamar. Topeng yang dikenakan oleh Muthi dan Ngesti adalah topeng yang biasanya dikenakan dalam sebuah karnaval atau sebuah pesta. Pesta ini berasal dari kultur masyarakat Eropa kalangan bangsawan. Pesta semacam ini sering disebut sebagai masquerade ball atau secara literal berarti pesta dansa dengan 97 Topeng adalah salah satu medium yang dapat menutupi kesejatian diri. Ia bisa menyamarkan identitas kita yang sebenarnya. Topeng bisa juga menjadi alat permainan. Di tempat dimana topeng masquerade berasal, topeng yang digunakan oleh Muthi dan Ngesti ini menjadi semacam alat permainan dalam pesta dansa kaum bangsawan. Sebuah permainan yang dapat menimbulkan aura misterius serta rasa penasaran pada masing-masing peserta pesta dansa. Sejatinya, dengan mengenakan topeng, apa yang ada pada diri kita yang sebenarnya akan tersamar. Ketersamaran itulah yang terpancar jelas dari maksud orang yang mengenakan topeng. Ada sebagian hal dari dalam dirinya yang ingin ditutupi. Tidak seluruhnya tetapi hanya sebagian saja. Dan ada sebagian lain dari dirinya yang ingin ditampilkan ke publik. Paradoks. Seperti dalam dua buah foto milik Muthi dan Ngesti ini. Mereka berdua sama-sama difoto untuk dipamerkan. Pencipta dari seri Nine Months pasti telah menjabarkan maksud dan tujuan mengapa mereka berdua difoto, dan kedua perempuan ini sudah tahu betul konsekuensi apa saja yang akan mereka hadapi ketika bersedia terlibat dalam projek garapan Diah ini. Mereka juga sudah tahu bahwa ketika foto-foto mereka dengan terbuka dipajang, berarti foto mereka akan topeng masquearade = masque adalah bahasa Perancis yang berarti topeng dan ball berarti pesta dansa. Sejumlah sumber mengatakan bahwa pesta topeng ini berasal dari Perancis abad ke-15. Ketika itu pesta semacam ini seringkali diadakan oleh kaum borjuis. Pesta dansa ini diadakan untuk merayakan berbagai peristiwa, seperti pernikahan, memperingati kemenangan atau berbagai acara keluarga yang dirayakan secara meriah. Kemudian sekitar abad 16, tradisi ini mewabah hingga ke Italia. Salah satunya adalah di Venesia. Selain di Venesia, tradisi yang kental dengan pesta dansa ini mulai menyebar dan populer di seluruh Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Masquerade balls terkadang dijadikan semacam ajang permainanan. Para tamu yang diundang harus mengenakan topeng serta kostum yang membuat mereka sulit dikenali. Hal ini bisa menjadi ajang untuk bermain-main. Rasa penasaran yang ditimbulkan membuat masing-masing tamu harus menebak siapa gerangan yang ada di balik topeng atau kostum itu.diambil dari berbagai sumber Pesta topeng macam ini juga seringkali diadakan di Jakarta. Pesta ini dirayakan oleh kalangan terbatas, kaum-kaum sosialita Jakarta. Salah satu pesta topeng yang pernah diadakan di Jakarta adalah The Global Party 2013. Pesta ini merupakan acara penghimpunan dana yang khusus diadakan bagi kalangan menengah atas Jakarta. Pesta ini diselenggarakan dengan menggunakan suasana pesta topeng Venesia, dengan tema Odysseia dan Theatre a la Fable Masquarade Party. 98 berada di ruang publik dimana ratusan pasang mata dapat melihat, membaca dan memaknai foto-foto tersebut. Kebersediaan mereka untuk terlibat dalam proyek ini adalah sebuah bukti bahwa sebenarnya mereka berdua sama-sama senang dilihat orang, atau „narsis‟ 109 . Mereka berdua senang tampil di depan public, memamerkan diri beserta atribut yang ada pada tubuh mereka. Namun dengan mengenakan topeng, mereka berdua sepertinya juga ingin menyamarkan, atau menutupi sesuatu. Jika ingin menutupi kehamilan, tentu tidak mungkin. Karena jelas-jelas mereka berdua tampil dalam seri foto Nine Months , yang merupakan seri foto tentang kehamilan. Jika mereka ingin menutupi perut yang buncit karena kehamilan, tentu juga bukan. Mengingat mereka berdua dengan sengaja membuka perut yang membuncit itu. Lalu apa yang mereka berdua ingin samarkan atau tutup-tutupi? Jika dilihat, tentu yang ingin ditutupi adalah sebagian wajah mereka. Penutupan sebagian wajah ini pasti sudah sangat berpengaruh terhadap ketersamaran identitas mereka. Jika tidak pernah mengenal Muthi atau Ngesti, maka lekuk- lekuk wajah mereka yang sedikit terlihat itu tidak akan memberi petunjuk apapun tentang siapa mereka. Kecuali bagi orang-orang yang sudah sangat mengenal mereka dan mengenal detil tiap lekuk yang ada di tubuh dua perempuan itu. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa mereka ingin menyamarkan identitas? Jangan-jangan karena tidak percaya diri dengan keadaan diri mereka ketika hamil sehingga mereka tidak ingin publik tahu tentang identitas 109 Narsis adalah kependekan dari narsisisme. Ini adalah konsep yang bisa berarti masalah mental pada seseorang tentang bagaimana ia berhubungan dengan orang atau sekelompok orang. Secara sederhana narsis berarti mencintai diri sendiri secara berlebihan. Ungkapan ini berasal dari kata Narcissus seorang tokoh mitologi Yunani yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri ketika ia melihat ke dalam kolam. 99 mereka yang sebenarnya? Mereka malu dengan segala perubahan yang ada pada diri mereka? Atau mereka memang ingin „bermain-main‟ dengan persepsi publik tentang diri mereka? „Permainan itu dilakukan lewat berbagai pencitraan yang dimunculkan dalam berbagai pose, angle pengambilan gambar ataupun berbagai atribut yang ada dalam foto itu. Si operator ingin bermain-main dengan ruang abu-abu yang ada pada foto itu, ruang paradoks. Ruang yang sangat mungkin diinterpretasi dengan berbagai cara. Dalam foto milik Muthi Kautsar, wajah dan tubuh Muthi terlihat dengan samar. Teknik pencahayaan dengan satu lampu yang tepat ditembakkan ke arah tubuh dan wajah Muthi, membuat garis wajah Muthi seperti siluet putih. Jelas sekali ia ingin menyamarkan dirinya. Baik dengan cara yang sangat terlihat, yaitu melalui topeng yang dikenakan dan juga lewat pose, angle foto serta pencahayaan yang dilakukan. Ia seperti ingin menutupi dirinya yang bernama Muthi Kautsar, yang adalah seorang penari. Namun dari pakaian yang dikenakan, yaitu hanya mengenakan kemben dan terbuka pada bagian perutnya menunjukan bahwa Muthi ingin memperlihatkan sesuatu. Dari penanda kehamilan yang tampak jelas itu, ia ingin menyatakan bahwa seorang perempuan bernama Muthi Kautsar bisa hamil, bangga akan kehamilannya dan kini telah menjadi perempuan seutuhnya. Dari foto hitam putih itu, Muthi yang adalah seorang penari, sebenarnya sedang menempatkan dirinya sebagai seorang penari yang sedang berpentas dan mengenakan kostum diatas panggung. Seorang pementas yang sedang memainkan lakon sesuai dengan yang sudah dikonstruk dan dinarasikan sebelumnya. 100 Konstruk dan narasi yang ia mainkan itu kemudian diejawantahkan dalam bentuk topeng, pakaian serta pose yang ia tampilkan ke hadirat khalayak pembaca pameran Nine Months . Sementara itu, Ngesti Wijayanti tampak berpose menyamping. Lekuk- lekuk tubuhnya yang sedang hamil besar itu pun terlihat begitu jelas. Bahkan perutnya yang sudah teramat membulat itu tidak ia tutupi. Sehingga garis-garis hitam di sekitar perutnya terlihat jelas. Topeng yang menutupi wajah Ngesti menyisakan sedikit ruang bagi kedua mata Ngesti serta bibir dan dagu. Dan tentunya wajah Ngesti jadi tidak benar- benar terlihat bentuk dan rupanya. Jadi ada ketersamaran di situ. Ngesti memang ingin menutupi wajahnya yang sebenar-benarnya. Namun, sama seperti Muthi, ia juga ingin menunjukkan dirinya di ruang publik. Kembali lagi, ada yang paradoks. Menjadi paradoks adalah salah satu cara bertahan bagi banyak perempuan di Indonesia, khususnya perempuan-perempuan urban Jakarta. Perempuan yang diharuskan menjadi multitasking . Perempuan yang memiliki peran-peran berbeda tergantung konteks ruang dan waktu dimana mereka berada. Untuk menjalankan peran- peran yang berbeda, “topeng” dan “kostum” harus dikenakan setiap hari oleh banyak perempuan urban Jakarta ini. Tanpa kedua hal itu, mereka mungkin tidak bisa bertahan hidup di ibukota. Nuansa buka- tutup yang amat paradoks inilah yang sudah menggejala dalam masyarakat kita. Ruang publik kini telah menjadi semacam panggung dimana para pementas di dalamnya, bisa dari kalangan mana saja serta siapa saja, „diharuskan‟ untuk tidak membuka atau menutup kediriannya secara utuh. Karena dengan hanya membuka atau menutup sebagian saja dari diri, publik akan semakin penasaran. Berbekal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 rasa penasaran itu, publik akan semakin tertarik untuk melihat pementasan yang sedang berlangsung. Di situlah imajinasi publik dimainkan serta ruang-ruang interpretasi terbuka lebar.

2. Tubuh Perempuan yang Tidak Nyata