BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap topik-
topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Landasan teori berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini yang
terdiri atas teori pragmatik, fenomena-fenomena pragmatik, kategori fatis, basa-basi sebagai fenomena pragmatik, teori maksud, dan uraian tentang konteks. Kerangka
berpikir berisi tentang acuan teori yang berdasarkan pada penelitian yang relevan dan landasan teori untuk menjawab rumusan masalah.
2.1 Penelitian Relevan
Basa-basi dalam kajian ilmu pragmatik saat ini memang belum banyak dikaji oleh peneliti. Penelitian tentang basa-basi dalam ranah keluarga pendidik sejauh yang
diketahui oleh peneliti belum pernah dilakukan. Namun, terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian yang berkaitan dengan basa-basi berbahasa dalam ranah
bangsawan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitri Apri Susilo 2014, Sailal Arimi 1998, dan Maria Ulfa T.R. 2012.
Penelitian Fitri Apri Susilo 2014 berjudul Basa-basi dalam Berbahasa antar Guru Di SMP N 12 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014.Dalam penelitian tersebut
terdapat dua rumusan masalah yang ingin dikaji oleh peneliti, yaituapa sajakah wujud Basa-basi dalam Berbahasa antar Guru di SMP N 12 Yogyakarta Tahun Ajaran
20132014, apa sajakah maksud Basa-basi dalam Berbahasa antar Guru Di SMP N 12 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014. Berdasarkan tiap pemaparan hasil analisis
terhadap kedua permasalahan dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa: peneliti menemukan delapan wujud Basa-basi Berbahasa antar Guru Di SMP N 12
Yogyakarta yang ditinjau dari kategori Acknowledgment-nya terdiri dari delapan subkategori. Kedelapan subkategori tuturan basa-basi tersebut adalah 1 Apologize
meminta maaf, 2 Condole belasungkawa, 3 Congratulate mengucapkan salam, 4 greet memberi salam, 5 thanks berterimakasih, 6 bid
memintamengundang, 7 accept menerima, 8 reject menolak. Apologize meminta maaf yaitu fungsi tuturan untuk mengekspresikan
penyesalan. Condole bela sungkawa yaitu fungsi tuturan untuk mengekspresikan rasa simpati karena musibah yang dialami oleh mitra tutur. Congatulate
mengucapkan selamat yaitu fungsi tuturan mengekspresikan kegembiraan karena ada kabar baik. Greet memberi salam yaitu fungsi tuturan untuk menyatakan rasa
senang karena bertemu seseorang. Thanks berterima kasih yaitu fungsi tuturan untuk menyatakan terima kasih karena mendapat bantuan. Bid meminta yaitu fungsi
tuturan untuk mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang berhubungan
dengan masa depan seseorang akan terjadi. Accept menerima yaitu fungsi tuturan untuk menerima menghargai basa-basi dari mitra tutur. Reject menolak yaitu
fungsi tuturan untuk menolak melanggar basa-basi dari mitra tutur. Penelitian Sailal Arimi 1998 berjudul “Basa-Basi Dalam Masyarakat
Bahasa Indonesia”. Penelitian ini bertujuan: 1 mendapatkan gambaran tentang etnografi berbasa-basi bagi penutur bahasa Indonesia, dan memperoleh pengetahuan
yang memadai tentang aturan, atau kaidah penyampaian basa-basi dalam bahasa Indonesia, 2 mendapatkan kejelasan kembali atas fungsi basa-basi, 3 menemukan
jenis-jenis basa-basi, distribusinya dalam wacana interaktif, beserta hubungannya dengan strategi berbasa-basi yang tepat, dan 4 menemukan kekhasannya dalam
bahasa Indonesia. Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh Sailal Arimi,
menghasilkan beberapa kesimpulan. Basa-basi sebagai tuturan rutin yang tidak mementingkan informasi merupakan simbol tindakan sosial secara verbal untuk
bertegur sapa, bersopan-santun, dan beramah tamah guna menciptakan hubungan solidaritas dan harmonisasi antar penutur. Masyarakat penutur membutuhkan basa-
basi dikaitkan dengan hakikat fungsi interaksional baik untuk membina danatau mempertahankan hubungan sosial antar penutur. Dari sudut relasi sosial antarpenutur
yang dihasilkan outcome, bagi penutur basa-basi merupakan upaya untuk memperoleh rasa solidaritas dan harmonisasi dengan mitra tutur. Dari sudut fungsi
hakiki bahasa, basa-basi merupakan sejemput fenomena bahasa yang berfungsi sebagai pemelihara kerja sama dan sangat reflektif. Basa-basi dalam masyarakat
bahasa Indonesia berdasarkan daya tuturannya digolongkan atas dua jenis, yaitu basa- basi murni dan basa-basi polar. Basa-basi murni adalah ungkapan-ungkapan yang
dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan kenyataan. Basa-basi murni digolongkan
menjadi tiga subjenis, yaitu basa-basi murni keniscayaan, basa-basi keteralamian, dan basa-basi keakraban. Basa-basi polar adalah tuturan yang berlawanan dengan
realitasnya, dimana orang harus memilih tuturan yang tidak sebenarnya untuk menunjukkan hal yang lebih sopan. Basa-basi polar dibagi menjadi dua, yaitu basa-
basi polar sosial dan basa-basi polar personal. Basa-basi bersifat universal sehingga menghasilkan kekhasan-kekhasan yang bersumber dari kebiasaan berbahasa dan
sistem bahasa. Pengalihan pragmatis berdasarkan kekhasan-kekhasan tersebut dari satu bahasa ke bahasa lain dalam hal ini bahasa Indonesia ke bahasa inggris atau
sebaliknya dapat menimbulkan kegagalan atau konflik komunikasi. Penelitian Maria Ulfa T.R. 2012 berjudul Tipe Basa-Basi Dalam Dialog
Sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa masalah yaitu 1 dialog mana saja yang tergolong basa-basi, 2 apa saja topik basa-
basi yang dipergunakan pada dialog sinetron “SDAS”, 3 bagaimanakah tipe penggunaan basa-basi dalam sinetron “SDAS” berdasarkan suasana, dan 4
bagaimana efek basa-basi terhadap interaksi sosial dalam sinteron “SDAS”. Dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka peneliti ingin mengetahui dialog mana saja
yang tergolong basa-basi, mendapatkan kejelasan tentang topik basa-basi yang dipergunakan pada sinetron “SDAS”, menemukan tipe penggunaan basa-basi dalam
sinetron “SDAS” berdasarkan suasana, dan menemukan efek basa-basi terhadap interaksi sosial dalam sinetron “SDAS”.
Dari penelitian tersebut tuturan basa-basi pada sinetron “SDAS” memiliki topik yang khas, seperti topik keadaan, topik aktifitas, topik julukan, topik
keselamatan, topik tujuan, topik kehadiran, topik jasa, topik perilaku, topik perpisahan, topik kesepakatan, topik waktu, dan topik identitas. Selain itu, basa-basi
dalam sinetron “SDAS” juga memiliki tipe yang juga memiliki karakteristik yang khas. Tipe basa-basi yang berhasil dianalisis yaitu 1 basa-basi apologi, 2 basa-basi
salam untuk suasana santai, 3 basa-basi perhatian untuk suasana sibuk, 4 basa-basi persilahan untuk suasana sepi, dan 5 basa-basi pujian untuk suasana gembira.
Peneliti juga menemukan empat efek basa-basi terhadap interaksi sosial dalam sinetron “SDAS”, yaitu 1 efek eksistensi, 2 efek akrab, 3 efek nyaman, dan 4
efek dihargai. Penelitian Rawinda Fitrotul Mualafina 2013 berjudul Basa-Basi Dalam
Interaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional Kertek Wonosobo. Dalam penelitian tersebut terdapat tiga rumusan masalah yang ingin dikaji oleh peneliti, yaitu bagaimana
bentuk, jenis, dan distribusi basa-basi yang digunakan dalam percakapan jual beli di pasar tradisional Kertek, apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan
bentuk, jenis, dan distribusi dalam percakapan jual beli di pasar tradisional Kertek, dan bagaimana fungsi dari penggunaan basa-basi dalam percakapan jual beli di pasar
tradisional Kertek. Berdasarkan tiap pemaparan hasil analisis terhadap ketiga permasalahan dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa: 1basa-basi yang
digunakan dalam komunikasi di Pasar Kertek Wonosobo ini berbeda dengan basa- basi yang digunakan di tempat lain, 2 melalui pembahasan mengenai bentuk dan
jenis, diperoleh fakta bahwa suatu kalimat mampu menyampaikan maksud yang berbeda dengan bentuk fisik kalimat tersebut, 3ujaran basa-basi yang digunakan di
Pasar Kertek ini hadir pada tiga posisi dalam struktur percakapan jual beli terjadi, yaitu rangkaian pembukaan atau opening sequences, rangkaian sisipan atau insertion
sequences, dan rangkaian penutup atau closing sequences, 4sebagai salah satu bentuk bahasa dalam masyarakat, penggunaan basa-basi tidak dapat terlepas dari
sejumlah faktor sosial tertentu yang berpengaruh terhadap bentuk, jenis, dan distribusi basa-basi yang digunakan dalam sebuah percakapan jual-beli, 5 melalui
enam fungsi yang ditemui dalam penggunaan basa-basi diketahui bahwa meskipun kehadirannya manasuka dan tidak mengandung informasi yang baru, kedudukan
penggunaan basa-basi dalam percakapan tetaplah penting dalam kaitannya dengan fungsi secara sosial.
Dari keempat penelitian yang relevan tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Kesamaaan dengan
penelitian-penelitian yang relevan sebelumnya terletak pada objek yang sama yaitu basa-basi berbahasa. Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Fiti Apri Susilo terdapat
rumusan masalah yang hampir sama dengan peneliti yaitu mengkaji tentang bentuk basa-basi berbahasa. Akan tetapi, tentu terdapat perbedaan dengan penelian-
penelitian yang sudah ada sebelumnya. Perbedaan ini yakni terletak pada subjek
penelitian. Penelitian yang berudul “Basa-basi dalam berbahasa antaranggota keluarga pendidik di desa junggul, bandungan, jawa tengah” menggunakan subjek
keluarga pendidik yang tinggal di Desa Junggul, dalam penelitiannya. Hal inilah yang membedakan dengan dengan peneliti-peneliti sebelumnya, dimana penelitian yang
terdahulu belum ada yang menggunakan subjek yang sama dengan peneliti.
2.2 Kajian teori 2.2.1 Pragmatik