16
2.1.3. Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya
berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semilogi,
pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memakai to sinify dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan to communicate. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi,
dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonsitusi sistem terstruktur dari tanda Kurniawan, 2001 dalam
Sobur, 2006:15
2.1.4. Semiotik Charles Sanders Peirce
Model dasar semiotik dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce 1839-1914 dan Ferdinand de Saussure 1857-1913, yang pada
perkembangannya sangat mempengaruhi model-model berikutnya. Peirce menekankan pada hubungan antara tanda, obyek dan peserta komunikasi.
Hubungan antara ketiga unsur tersebut adalah untuk mencapai suatu makna, terutama antara tanda dan obyeknya. Karena itu hubungan antara
ketiganya disebut hubungan makna. Bila Peirce menekankan pada fungsi logika tanda, maka Saussure yang dianggap sebagai pendiri lingusitik
modern, lebih menekankan pada hubungan dari masing-masing tanda, dan
17
menurut Saussure tanda merupakan obyek fisik yang penuh dengan berbagai makna. Saussure tidak terlalu memperhatikan realitas dari makna
seperti yang dikemukakan oleh Peirce. Bintoro, 2002:12 Penelitian ini mengutamakan situasi dan kondisi yang bertema
”Keserakahan Koruptor” sebagai sesuatu yang berarti dalam proses pembentukan pesan. Peristiwa tersebut dipaparkan dalam pembentukan
tanda –tanda gambar, kata-kata, dan lainnya dalam format sebuah kartun editorial. Sehingga yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah
bagaimana suatu peristiwa dalam masyarakat dipandang, dituangkan dan dinilai. Sebab itulah diperlukan adanya kartun editorial tersebut, dengan
situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat. Hal itulah yang kemudian dijadikan alasan penggunaan model semiotik Peirce, karena
Peirce dalam hal ini lebih memperhatikan realita makna. Dengan demikian penelitian ini termasuk pada bidang studi semiotik budaya tempat kode-
kode dan tanda-tanda digunakan. Teori semiotik Peirce berpendapat bahwa tanda dibentuk melalui
hubungan segitiga yaitu tanda berhubungan dengan obyek yang dirujuknya. Hubungan tersebut membuahkan interpretan. Peirce
menelaskan modelnya sebagai berikut: ”A sign is something which stands to somebody for something in
the respect or capacity. It addresses somebody,that is, creates in the mind of that person an equivalent sign, or perhaps a more developed sign. The
sign which it creates I call the interpretant of the first sign. The sign for something, its object.
18
Tanda adalah sesuatu yang memberi arti atas sesuatu bagi seseorang. Tanda ditujukan kepada seseorang, karenanya membuat
seseorang menciptakan tanda yang ekuivalen atau tanda yang lebih berkembang di dalam benaknya. Tanda yang diciptakan itu saya sebut
interpretant dari tanda yang pertama. Tanda memberi arti atas sesuatu yang disebut obyek.” Fiske, 1985:45
Model semiotik Peirce dapat digambarkan dalam bentuk segitiga seperti berikut:
Gambar 2.1. Model Semiotik Peirce
Sumber: Fiske 1990:42 Sign
Interpretant Obyek
Garis-garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungannya antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk
pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, yaitu obyek dipahami oleh seseorang. Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang
tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretan merupakan konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan pengalaman pengguna tanda
terhadap sebuah obyek. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang maka muncul makna tentang sesuatu yang diwakili
oleh tanda tersebut. Diantara ketiganya, interpretanlah yang paling sulit
19
dipahami. Interpretan adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri.
Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon ikon, index indeks, dan symbol simbol. Ketiga kategoru tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2. Model Kategori Tanda Icon
Index Simbol
Sumber: Fiske 1990:47 Model tersebut merupakan hal penting dan sangat fundamental dari
hakekat tanda. Peirce mengungkapkannya sebagai berikut: 1.
Ikon Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya bersifat
bersamaan bentuk alamiah berupa hubungan kemiripan. Misalnya adalah potret dan peta. Potret merupakan ikonik dari orang yang ada
dalam potret tersebut, sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam peta tersebut.
20
2. Indeks
Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,
atau atnda yang langusng mengacu pada kenyataannya. Misalnya adalah asap sebagai tanda adanya api.
3. Simbol
Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan acuannya berdasarkan hubungan konvensi atau perjanjian. Misalnya
orang yang menggelengkan kepalanya merupakan simbol yang menandakan ketidak setujuan yang termasuk secara konvensional.
Sobur, 2003:41
2.1.5. Klasifikasi Tanda