Kasus KPK Versus Polri

23 akan mereka haus akan harta dan tahta. Bukan sekedar menjalanakan tugas dan kewajiban untuk mensejahterakan rakyat. Melihat dari sikap para pejabat dan elit politik yang cenderung korup itu, maka dibentuk suatu badan independen yang khusus menangani masalah korupsi. Dalam hal ini badan tersebut memiliki kewenangan penuh untuk melacak dan menangkap para pelaku korupsi yang telah terbukti melakukannya. Yang dalam perekrutan anggotanya harus benar- benar bersih dan memiliki profesional tinggi serta perspektif yang kuat sehingga dapat melihat secara lebih tajam persoalan mendasar dari masalah merajalelanya korupsi. Sudah seharusnya desain program dan kebijakan pemberantasan korupsi harus bercermin pada tipologi korupsi yang mendominasi. Bukan sekedar menjalankan tugas dan kewajiban untuk memberantas korupsi sebagaimana mandat Undang-undang tapi tanpa bekal yang cukup memadai. Dalam pelaksanaannya KPK yang memiliki kewenangan penuh untuk menangkap dan menyelidiki kasus tindak pidana korupsi. Tidak dapat kita pungkiri dengan kewenangan itu pula, KPK menjadi mimpi buruk bagi para pejabat dan elit politik yang korupsi. Karena KPK dapat menangkap para pelaku korupsi yang telah di curigai kapanpun dan dimana pun.

2.1.7. Kasus KPK Versus Polri

Polri dan KPK, yang menjadi isu hangat di masyarakat sebagai drama Cicak vs Buaya jadi perhatian saat ini. kemunculan Cicak menjadi perhatian unik tatkala Cicak dikatakan akan melawan Buaya. Yang pasti, 24 bukanlah cicak dan buaya yang sesungguhnya. Cicak merupakan gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK yang muncul sebagai respons pernyataan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Polisi Susno Duadji dalam wawancara majalah Tempo Edisi 6-12 Juli 2009 yang mengatakan KPK sebagai Cicak, sementara Kepolisian adalah Buaya. Kedua lembaga penegak hukum itu saling membongkar keterlibatan oknum pejabat mereka dalam kasus-kasus penyalahgunaan kewenangan dan jabatan. Kepolisian memeriksa tiga orang Komisi Pemberantasan Korupsi. Termasuk diantaranya Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Khaidir Ramli. Mereka diperiksa terkait dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Wakil Ketua Bidang Penindakan, Chandra M Hamzah. Pemanggilan tersebut oleh penyidik guna meminta keterangan terkait penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan pimpinan KPK tersebut. http:www.tribun- timur.comreadartikel51474 Pihak Polri telah memanggil empat pimpinan KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus testimoni yang disampaikan Antasari Azhar. Para pimpinan KPK itu diperiksa sebagai saksi atas kasus pelanggaran pasal 23 UU No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yakni dugaan penyalahgunaan wewenang. Sementara KPK juga memeriksa Kabareskrim Komjen Pol Susno Duaji terkait kasus Bank Century. Sebelumnya diberitakan bahwa kepolisian telah menangani dugaan penggelapan, sehingga bank tersebut berada dalam masalah modal. Ditetapkannya status tersangka terhadap dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi KPK merupakan tindakan salah alamat. Dalam 25 kasus ini pendekatan pidana dinilai tidak tepat. Jika kasus ini diproses secara pidana, maka akan menimbulkan kekacauan hukum karena di antara para penegak hukum satu sama lain saling memproses kewenangan- kewenangan tiap lembaga penegak hukum. Karena di antara penyidik saling proses kewenangan, ini bisa menjadi dasar penyidik lain untuk memproses juga. masalah kewenangan tersebut harusnya diajukan melalui forum pra-peradilan jika dianggap tidak sesuai prosedur, rehabilitasi, atau kompensasi. http:www.tribun-timur.comreadartikel51474. 2.1.8. Cicak dan Buaya Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan diafragma dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang streamline memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi pounds per square inch; setara dengan 315 kgcm². Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya 26 dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang. Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba www.wikipedia.com. Cicak termasuk hewan melata. Cicak dapat merayap di dinding tanpa terpeleset. Hal ini karena cicak memiliki ciri khusus berupa telapak kaki dengan sistem perekat.Sistem perekat ini dibangun oleh telapak kaki yang beralur paralel. Dengan alur yang dimiliki, memungkinkan cicak dapat menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset. Ciri lain dari cicak adalah kemampuan memutuskan ekornya. Hal ini dilakukan cicak untuk melindungi diri dari musuhnya. Cicak akan memutuskan ekor, kemudian ekor tersebut akan bergerak-gerak untuk mengalihkan perhatian musuh. Sementara itu, cicak dengan ekor yang putus akan leluasa untuk meloloskan diri. Untuk memperoleh makanan, cicak mempunyai ciri khusus berupa lidah yang panjang dan lengket. Bentuk lidah ini digunakan untuk menangkap mangsa berupa serangga yang terbang e-smartschool.co.id.

2.2. Kerangka Pikir