2.1.5 Pencegahan dan Penanganan Gastritis
Penyembuhan penyakit gastiritis harus dilakukan dengan memperhatikan diet makanan yang sesuai. Diet pada penyakit gastritis bertujuan untuk
memberikan makanan dengan jumlah gizi yang cukup, tidak merangsang, dan dapat mengurangi laju pengeluaran getah lambung, serta menetralkan kelebihan
asam lambung. Secara umum ada pedoman yang harus diperhatikan yaitu : a.
Makan secara teratur. Mulailah makan pagi pada pukul 07.00 Wib. Aturlah tiga kali makan makanan lengkap dan tiga kali makan makanan ringan.
b. Makan dengan tenang jangan terburu-buru. Kunyah makanan hingga hancur
menjadi butiran lembut untuk meringankan kerja lambung. c.
Makan secukupnya, jangan biarkan perut kosong tetapi jangan makan berlebihan sehingga perut terasa sangat kenyang.
d. Pilihlah makanan yang lunak atau lembek yang dimasak dengan cara
direbus, disemur atau ditim. Sebaiknya hindari makanan yang digoreng karena biasanya menjadi keras dan sulit untuk dicerna.
e. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin karena akan
menimbulkan rangsangan termis. Pilih makanan yang hangat sesuai temperatur tubuh.
f. Hindari makanan yang pedas atau asam, jangan menggunakan bumbu yang
merangsang misalnya cabe, merica dan cuka. g.
Jangan minum minuman beralkohol atau minuman keras, kopi atau teh kental.
h. Hindari rokok
Universitas Sumatera Utara
i. Hindari konsumsi obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung, misalnya
aspirin, vitamin C dan sebagaianya. j.
Hindari makanan yang berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung coklat, keju dan lain-lain.
k. Kelola stres psikologi seefisien mungki Misnadiarly, 2009.
2.1.6 Diet Penyakit GastritisPenyakit Lambung
Diet penyakit gastritis adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan
sekresi asam lambung yang berlebihan. Syarat-syarat diet penyakit gastritis adalah:
a. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan. b. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya. c. Lemak rendah yaitu 10-15 dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap. e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia disesuaikan dengan daya tahan terima
perorangan. g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
Universitas Sumatera Utara
h. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang. i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung. Toleransi pasien terhadap makanan sangat individual, sehingga perlu
dilakukan penyesuaian, frekuensi makan dan minum susu yang sering pada pasien tertentu dapat merangsang pengeluaran asam lambung secara berlebihan. Perilaku
makan tertentu dapat menimbulkan gastritis misalnya porsi makan terlalu besar, makan terlalu cepat atau berbaringtidur segera setelah makan Almatsier, 2010.
2.1.7 Jenis Makanan yang Boleh dan Tidak boleh diberikan kepada Penderita Gastritis Almatsier,2010.