Melalui kutipan tersebut dapat diketahui bahwa yang pertama dan utama adalah rasa, bukan kata. Rasa pertama itulah yang melahirkan pikiran dan kata pertama,
dan secara otomatis dapat dinyatakan bahwa pikiran atau logika adalah produk rasa. Lebih lanjut, kata pertama kaf dan nun yang terucap oleh lidah pertama pun
tersimpan di dalam ibu semua kitab, bukan bapak semua kitab. Dalam kaitannya dengan Cala Ibi, hal tersebut lagi-lagi memberi penegasan untuk membaca Cala
Ibi dengan rasa dan “cara perempuan,” bukan dengan logika dan “cara laki-laki.”
b. Dunia Mimpi dan Dunia Nyata
Pertanyaan berkaitan dengan yang nyata dan yang tidak nyata menjadi salah satu hal yang hadir di sepanjang pembacaan Cala Ibi. Hal tersebut, seperti telah
dibicarakan pada bagian-bagian sebelumnya, disebabkan oleh kisah Cala Ibi yang dalam cara pandang umum memang tampak berada di dalam tegangan antara
dunia nyata dan dunia mimpi. Pada awalnya, Maya melakukan penolakan terhadap mimpi,
Aku lalu lupa mimpi itu ... Lagi pula, aku jarang bermimpi, kalaupun muncul di malam hari, mimpi itu hilang di pagi hari. Aku
tak ingat mimpi-mimpiku. Seperti bapakku, aku tak memedulikan mimpi, tahu mimpi itu ada, tapi tak peduli. Kami makhluk rasional,
aku telah lahir dari belahan kepalanya, seperti Athena. Dunia nyata hanya ada di pagi hari, ketika sadar, bukan taman bunga-bunga tidur,
begitu bapakku berkata suatu kali, setengah memarahi, ketika mendapati ibuku tengah duduk menceritakan sebuah mimpinya pada
Bibi Tanna hlm. 8.
Melalui kutipan tersebut dapat diketahui bahwa penolakan Maia terhadap mimpi
dilatarbelakangi oleh nilai-nilai dan logika maskulin yang selama ini diturunkan oleh bapaknya kepadanya. Kondisi Maya yang demikian pada dasarnya sejalan
dengan kondisi pembaca Cala Ibi yang merasa asing dengan dunia mimpi sehingga menimbulkan semacam kebingungan dalam memahami dunia Cala Ibi.
Strategi pembacaan..., Bramantio, FIB UI, 2008
Tetapi, Maya tidak seterusnya melakukan penolakan atas mimpi karena pada akhirnya ia menuliskan mimpi-mimpinya ke dalam buku hitam untuk kemudian
menulisnya ulang ke dalam buku kopi. Pada akhirnya, ia pun memahami, “Aku menatap buku kecil dalam genggamanku, tak berharap akan ada sebuah cerita di
dalamnya, tak lagi berkeluh-kesah, mengapa sih ada mimpi segala. Sebab mesti saja” hlm. 133. Lebih lanjut, seperti telah diketahui, dunia nyata di dalam Cala
Ibi membentuk delapan bab bingkai-Maya, sedangkan dunia mimpi membentuk enam belas bab bingkai-Maia, dan keduanya saling berkaitan membentuk angka
delapan tanpa awal dan akhir. Dengan begitu, komposisinya di dalam dua puluh empat bab Cala Ibi adalah sepertiga untuk dunia nyata dan dua per tiga untuk
dunia mimpi, dan kondisi tersebut menggambarkan kondisi kejiwaan seseorang.
61
Berkaitan dengan hal tersebut, Maya menyatakan, “Sungguh sebuah ironi manis: ketika tertidur, seseorang sedang paling sadar. Sungguh manis, ketaksadaran jauh
lebih sadar daripada kesadaran—selalu sadar setiap saat, sedang kesadaran hanya sadar sesaat-saat” hlm. 193. Dalam kaitannya dengan pembacaan Cala Ibi,
ketika pembaca menerima yang tampak sebagai dunia nyata dan dunia mimpi Cala Ibi sebagai sesuatu yang “mesti saja,” kebingungan pun akan menemukan
titik terang. Pertentangan antara dunia nyata dan dunia mimpi di dalam Cala Ibi pada akhirnya tidak dipahami sebagai dua hal yang berbeda, bertolak belakang,
dan tidak dapat disatukan, melainkan dua hal yang saling mengisi, seperti halnya Maya dan Maia yang saling mengisi dengan saling mengisahkan kisah masing-
masing. Mimpi adalah kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
61
Di dalam psikoanalisis dinyatakan bahwa kesadaran manusia bagaikan puncak gunung es di atas permukaan air, sedangkan ketaksadarannya adalah sisanya yang berukuran lebih besar
dan berada di bawah permukaan air; dapat dilihat pada Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Introduction to Theories of Personality Singapore: John Willey Sons, Inc., 1985, hlm. 146.
Strategi pembacaan..., Bramantio, FIB UI, 2008
dan kenyataan pun tidak jarang bagaikan mimpi ketika kenyataan tersebut terjadi tidak seperti atau bahkan melebihi yang diharapkan.
c. Awal dan Akhir