7 rasanya asam manis dengan aroma seperti jambu biji. Markisa kuning dapat
dibudidayakan di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 600 m dpl., curah hujan antara 2.000-3.000 mmtahun, dan suhu 22-32
C Karsinah et al., 2010. Morey 2007 juga menyebutkan bahwa buah markisa kuning memiliki
permukaan yang halus berwarna kuning berbintik putih dengan daging segar berwarna putih, oranye atau hijau dengan tekstur yang lembut. Markisa kuning
dapat dijumpai didaerah pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan Bogor Jawa Barat; Simalungun, Langkat, Asahan dan Medan Sumatera Utara serta di beberapa
daerah lainnya.
2.1.4 Markisa Konyal Passiflora lingularis
Markisa konyal Passiflora lingularis umumnya dikenal dengan markisa manis spesies tanaman famili Passifloraceae. Markisa konyal berasal dari
pegunungan Andes, Venezuela dan Kolombia. Tanaman ini merupakan tanaman herba atau berkayu, dan memiliki sulur. Bentuk batang silinder, daun berbentuk
hati dengan ukuran panjang daun 10-15 cm panjang, lebar 7-17 cm. Pangkal daun membulat, permukaan daun licin. Warna mahkota bunga putih, warna mahkota
tambahan putih berstrip ungu. Aroma mahkota bunga harum. Buah muda berwarna ungu, sedangkan buah tua berwarna kuning tua. Biji keras, berjumlah
banyak, berwarna coklat kuning. Selaput biji mengandung cairan yang manis. Ukuran bunga lebih besar. Buah berbentuk bulat agak lonjong atau oval dengan
sari buah berwarna putih, rasanya asam manis dengan aroma seperti jambu biji. Markisa konyal dapat dibudidayakan di daerah dengan ketinggian tempat antara
1000 sampai 2000 m dpl., curah hujan antara 600-1000 mmtahun, dan suhu 16- 20
C Wagner et al., 1999.
2.2 Manfaat Markisa
Markisa ungu merupakan salah satu jenis markisa yang paling banyak dibudidayakan untuk diambil sari buahnya karena memiliki rasa yang asam
sehingga jarang dikonsumsi segar, umumnya diproses untuk minuman sirup, jus atau untuk digunakan dalam makanan penutup dan kosmetik. Jus dan pulp segar
dari buah dengan atau tanpa biji digunakan diseluruh dunia sebagai minuman
Universitas Sumatera Utara
8 tropis yang eksotis, koktail, cordial, minuman misalnya dicampur dengan
cointreau dan cognac, cokelat, atau untuk topping pada es krim, yoghurt, dan
makanan penutup lainnya. Minyak dari biji digunakan dalam industri kosmetik. Penggunaan markisa berbeda untuk setiap negara, di Puerto Rico secara luas
markisa diyakini dapat menurunkan tekanan darah, di Indonesia secara umum markisa diproduksi untuk jus dan dimasak dengan gula untuk membuat sirup
kental yang dicampur dengan air untuk diminum dan di Hawaii markisa biasanya dimakan mentah Morey, 2007.
Markisa kuning memiliki aroma yang sangat kuat, serta rasa buah lebih manis daripada markisa ungu yang asam. Penelitian invitro di University of
Florida juga mendapati bahwa ekstrak buah markisa kuning banyak mengandung
senyawa kimia yang mampu membunuh sel kanker. Kandungan senyawa kimia tersebut antara lain polifenol dan karotenoid. Sedangkan kandungan gizinya
antara lain: lemak, protein, serat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, tiamin, riboflavin, niasin, asam askorbat, dan asam sitrat Surianta, 2011.
Markisa konyal telah banyak dikonsumsi karena rasanya yang manis, segar, dan karena kandungan vitaminnya yang tinggi. Kandungan serat yang
tinggi pada albedo markisa konyal juga dapat digunakan sebagai bahan baku kertastisu Santoso Rosalina, 2009.
Buah markisa juga merupakan sumber pro-vitamin A, niacin, riboflavin dan vitamin C disamping citarasa dan aromanya yang unik. Markisa juga sering
dijadikan komponen untuk minuman sirup, kue, roti dan susu. Kulit buah markisa juga dijadikan sebagai pakan ternak Ahmad, 1999.
Verheij Coronel 1997 menyatakan hampir setengah dari hasil komersial buah markisa dimanfaatkan untuk produksi sari buah. Namun, produksi
markisa di mancanegara relatif sedikit, yaitu dengan luas lahan komersial dari 12 negara produsen utamanya sekitar 4500 ha.
2.3 Morfologi Tumbuhan