1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genus Passiflora yang biasanya disebut sebagai buah markisa merupakan genus yang besar dengan persebaran yang luas dan termasuk spesies yang berada pada
daerah tropis. Genus Passiflora terdapat sekitar 465 spesies merupakan tanaman merambat, meskipun beberapa ada yang merupakan semak atau pohon. Amerika
Selatan merupakan pusat keanekaragaman untuk sebagian besar Passiflora dan 40 jenis tersebar di Asia serta di Kepulauan Pasifik Selatan. Beberapa Passiflora
tumbuh sebagai buah yang dapat dimakan dan beberapa spesies yang lain dibudidayakan sebagai tanaman ornamental Vanderplank, 1996.
Passiflora merupakan tanaman pemanjat yang panjangnya dapat mencapai
9 meter jika kondisi iklim menguntungkan. Batangnya keras dan berkayu, dengan daun yang letaknya tersebar dan berwarna hijau gelap. Bunga besar dan
diameternya dapat mencapai 0,05 meter bila berada di alam liar, Passiflora juga sering dibudidayakan sebagai tanaman hias Calderón, 2011.
Passiflora adalah genus yang sangat penting dalam keluarga
Passifloraceae . Genus ini memiliki distribusi alami yang sangat luas, dengan
tanaman liarnya berada di wilayah Amerika, India bagian barat, kepulauan Galapagos, Australia, Asia bagian selatan, Malaysia, Indonesia, dan beberapa
pulau di perairan Pasifik Vanderplank, 1990. Markisa merupakan salah satu produk buah segar di Indonesia yang sangat
diminati oleh pasar. Morey 2007 melakukan studi untuk menggambarkan keinginan pasar saat ini terhadap buah-buahan segar maupun olahan. Studi
terhadap produk buah di Indonesia dilakukan untuk mendapatkan gambaran utama yang dapat mempengaruhi produk dan mengidentifikasi peluang untuk
pengembangan. Pada tahun 2005, 82.892 ton buah markisa diproduksi di 21 propinsi di Indonesia dengan mayoritas di tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat
71,0, Sumatera Utara 17,1 dan Sulawesi Selatan 8,6. Sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
2 buah markisa yang ditanam di Indonesia adalah markisa konyal yang dikonsumsi
sebagai buah segar. Sedangkan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan yang memiliki markisa ungu, umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan sirup. Markisa
dianggap sebagai buah eksotis dan memiliki daya tarik yang kuat bagi negara- negara beriklim seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Australia.
Mengingat tanaman buah saat ini diharapkan menjadi pertumbuhan baru di sektor pertanian, maka upaya menghasilkan buah-buahan unggul menjadi
landasan kerja yang utama saat ini. Buah-buahan dengan varietas unggul dapat dirakit jika ketersediaan plasma nutfah dan sumberdaya genetik mempunyai
karakter sesuai dengan yang dikehendaki Karsinah et al., 2007. Silitonga 2004 menambahkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan
materi genetik dalam perbaikan tanaman adalah dengan mengumpulkan sumberdaya genetik dengan cara eksplorasi, konservasi dan mengevaluasi
karakter yang dimilikinya serta memanfaatkannya. Ashari 2006 juga menambahkan bahwa proses penciptaan varietas unggul baru senantiasa didahului
oleh koleksi, identifikasi, dan evaluasi jenis-jenis yang sudah ada. Keunggulan Indonesia adalah tersedianya jumlah plasma nutfah buah-buahan yang tidak
terbilang. Pengkajian terhadap struktur anatomi juga dibutuhkan dalam membantu
identifikasi. Adanya karakter yang mirip, menunjukkan hubungan kekerabatan antar spesies pada suatu famili dalam habitat yang sama Nabilah et al., 2011.
Maideliza et al. 2007 juga menambahkan dengan adanya variasi struktur anatomi diharapkan dapat memperkaya karakter yang dipakai untuk identifikasi.
Kajian anatomi juga telah dilakukan pada beberapa tanaman seperti Mucuna pruriens
Supriyono et al., 2004, Averrhoa spp. Sunarti et al., 2008, Ipomea auqatica
Forsk., Ipomea batatas Lamk., dan Ipomea pes-capre Sweet. Amprasto, 2010, Uncaria gambir Hunter Roxb. Ferita et al., 2011, Rhizophoraceae
Nabilah et al., 2011, dan Nepenthes spp. Biati, 2012. Pengkajian terhadap morfologi dan anatomi memiliki kontribusi terhadap
pengetahuan di dalam bidang ilmu taksonomi, evolusi dan ekologi di dalam spesies tanaman-tanaman Angiospermae
Cortéz Carmello-Guerreiro, 2008.
Passiflora selain bernilai secara agroekonomi dan penting di dalam ekologi, juga
Universitas Sumatera Utara
3 menarik secara sitogenetik, melihat banyaknya publikasi yang diterbitkan
mengenai genus ini Miranda et al., 2008. Di Indonesia sendiri khususnya Sumatera Utara sebagai salah satu daerah
penghasil markisa studi terhadap morfologi dan anatomi beberapa koleksi markisa khususnya di Berastagi, Sumatera Utara belum pernah dilakukan. Studi morfologi
dan anatomi pada markisa perlu dilakukan, mengingat saat ini belum banyak data yang diperoleh sebagai usaha awal dalam usaha pemuliaan tanaman ini
selanjutnya, berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi yang berada di desa Tongkoh Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo
Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 1340 m dpl jenis tanah Andosol dan berjarak sekitar 60 km Barat Daya kota Medan memiliki luas lahan 25,96 Ha
memiliki banyak sumber daya genetik salah satu diantaranya adalah markisa.
1.2 Permasalahan