8 tropis yang eksotis, koktail, cordial, minuman misalnya dicampur dengan
cointreau dan cognac, cokelat, atau untuk topping pada es krim, yoghurt, dan
makanan penutup lainnya. Minyak dari biji digunakan dalam industri kosmetik. Penggunaan markisa berbeda untuk setiap negara, di Puerto Rico secara luas
markisa diyakini dapat menurunkan tekanan darah, di Indonesia secara umum markisa diproduksi untuk jus dan dimasak dengan gula untuk membuat sirup
kental yang dicampur dengan air untuk diminum dan di Hawaii markisa biasanya dimakan mentah Morey, 2007.
Markisa kuning memiliki aroma yang sangat kuat, serta rasa buah lebih manis daripada markisa ungu yang asam. Penelitian invitro di University of
Florida juga mendapati bahwa ekstrak buah markisa kuning banyak mengandung
senyawa kimia yang mampu membunuh sel kanker. Kandungan senyawa kimia tersebut antara lain polifenol dan karotenoid. Sedangkan kandungan gizinya
antara lain: lemak, protein, serat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, tiamin, riboflavin, niasin, asam askorbat, dan asam sitrat Surianta, 2011.
Markisa konyal telah banyak dikonsumsi karena rasanya yang manis, segar, dan karena kandungan vitaminnya yang tinggi. Kandungan serat yang
tinggi pada albedo markisa konyal juga dapat digunakan sebagai bahan baku kertastisu Santoso Rosalina, 2009.
Buah markisa juga merupakan sumber pro-vitamin A, niacin, riboflavin dan vitamin C disamping citarasa dan aromanya yang unik. Markisa juga sering
dijadikan komponen untuk minuman sirup, kue, roti dan susu. Kulit buah markisa juga dijadikan sebagai pakan ternak Ahmad, 1999.
Verheij Coronel 1997 menyatakan hampir setengah dari hasil komersial buah markisa dimanfaatkan untuk produksi sari buah. Namun, produksi
markisa di mancanegara relatif sedikit, yaitu dengan luas lahan komersial dari 12 negara produsen utamanya sekitar 4500 ha.
2.3 Morfologi Tumbuhan
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya. Secara umum,
tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar: akar, batang, dan daun. Organ-organ lain
Universitas Sumatera Utara
9 dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ
dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ aksesori, karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ sekunder penting: bunga, buah, biji dan
umbi. Bunga, buah dan biji sebagai organ seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual Tjitrosoepomo, 2005.
2.4 Anatomi Tumbuhan
Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat
keseluruhan fisik sebagai bagian yang berbeda secara fungsional. Hidayat 1995 menyatakan anatomi tumbuhan adalah kajian tentang letak dan fungsi organ
dalam pada tumbuhan. Sedangkan Sutrian 2004 menyatakan bahwa anatomi tumbuhan mengkaji tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ
tumbuhan. Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan sangat mutlak kepentingannya
dalam berbagai macam ilmu seperti, perkembangbiakan tumbuhan okulasi, pertunasan, pemotongan dan kultur jaringan, persilangan, diagnosis penyakit
tanaman. Pada seluruh tingkatan tumbuhan, tumbuhan dibagi menjadi empat organ: akar, batang, daun dan organ generatif seperti bunga dan buah Nabilah et
al ., 2011.
2.5 Metode Freehand Section
Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan memainkan peran penting dalam pehaman tentang biologi tanaman. Kajian terhadap morfologi, fisiologi dan
filogeni harus didasarkan pada pengetahuan yang mendalam tentang struktur sel dan jaringan. Metode freehand section memerlukan biaya yang minimal dengan
hasil yang lumayan baik, hal ini juga disebabkan oleh organ tanaman seperti batang dan daun mudah diperoleh preparatnya dengan menggunakan freehand
section Yeung, 1998.
Studi botani di Jerman yang dilakukan oleh Schleiden menggunakan teknik sederhana, dengan menggunakan sampel segar dan dengan teknik freehand
section . Penguasaan menggunakan teknik ini memerlukan beberapa keahlian dan
Universitas Sumatera Utara
10 bahkan masih dilakukan sampai hari ini Smith, 1915. Yeung 1998 juga
menambahkan bahwa metode freehand section merupakan metode yang paling sederhana untuk mempersiapkan spesimen dalam pengamatan secara mikroskopis.
Metode ini memungkinkan seseorang untuk melihat spesimen dalam beberapa menit. Metode ini juga cocok untuk berbagai jenis bahan tanaman, seperti
tanaman dengan batang herba. Umumnya bila menggunakan metode ini fiksasi bahan tidaklah diperlukan. Berlyn Miksche 1976 mengatakan kesabaran,
pengalaman, dan mungkin keterampilan yang dimiliki adalah persyaratan utama untuk teknik ini.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemuliaan Kebun Percobaan Berastagi dan Laboratorium Genetika,
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah masker, sarung tangan, pinset, botol balsem, botol zat, alumunium foil, kertas label, alat tulis, buku
catatan, pipet tetes, gelas ukur, beaker glass, baskom, object glass, cover glass, spidol, botol winkler, serbet, mikroskop, kamera digital, mancis, spatula, bunsen,
batang pengaduk, petridish, polybag, hot plate, pisau silet, dan cutter. Sedangkan bahan yang digunakan adalah buah beberapa tanaman markisa
ungu, merah, kuning, dan konyal, kutek, isolasi, kapas, akuades, HCl 1 N, gliserin
, kloralhidrat, phloroglucinol, tisu gulung, dan canada balsem.
3.3 Metode Penelitian