Agregat halus TINJAUAN PUSTAKA

3. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori atau tidak akan pecah atau hancur oleh pengaruk cuaca seperti terik matahari atau hujan. 4. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron ayakan no.200, tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 1 maka agregat harus dicuci. 5. Kekerasan butiran agregat diperiksa dengan bejana Rudellof dengan beban penguji 20 ton dimana harus dipenuhi syarat berikut: • Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19,1 mm lebih dari 24 berat. • Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19,1 - 30 mm lebih dari 22 berat. 6. Kekerasan butiran agregat kasar jika diperiksa dengan mesin Los Angeles dimana tingkat kehilangan berat lebih kecil dari 50.

b. Agregat halus

Agregat halus adalah pengisi yang berupa pasir, agregat yang terdiri dari butir butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan Dipohusodo, l999. Agregat halus yang baik harus bebas dari bahan organik, lempung atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton ataupun batako. Pasir merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan semen untuk membuat adukan. Selain itu juga pasir berpengaruh terhadap sifat tahan susut, keretakan dan kekerasan pada batako atau produk bahan bangunan campuran semen lainnya. Adapun komposisi senyawa kimia yang terkandung dalam pasir adalah: 90,30 SiO2, 0,58 Fe2O3, 2,03 Al2O3, 4,47 K2O, 0,73 CaO, 0,27 TiO2 dan 0,02 MgO Sulistiyono. E. 2005.Akan tetapi sebaiknya pasir yang digunakan untuk bahan-bahan bangunan dipilih yang memenuhi syarat. Syarat-syarat untuk pasir adalah sebagai berikut: 1. Butir-butir pasir harus berukuran antara 0,l5 mm dan 5 mm. 2. Harus keras, berbentuk tajam, dan tidak mudah hancur dengan pengaruh perubahan cuaca atau iklim. Universitas Sumatera Utara 3. Tidak boleh mengandung lumpur 5 persentase berat dalam keadaan kering. 4. Bila mengandung lumpur 5 maka pasirnya harus dicuci. 5. Tidak boleh mengandung bahan organic, garam, minyak, dan sebagainya. Agregat dinilai dari tingkat kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatan pada pasta semen, porositas dan penyerapan air dapat mempengaruhi daya tahan beton terhadap serangan alam dari luar dan ketahanan terhadap penyusutan selama proses penyaringan agregat Daryanto, 1994. Suprapto 2008 menyatakan bahwa masing-masing agregat halus yang berlainan sumber mempunyai karakteristik yang berlainan dan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kuat tekan yang dihasilkan.Agregat halus yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh ASTM. Jika seluruh spesifikasi telah terpenuhi maka barulah dapat dikatakan agregat tersebut bermutu baik. Adapun spesifikasi tersebut adalah : 1. Susunan Butiran Gradasi, Analisa saringan memperlihatkan jenis dari agregat halus. Melalui analisa saringan maka akan diperoleh angka Fine Modulus. Melalui Fine Modulus ini dapat digolongkan 3 jenis pasir yaitu : • Pasir Kasar : 2.9 FM 3.2 • Pasir Sedang : 2.6 FM 2.9 • Pasir Halus : 2.2 FM 2.6 Agregat halus dikelompokkan dalam eMPat zona daerah seperti dalam Tabel 2.4 Tabel 2.4 Batas Gradasi Agregat Halus Lubang Ayakan mm No Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan I II III IV 10 38 in 100 100 100 100 4,8 No.4 90-100 90-100 90-100 95-100 2,4 No.8 60-95 75-100 85-100 95-100 1,2 No.16 30-70 55-90 75-100 90-100 0,6 No.30 15-34 35-59 60-79 80-100 0,3 No.50 5-20 8-30 12-40 15-50 0,25 No.100 0-10 0-10 0-10 0-15 Sumber: SK. SNI T-15-1990-03 Universitas Sumatera Utara 2. Kadar Lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron ayakan no.200, tidak boleh melebihi 5 terhadap berat kering. Apabila kadar Lumpur melampaui 5 maka agragat harus dicuci. 3. Kadar Liat tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering 4. Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat organic yang akan merugikan beton, atau kadar organik jika diuji di laboratorium tidak menghasilkan warna yang lebih tua dari standart percobaan Abrams – Harder. 5. Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam Beton, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau beton dengan semen kadar alkalinya tidak lebih dari 0,60 atau dengan penambahan yang bahannya dapat mencegah pemuaian. 6. Sifat kekal keawetan diuji dengan larutan garam sulfat : • Jika dipakai Natrium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 . • Jika dipakai Magnesium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 15 .

c. Air