Gambar4.52 GrafikBerat Jenis Berdasarkan Penambahan Dalam 20Komposisi
Dari Gambar 4.52terlihat bertambahnya Berat Jenis beton terbesar pada Abu Sekam Padi pada komposisi 20.
4.2 Pembahasan 4.2.4 Hasil Analisis XRD
Gambar 4.53XRD Abu Boiler Kelapa Sawit
Berdasarkan XRD Abu Boiler Kelapa Sawit unsur yang memiliki Wt terbesar adalah Calcium Titanium OxideCaTiO
3
dengan 0,859 diikuti Silicon Oxide SiO
2
dengan 0,831 diurutan kedua dan Alumunium Silicate Hydroxide Al
2
Si
2
O
5
OH
4
dengan 0,703 diurutan ketiga.
2040,00 2060,00
2080,00 2100,00
2120,00 2140,00
2160,00 2180,00
2200,00 2220,00
2240,00
7 14
21 28
60
Be r
a t
J e
n is
K g
m
3
Hari
SP KS
SP+KS
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.54 XRD Abu Sekam Padi
Berdasarkan XRD Abu Sekam Padi unsur yang memiliki Wt terbesar adalah Silicon Oxide SiO
2
dengan 0,842 diikuti Tantalum Oxide Ta
2
O
5
dengan 0,678 diurutan kedua dan Calcium Carbonate CaCO
3
dengan 0,669 diurutan ketiga.
Gambar 4.55 XRD Beton
Berdasarkan XRD Beton unsur yang memiliki Wt terbesar adalah Calcium Carbonate CaCO
3
dengan 0,942 diikuti dengan Silicon Oxide SiO
2
dengan 0,918 diurutan kedua.
Gambar 4.56 XRDAbu Sekam Padi 5
Berdasarkan XRD Abu Sekam Padi 5 unsur yang memiliki Wt terbesar adalah Calcium Carbonate CaCO
3
dengan 0,946 diikuti Calsium Hydroxide CaOH
2
dengan 0,922 diurutan kedua dan Silicon Oxide SiO
2
dengan 0,910 diurutan ketiga.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.57 XRDAbu Boiler Kelapa Sawit5
Berdasarkan XRD Abu Boiler Kelapa Sawit 5 unsur yang memiliki Wt terbesar adalah Calcium Carbonate CaCO
3
dengan 0,938 diikuti Silicon Oxide SiO
2
dengan 0,885 diurutan kedua dan Calsium Hydroxide CaOH
2
dengan 0,764 diurutan ketiga.
Gambar 4.58 XRDAbu Sekam Padi + Abu Boiler Kelapa Sawit 5
Berdasarkan XRD Abu Boiler Kelapa Sawit unsur yang memiliki Wt terbesar adalah Calsium Hydroxide CaOH
2
dengan 0,785 diikuti Calcium Carbonate CaCO
3
dengan 0,752 diurutan kedua dan Silicon Oxide SiO
2
dengan 0,694 diurutan ketiga.
4.2.5 Hasil Analisis Sifat Mekanik
4.2.5.1 Uji Kuat Tekan
Tabel 4.5Descriptive StatisticsUji Kuat Tekan
Mean Std. Deviation
N KT
398.40633 67.712881
60 Sampel
2.00 .823
60 Usia
3.00 1.426
60 Komposisi
2.50 1.127
60 1. Korelasi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6CorrelationsUji Kuat Tekan
KT Sampel
Usia Komposisi
Pearson Correlation KT
1.000 -.003
.515 -.661
Sampel -.003
1.000 .000
.000 Usia
.515 .000
1.000 .000
Komposisi -.661
.000 .000
1.000
Dari Tabel4.6 dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel Kuat Tekan KT dengan Sampel adalah -0,003 hal ini menunjukan hubungan negatif.
Besar hubungan KT dengan Usia perendaman adalah 0,515 yang berarti ada hubungan positif dan besar hubungan KT dengan Komposisi adalah -0,661 yang
berarti ada hubungan negatif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama perendaman yang dilakukan maka semakin besar Kuat Tekan yang dihasilkan,
sedangkan penambahan komposisi campuran dapat mengurangi besar Kuat Tekan. Dari hubungan sampel dengan Kuat Tekan dapat disimpulkan bahwa
penambahan Abu Sekam Padi pada sampel dengan komposisi 5 memiliki nilai Kuat Tekan yang lebih baik dibandingkan yang lainnya Abu Boiler Kelapa Sawit
atau Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit.
2. Model sisaan
Tabel 4.7Model Summary
b
Uji Kuat Tekan
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1
.838
a
.702 .686
37.937237 a.
Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel b.
Dependent Variable: KT Pada Tabel4.7 angka R Square adalah 0,702 yaitu hasil kuadrat dari
koefisien korelasi 0,838 x 0,838 = 0,702. Standar Error of the Estimate adalah 37,937, pada analisis deskriptif statistik bahwa standar deviasi Kuat Tekan adalah
67,71 yang jauh lebih besar dari standar error, oleh karena lebih kecil daripada standar deviasi Kuat Tekan maka model regresi bagus dalam bertindak sebagai
predictor Kuat Tekan.
Universitas Sumatera Utara
3. Anova
Tabel 4.8ANOVA
b
Uji Kuat Tekan
Model Sum of Squares
Df Mean Square F
Sig. 1
Regression 189919.919
3 63306.640
43.986 .000
a
Residual 80597.103
56 1439.234
Total 270517.022
59 a. Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel
b. Dependent Variable: KT Dari Tabel4.8di atas dapat dilihat berdasarkan nilai Signifikan, terlihat
pada kolom sig yaitu 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak. Kesimpulan:Terdapat koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti, maka
dinyatakan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Kuat Tekan sampel.
4. Koefisien
Tabel 4.9Coefficients
a
Uji Kuat Tekan
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
424.729 19.894
21.349 .000
Sampel -.250
5.998 -.003
-.042 .967
Usia 24.462
3.463 .515
7.063 .000
Komposisi -39.684
4.381 -.661
-9.059 .000
a. Dependent Variable: KT Constant: Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B
adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Berarti bermakna dan diramalkan tidak melalui titik 0,0.
Sampel: Berdasarkan Tabel4.9, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,967 yang berarti probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima. Artinya B
tidak berarti.
Universitas Sumatera Utara
Usia: Berdasarkan Tabel4.9, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B
berarti. Komposisi: Berdasarkan Tabel4.9, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel
B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B berarti.
Berdasarkan analisis di atas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu Y = 424,729 + 24,462 X
2
– 39,684 X
3
.
4.2.5.2 Uji Modulus Elastisitas Tabel 4.10Descriptive Uji Modulus Elastisitas
Mean Std. Deviation
N ME
25129.44967 2384.192180
60 Sampel
2.00 .823
60 Usia
3.00 1.426
60 Komposisi
2.50 1.127
60
1. Korelasi
Tabel 4.11CorrelationsUji Modulus Elastisitas
ME Sampel
Usia Komposisi
Pearson Correlation ME
1.000 .023
.643 -.603
Sampel .023
1.000 .000
.000 Usia
.643 .000
1.000 .000
Komposisi -.603
.000 .000
1.000
Dari Tabel4.11 dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel Modulus Elastisitas ME dengan Sampel adalah 0,023 hal ini menunjukkan
hubungan positif. Besar hubungan ME dengan Usia perendaman adalah 0,643 yang berarti ada hubungan positif dan besar hubungan ME dengan Komposisi
adalah -0,603 yang berarti ada hubungan negatif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama perendaman yang dilakukan maka semakin besar Modulus
Universitas Sumatera Utara
Elastisitas yang dihasilkan, sedangkan penambahan komposisi campuran dapat mengurangi besar Modulus Elastisitas. Dari hubungan sampel dengan Modulus
Elastisitas dapat disimpulkan bahwa penambahan Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit pada sampel dengan komposisi 5 memiliki nilai
Modulus Elastisitas yang lebih baik dibandingkan yang lainnya Abu Boiler Kelapa Sawit atau Abu Sekam Padi.
2. Model sisaan
Tabel 4.12Model Summary
b
Uji Modulus Elastisitas
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .882
a
.778 .766
1152.770993 a. Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel
b. Dependent Variable: ME Pada Tabel4.12 angka R Square adalah 0,778 yaitu hasil kuadrat dari
koefisien korelasi 0,882 x 0,882 = 0,778. Standar Error of the Estimate adalah 1152,77 sedangkan pada analisis deskriptif statistik bahwa standar deviasi
Modulus Elastisitas adalah 2384,19 yang jauh lebih besar dari standar error, oleh karena lebih kecil daripada standar deviasi Modulus Elastisitas maka model
regresi bagus dalam bertindak sebagai predictor Modulus Elastisitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Anova
Tabel 4.13Anova
b
Uji Modulus Elastisitas
Model Sum of Squares
Df Mean Square F
Sig. 1
Regression 2.610E8
3 8.699E7
65.459 .000
a
Residual 7.442E7
56 1328880.963 Total
3.354E8 59
a. Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel b. Dependent Variable: ME
Dari Tabel4.13 dapat dilihat berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada kolom sig yaitu 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak.
Kesimpulan:Terdapat koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti, maka dinyatakan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Modulus
Elastisitas sampel.
4. Koefisien
Tabel 4.14 Coefficients
a
Uji Modulus Elastisitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 24957.306
604.518 41.285
.000 Sampel
67.370 182.269
.023 .370
.713 Usia
1075.359 105.233
.643 10.219
.000 Komposisi
-1275.469 133.111
-.603 -9.582
.000 a. Dependent Variable: ME
Constant: Berdasarkan Tabel4.14, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000, karena probabilitas kurang dari 0,05
maka ditolak. Berarti bermakna dan diramalkan tidak melalui titik 0,0. Sampel: Berdasarkan Tabel4.14, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B
adalah 0,713 yang berarti probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima. Artinya B tidak berarti.
Universitas Sumatera Utara
Usia: Berdasarkan Tabel4.14, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B
berarti. Komposisi: Berdasarkan Tabel4.14, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel
B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B berarti.
Berdasarkan analisis di atas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu Y = 24957,306 + 1075,359 X
2
– 1275,469 X
3
.
4.2.6 Hasil Analisis Fisis
4.2.6.1
Uji Daya Serap Air Tabel 4.15Descriptive StatisticsUji Daya Serap Air
Mean Std. Deviation
N DS
1.35555 .080219
60 Sampel
2.00 .823
60 Usia
3.00 1.426
60 Komposisi
2.50 1.127
60
1. Korelasi
Tabel 4.16CorrelationsUji Daya Serap Air
DS Sampel
Usia Komposisi
Pearson Correlation DS
1.000 -.026
-.682 .494
Sampel -.026
1.000 .000
.000 Usia
-.682 .000
1.000 .000
Komposisi .494
.000 .000
1.000
Dari Tabel4.16 dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel Daya Serap DS dengan Sampel adalah -0,026 hal ini menunjukan hubungan negatif.
Besar hubungan DS dengan Usia perendaman adalah -0,682 yang berarti ada hubungan negatif dan besar hubungan DS dengan Komposisi adalah 0,494 yang
berarti ada hubungan positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama
Universitas Sumatera Utara
perendaman yang dilakukan maka semakin kecil Daya Serap yang dihasilkan, sedangkan penambahan komposisi campuran dapat menambah besar Daya Serap.
Dari hubungan sampel dengan Daya Serap dapat disimpulkan bahwa penambahan Abu Sekam Padi pada sampel dengan komposisi 25 memiliki nilai Daya Serap
yang lebih baik dibandingkan yang lainnya Abu Boiler Kelapa Sawit atau Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit.
2. Model sisaan
Tabel 4.17Model Summary
b
Uji Daya Serap Air
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1
.842
a
.709 .694
.044396 a.
Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel b.
Dependent Variable: DS Pada Tabel4.17 angka R Square adalah 0,709 yaitu hasil kuadrat dari
koefisien korelasi 0,842 x 0,842 = 0,709. Standar Error of the Estimate adalah 0,044, pada analisis deskriptif statistik bahwa standar deviasi Daya Serap adalah
0,08 yang jauh lebih besar dari standar error, oleh karena lebih kecil daripada standar deviasi Daya Serap maka model regresi bagus dalam bertindak sebagai
predictor Daya Serap.
3. Anova
Tabel 4.18Anova
b
Uji Daya Serap Air
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression .269
3 .090
45.543 .000
a
Residual .110
56 .002
Total .380
59 a. Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel
b. Dependent Variable: DS Dari Tabel4.18 dapat dilihat berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada
kolom sig yaitu 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan:Terdapat koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti, maka dinyatakan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Daya Serap
sampel.
4. Koefisien
Tabel4.19Coefficients
a
Uji Daya Serap Air
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.388
.023 59.616 .000
Sampel -.003
.007 -.026
-.363 .718
Usia -.038
.004 -.682
-9.465 .000 Komposisi
.035 .005
.494 6.850
.000 a. Dependent Variable: DS
Constant: Berdasarkan Tabel4.19, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000, karena probabilitas kurang dari 0,05
maka ditolak. Berarti bermakna dan diramalkan tidak melalui titik 0,0. Sampel: Berdasarkan Tabel4.19, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B
adalah 0,718 yang berarti probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima. Artinya B tidak berarti.
Usia: Berdasarkan Tabel4.19, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B
berarti. Komposisi: Berdasarkan Tabel4.19, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel
B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B berarti.
Berdasarkan analisis di atas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu Y = 1,388 – 0,038 X
2
+ 0,035 X
3
.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.2.UJI BERAT JENIS Tabel 4.20Descriptive StatisticsUji Berat Jenis
Mean Std. Deviation
N BJ
2181.86917 31.182480
60 Sampel
2.00 .823
60 Usia
3.00 1.426
60 Komposisi
2.50 1.127
60
1. Korelasi
Tabel 4.21CorrelationsUji Berat Jenis
BJ Sampel
Usia Komposisi
Pearson Correlation BJ
1.000 .062
.882 -.162
Sampel .062
1.000 .000
.000 Usia
.882 .000
1.000 .000
Komposisi -.162
.000 .000
1.000
Dari Tabel4.21 dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel Berat Jenis BJ dengan Sampel adalah 0,062 hal ini menunjukan hubungan positif.
Besar hubungan BJ dengan Usia perendaman adalah 0,882 yang berarti ada hubungan positif dan besar hubungan BJ dengan Komposisi adalah -0,162 yang
berarti ada hubungan negatif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama perendaman yang dilakukan maka semakin besar Berat Jenis yang dihasilkan,
sedangkan penambahan komposisi campuran dapat mengurangi besar Berat Jenis. Dari hubungan sampel dengan Berat Jenis dapat disimpulkan bahwa penambahan
Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler kelapa sawti pada sampel dengan komposisi 5 memiliki nilai Berat Jenis yang lebih baik dibandingkan yang
lainnya Abu Boiler Kelapa Sawit atau Abu Sekam Padi.
Universitas Sumatera Utara
2. Model sisaan
Tabel 4.22Model Summary
b
Uji Berat Jenis
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1
.899
a
.808 .798
14.019677 a. Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel
b. Dependent Variable: BJ Pada Tabel4.22 angka R Square adalah 0,808 yaitu hasil kuadrat dari
koefisien korelasi 0,899 x 0,899 = 0,808. Standar Error of the Estimate adalah 14,02, pada analisis deskriptif statistik bahwa standar deviasi Berat Jenis adalah
31,18 yang jauh lebih besar dari standar error, oleh karena lebih kecil daripada standar deviasi Berat Jenis maka model regresi bagus dalam bertindak sebagai
predictor Berat Jenis.
3. Anova
Tabel 4.23Anova
b
Uji Berat Jenis
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
46361.603 3
15453.868 78.625
.000
a
Residual 11006.875
56 196.551
Total 57368.477
59 a. Predictors: Constant, Komposisi, Usia, Sampel
b. Dependent Variable: BJ Dari Tabel4.23 dapat dilihat berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada
kolom sig yaitu 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak. Kesimpulan:Terdapat koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti, maka
dinyatakan bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Berat Jenis sampel.
Universitas Sumatera Utara
4. Koefisien
Tabel 4.24Coefficients
a
Uji Berat Jenis
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2130.504
7.352 289.786
.000 Sampel
2.342 2.217
.062 1.056
.295 Usia
19.288 1.280
.882 15.071
.000 Komposisi
-4.472 1.619
-.162 -2.763
.008 a. Dependent Variable: BJ
Constant: Berdasarkan Tabel4.24, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000, karena probabilitas kurang dari 0,05
maka ditolak. Berarti bermakna dan diramalkan tidak melalui titik 0,0. Sampel: Berdasarkan Tabel4.24, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B
adalah 0,295 yang berarti probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima. Artinya B tidak berarti.
Usia: Berdasarkan Tabel4.24, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B
berarti. Komposisi: Berdasarkan Tabel4.24, dapat dilihat bahwa nilai sig pada Tabel
B adalah 0,008 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Artinya B berarti.
Berdasarkan analisis di atas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu Y = 2130,504 + 19,288 X
2
– 4,472 X
3
.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Hasil Analisis SEM 4.2.4.1 Hasil Analisis SEM Beton
Terlihat distribusi partikel dengan pembesaran 750x rata-rata ukuran partikel sebesar 20µm.
Gambar 4.59 Morfologi Beton
Gambar 4.60 Spektrum Beton
Dari hasil morfologi dengan SEM EDX Beton diperoleh unsur yang memiliki peak terbesar adalah Calcium dengan jumlah massa 37,56 kemudian
diikuti oleh unsur Oksigen di posisi kedua dengan 37,38 .
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.2 Hasil Analisis SEM Abu Sekam Padi
Terlihat distribusi partikel dengan pembesaran 750x rata-rata ukuran partikel sebesar 20µm.
Gambar 4.61 Morfologi Abu Sekam Padi
Gambar 4.62 Spektrum Abu Sekam Padi
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil morfologi dengan SEM EDX Abu Sekam Padi diperoleh unsur yang memiliki peak terbesar adalah Oksigen dengan jumlah massa 44,35
kemudian diikuti oleh unsur Silicon di posisi kedua dengan 24,82 .
4.2.4.3 Hasil Analisis SEM Abu Boiler Kelapa Sawit
Terlihat distribusi partikel dengan pembesaran 750x rata-rata ukuran partikel sebesar 20µm.
Gambar 4.63 Morfologi Abu Boiler Kelapa Sawit
Gambar 4.64 Spektrum Abu Boiler Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil morfologi dengan SEM EDX Abu Boiler Kelapa Sawitdiperolehunsur yang memiliki peak terbesar adalah Oksigen dengan jumlah massa 43,48
kemudian diikuti oleh unsur Silicon di posisi kedua dengan 12,18.
4.2.4.4 Hasil Analisis SEM Beton dan Abu Sekam Padi
Terlihat distribusi partikel dengan pembesaran 750x rata-rata ukuran partikel sebesar 20µm.
Gambar 4.65 Morfologi Beton dan Abu Sekam Padi
Gambar 4.66 Spektrum Beton dan Abu Sekam Padi
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil morfologi dengan SEM EDX Beton dan Abu Sekam Padidiperolehunsur yang memiliki peak terbesar adalah Oksigen dengan jumlah
massa 43,74 kemudian diikuti oleh unsur Silicon di posisi kedua dengan 16,75.
4.2.4.5 Hasil Analisis SEM Beton dan Abu Boiler Kelapa Sawit
Terlihat distribusi partikel dengan pembesaran 750x rata-rata ukuran partikel sebesar 20µm.
Gambar 4.67 Morfologi Beton dan Abu Boiler Kelapa Sawit
Gambar 4.68 Spektrum Beton dan Abu Boiler Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil morfologi dengan SEM EDX Beton dan Abu Boiler Kelapa Sawitdiperolehunsur yang memiliki peak terbesar adalah Calcium dengan jumlah
massa 25,78 kemudian diikuti oleh unsur Oksigen di posisi kedua dengan 46,33.
4.2.4.6 Hasil Analisi SEM Beton Dengan Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit
Terlihat distribusi partikel dengan pembesaran 750x rata-rata ukuran partikel sebesar 20µm.
Gambar 4.69 Morfologi Beton Dengan Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit
Gambar 4.70 Spektrum Beton Dengan Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil morfologi dengan SEM EDX Beton Dengan Campuran Abu Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawitdiperolehunsur yang memiliki peak terbesar
adalah Calcium dengan jumlah massa 24,93 kemudian diikuti oleh unsur Oksigen di posisi kedua dengan 48,12.
4.2.5 Hasil Analisis XRF 4.2.5.1 Hasil Analisis XRF Abu Sekam Padi
Dari hasil analisis XRF menunjukkan bahwa Senyawa SiO
3
mendominasi darikeseluruhan unsur yang ada pada abu sekam padi yaitu sebesar 90,5497 dan
diikuti oleh senyawa MnO yaitu sebesar 2,9775 .
Gambar 4.71 Analisis XRF Abu Sekam Padi
Unsur Kimia Persentase
SiO 90.5497
2
AlO 1.4416
3
Fe
2
O 1.4368
3
CoO 0.4005
MnO 2.9775
ZnO 1.2800
3
Rb
2
0.4378 O
K
2
1.4761 O
Tabel 4.25 Senyawa Unsur Kimia Abu Sekam Padi
Universitas Sumatera Utara
4.2.5.2 Hasil Analisis XRF Abu Boiler Kelapa Sawit
Dari hasil analisis XRF menunjukkan bahwa senyawa SO
3
hanya sebesar 71,1958 dan diikuti oleh senyawa Fe
2
O
3
yaitu sebesar 20,0893 dan seterusnya senyawa K
2
O adalah sebesar 5,7392 .
Gambar 4.72 Analisis XRF Abu Boiler Kelapa Sawit
Unsur Kimia Persentase
SiO 71.1958
2
Cu
2
O 0.3105
3
Fe
2
O 20.0893
3
CoO 0.2471
MnO 1.4626
ZnO 0.0352
3
Ti
2
0.9203 O
K
2
5.7392 O
Tabel 4.26 Senyawa Unsur Kimia Abu Boiler Kelapa Sawit
4.2.5.3 Hasil Analisis XRF Beton dengan campuran Abu Sekam Padi 5
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil analisis XRF terlihat pada bahwa senyawa SO
3
hanya tertinggal 2,3684 dan yang paling menonjol adalah senyawa CaO
2
sebesar 89,8657 dan diikuti oleh senyawa Fe
2
O
3
sebesar 7,3128 .
Gambar 4.73 Analisis XRF Beton Dengan Campuran Abu Sekam Padi 5
Tabel 4.27 Senyawa Unsur Kimia Beton Dengan Campuran Abu Sekam Padi 5
Unsur Kimia Persentase
SiO 2.3684
2
CaO 89.8657
2
Fe
2
O 7.3128
3
SoO 0.2323
2
MnO 0.1908
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN