c. Hidrasi Tetrakalsium Aluminoferit C
4
Reaksi Tetrakalsium Aluminoferit C AF
4
AF dengan air tidaklah secepat trikalsium aluminat. Hasil hidrasi yang diperoleh adalah kristal heksagonal yang
dikelilingi oleh ferri oksida terhidrasi atau amorf ᾳ- Fe
2
O
3
4CaO.Al . Kadar penghidratan
akan naik bila kandungan alumina dinaikkan.
2
O
3.
Fe
2
O
3
+2CaOH
2
+ 10H
2
O3CaO.Al
2
O
3.
6H
2
O+3CaO.Fe
2
O
3.
6H
2
O
2. Setting dan Hardening
Setting dan hardening adalah pengikatan dan pengerasan semen yang terjadisetelah reaksi hidrasi. Semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan
pasta yang plastis, dan dapat dibentuk workable, yang berlangsung beberapa waktu fase ini disebut fase dorman periode tidur. Pada tahapan selanjutnya
semen mulai mengeras, walau pun masih ada yang lemah, namun sudah tidak dapat dibentuk unworkable, periode ini disebut initial set. Selanjtnya pasta
semen melanjutkan kekuatannya sehingga didapat padatan yang utuh dan bias yang disebut hardened semen pasta. Kondisi ini disebut final set. Selanjutnya
semen meneruskan kekuatannya proses ini disebut dengan hardening. Reaksi pengerasan Semen:
C
2
S + 5H
2
O C
2
S.5H
2
C O
3
S + 18H
2
O C
5
S6.5H
2
O + 13CaOH C
2 3
A + 3CS + 32H
2
O C
3
A.CS.32H
2
C O
4
AF + 7H
2
O C
3
A.6H
2
O + CF. H
2
MgO + H O
2
O MgOH
2
3. Panas hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang dilepaskan selama semen mengalami proses hidrasi. Panasnya tergantung pada tipe semen, kehalusan semen dan
perbandingan antara semen dan air. Kekerasan awal semen yang tinggi dan panas hidrsai yang besar menyebabkan timbulnya retak-retak pada beton. Hal ini karena
Universitas Sumatera Utara
posfor yang terbentuk sukar dihilangkan sehingga terjadi proses pemuaian pada proses pendinginan.
4. Penyusutan
Ada 3 jenis penyusutan yang terjadi dalam Semen, yaitu: 1.
Drying shringkage penyusutan akibat pengeringan 2.
Hyderation shringkage penyusutan akibat hidrasi 3.
Carbonation shringkage penyusutan akibat karbonasi Diantara ketiga penyusutan diatas yang paling berperan adalah drying shringkage
penyusutan akibat pengeringan. Penyusutan ini terjadi selama proses setting dan hardening. Penyusutan ini dipengaruhi oleh kelembaban dan kadar C
3
A.
5. Kelembaban
Kelembapan ini disebabkan oleh penyerapan air dan kandungan CO
2
sehingga terjadi penggumpalan. Semen yang menggumpal akan menurunkan karena bertambahnya Loss on Ignition LOI dan menurunnya spesifik gravity,
sehingga kekuatan semen menurun, pengikatan dan pengerasan makin lama dan terjadi false set.
6. Agregat