Aspek Pelayanan Umum 1. Fokus Layanan Urusan Wajib

“MEMBANGUN OKI DARI DESA” 38 Jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir dari tahun ke tahun meningkat, diimbangi dengan jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun meningkat. Dari jumlah angkatan kerja tersebut sebagian besar dapat terserap dalam lapangan kerja yang ada dengan rata-rata 70 . Jumlah penduduk yang tidak bekerja juga ada kecenderungan semakin menurun. Dengan demikian upaya-upaya yang berkaitan dengan pengurangan pengangguran yang dilakukan oleh sektor-sektor terkait perlu terus ditingkatkan. 2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

2.3.1.1. Pendidikan

Perkembangan pembangunan pendidikan di Kabupaten Ogan Komering ilir dapat dillihat dari keadaan pendidikan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui pendekatan indikator-indikator pendidikan seperti angka partisipasi sekolah APS, pendidikan anak usia dini, fasilitas pendidikan, angka putus sekolah, angka kelulusan, angka melanjutkan, guru yang memenuhi kualifikasi S1D-IV, rasio ketersedian sekolah, rasio gurumurid, rasio gurumurid per kelas rata-rata. Tabel 2.25. Indikator Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2009 - 2013 No Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Angka Partisipasi Sekolah - SD 97,00 98,04 96,30 96,40 98,33 - SMP 73,57 80,00 71,23 81,32 89,45 - SMA 42,05 37,22 33,10 38,07 43,40 2 Pendidikan Anak Usia Dini - - - 53,3 63,3 3 Fasilitas Pendidikan - Bangunan SDMI Kondisi Baik 58,00 64,70 64,80 70,20 76,25 - Bangunan SMPMTs Kondisi Baik 77,00 77,10 79,40 76,09 78,76 - Bangunan SMAMASMK Kondisi Baik 81,00 81,30 80,80 84,02 89,56 4 Angka Putus Sekolah APS - APS SDMI 0,48 0,50 0,43 0,51 0,53 - APS SMPMTs 0,90 0,89 0,69 0l68 0,58 - APS SMAMASMK 0,54 0,94 0,82 0,84 0,64 5 Angka Kelulusan AL - AL SDMI 98,73 99,47 98,74 98,79 100 - AL SMPMTs 97,63 98,50 98,37 98,51 99,99 - AL SMAMASMK 98,20 98,15 98,35 98,38 99,40 6 Angka Melanjutkan AM - AM dari SDMI ke SMPMTs 67,76 67,89 78,87 88,78 89,12 - AM dari SMPMTs ke SMAMASMK 68,78 69,76 72,75 74,00 77,25 7 Guru yang memenuhi kualifikasi S-1D-IV 46,45 48,67 51,78 54,76 59,46 8 Rasio Gurumurid Per 10.000 murid - SDMI 1:92 1:196 1:190 1:190 1:190 - SMPMTs 1:268 1:267 1:268 1:265 1:266 - SMAMASMK 1:384 1:382 1:386 1:387 1:382 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 39 Angka Partisipasi Sekolah APS menggambarkan secara umum banyaknya anak kelompok umur tertentu bersekolah tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti. Indikator ini sangat relevan untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun, yaitu dengan melihat APS penduduk usia 7-12 tahun usia SD dan 13-15 tahun usia SMP. Dengan adanya program wajib belajar tersebut seharusnya anak-anak usia 7-15 tahun sedang berada di bangku sekolah. Data pada Tabel 2.24 menunjukkan bahwa tahun 2013 APS penduduk usia 7-12 tahun usia SD mencapai 98,33 persen. Sedangkan pada usia 13-15 tahun usia SMP APS sebesar 89,45 persen dan 16-18 tahun usia SMA sebesar 43,40 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program wajib belajar sembilan tahun telah cukup berhasil namun belum sepenuhnya menjangkau anak-anak di Kabupaten Ogan Komering Ilir, namun angka partisipasi sekolah penduduk semakin kecil sejalan dengan pertambahan usia. Hal ini mudah dipahami, karena mereka yang memasuki usia produktif, dituntut partisipasinya dalam aktivitas ekonomi. Selain itu, semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin mahal pula kebutuhan biaya, Sehingga tidak semua penduduk mampu menjangkaunya. Salah satu indikator meningkatnya kualitas pendidikan di suatu wilayah adalah meningkatnya sarana pendidikan seperti sekolahan dan meningkatnya jumlah tenaga pendidik. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir, jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan SD MI pada tahun 2012 sebanyak 6.469 orang, untuk pendidikan SMPMTs pada tahun 2012 sebanyak 3.234 orang, untuk tenaga pendidik SMAMASMK pada tahun 2012 sebanyak 1.408 orang. Peningkatan jumlah tenaga pendidik juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pendidik yang bersertifikat sehingga dapat menghasilkan siswa siswi yang berkualitas dan berprestasi.

2.3.1.2. Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 2013 jumlah puskesmas di Kabupaten Ogan Komering Ilir 29 buah dan telah tersebar di 18 kecamatan. Selain itu pelayanan kesehatan juga dilakukan oleh klinik swasta dan dokter praktek. Salah satu indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah adalah meningkatnya indikator di Kabupaten Ogan Komering Ilir pelayanan kunjungan dan status gizi, sedangkan untuk sarana kesehatan yang ada telah mencakup seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penurunan indikator derajat kesehatan akan ditanggulangi dengan beberapa program dari Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan dokter siaga di wilayah maupun penambahan tenaga medis maupun anggaran perlindungan kesehatan masyarakat. “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 40 Tabel 2.26. Indikator Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2009 -2013 No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 1 Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 2112 2.108 2.146 2.049 2.083 2 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 707.627 727.376 742.374 752.906 764.952 3 Rasio dokter per satuan penduduk 13.875 15.154 14.556 14.000 18.305 4 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1.421 943 963 789 570 5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 17,2 51 69,7 75,3 75,9 6 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 93,2 94,2 93,6 94,8 95,8 7 Cakupan Desa kelurahan Universal Child Immunization UCI 79,8 82,3 89 96,3 95 8 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 9 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100 100 100 100 100 10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 2,1 5,4 5,4 0,2 0,3 11 Cakupan kunjungan bayi 93,7 93,8 94 97,5 99,7 12 Cakupan Puskesmas 23 25 26 29 29 13 Cakupan Puskesmas Pembantu 83 91 91 88 88 Sejauh mana pengadaan berbagai fasilitas kesehatan telah mampu menjangkau seluruh masyarakat, bisa dilihat melalui beberapa ukuran atau rasio antara jumlah fasilitas kesehatan yang ada dengan jumlah penduduk masing-masing kecamatan. Keterbatasan sarana kesehatan yang ada, masih relatif sulitnya akses sebagian masyarakat pada sarana yang tersedia serta kesadaran kesehatan masyarakat yang rendah berdampak rendahnya kunjungan masyarakat pada sarana kesehatan. Tabel 2.26 memberikan informasi persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan melakukan kunjungan ke tempat fasilitas kesehatan, dari tabel tersebut didapat ternyata di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2013 penduduknya lebih banyak mengunjungi puskesmaspustu dan petugas kesehatan, dari tabel tersebut didapat bahwa persentase jumlah kunjungan ke fasilitas puskesmaspustu sebanyak 36,80 persen dan untuk petugas kesehatan sebesar 37,79 persen. Tabel 2.27. Persentase penduduk yang pernah berobat jalan menurut tempat berobat di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2009 – 2013 No Jenis Fasilitas Kesehatan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Rumah Sakit 4,23 8,39 6,32 7,36 7,94 2 Praktek Dokter Poliklinik 15,67 27,48 15,45 19,68 18,45 3 Puskesmas 48,79 37,02 42,65 35,20 36,80 4 Petugas Kesehatan 24,68 29,01 32,35 38,35 37,79 5 Praktek Tradisional 1,15 4,20 0,53 2,32 3,69 6 Lainnya 1,48 1,90 7,14 3,50 2,89 Persentase Penduduk yang pernah berobat jalan 33,02 40,37 26,90 43,31 46,71 angka sangat sementara “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 41

2.3.1.3. Pekerjaan Umum

Ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pergerakan perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir khususnya pada aksesibiltas arus transportasi jalan masih belum baik, hal ini dapat dilihat dari proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi rusak di tahun 2012 sebesar 44,69 persen dari total panjang jalan yang ada 1.577,513 km, hanya 30,70 persen kondisi jalan baik dan sisanya 24,61 persen dalam kondisi sedang. Diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir masih banyak transportasi air yang digunakan masyarakat, seperti di Kecamatan Air Sugihan, Cengal dan Sungai Menang sekitar 70 persen masih menggunakan kendaraan air. Tabel 2.28. Daftar panjang jalan menurut keadaan dan status jalan No Uraian Status Jalan km Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 A Jenis Permukaan 1 Aspal 122,50 122,50 122,50 67,00 67,00 67,00 412,84 394,60 425,56 2 Batu Pecah - - - - - - 259,83 316,15 251,42 3 Tanah - - - - - - 903,41 860,89 890,53 4 Beton - - - - - - 1,43 5,88 12,93 B Kondisi Jalan 1 Baik 81,50 81,50 81,50 61,20 61,20 61,20 310,44 413,14 342,47 2 Sedang 24,30 34,30 24,30 3,90 3,90 3,90 344,45 371,23 360,78 3 Rusak 6,70 6,70 6,70 1,90 1,90 1,90 696,57 584,01 678,57 4 Rusak Berat - - - - - - 227,05 209,14 198,62

2.3.1.4. Perumahan

Sumber air bersih di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada saat ini masih bertumpu pada air tanah dangkal, sungai dan Perusahaan Daerah Air Minum. Dimana pada tahun 2012 masih terdapat 38,06 persen rumah tangga menggunakan air yang tidak bersih, persentase atas pengguna air tidak bersih ini menurun pada tahun 2013 menjadi 34,30 persen. Persentase rumah tangga pengguna listrik terjadi peningkatan di tiap tahunnya, pada tahun 2013 persentase rumah tangga berlistrik sudah mencapai 75,93 persen. Tabel 2.29. Indikator Perumahan No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih 51,87 55,73 58,60 61,94 65,70 2 Persentase Penduduk Berakses Air Minum 0,27 0,28 0,32 0,44 0,48 3 Rumah Tangga Pengguna Listrik - - - - 75,93 4 Cakupan ketersediaan rumah layak huni 40,45 43,56 45,57 48,86 50,25 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 42

2.3.1.5. Lingkungan Hidup

Sampah merupakan hal yang sangat penting untuk ditangani saat ini, semakin bertambah jumlah penduduk semakin bertambah pula jumlah timbulan sampah. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir antara lain : penyediaan sarana kebersihan, sosialisasi program Adipura, sosialisasi program adiwiyata untuk sekolah berwawasan lingkungan, melakukan pelatihan terkait pengelolaan sampah dengan system 3R Reuse, Reduce dan Recycle. Pengelolaan sampah dapat dilakukan oleh masyarakat melalui pemilahan sampah organik, anorganik dan sampah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, untuk sampah anorganik dapat di gunakan kembali sesuai fungsinnya misal kantong plastik, dapat juga diolah menjadi barang yang berguna melalui proses tertentu misalnya bekas kemasan plastik bisa dijadikan tas, topi atau kaleng bekas bisa diolah menjadi pot bunga, tempat pensil dan asbak serta sampah plastik, botol dan lain-lain dapat juga langsung dijual kepengepul barang bekas untuk didaur ulang sehingga timbulan sampah yang dihasilkan dapat di perkecil bahkan dihilangkan, hal ini akan mengurangi timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir TPA. Permasalahan yang timbul adalah sebagian besar masyarakat masih memperlakukan sampah dengan pola lama dengan membuang sampah tanpa dilakukan pengelolaan sampah terlebih dahulu. Tabel 2.30. Indikator lingkungan hidup No Indikator Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Persentase penegakan hukum lingkungan 1 1 2

2.3.1.6. Kependudukan dan Catatan Sipil

Rasio penduduk usia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah yang berKTP persatuan penduduk pada tahun 2012 sebesar 8,57 dari jumlah 752.906 jiwa dan meningkat pada tahun 2013 sebesar 34,36. “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 43 Tabel 2.31. Indikator Kependudukan No Indikator Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk 15,54 11,75 6,08 8,57 34,36 2 Rasio bayi berakte kelahiran 5,81 4,57 6,19 1,52 1,57 3 Rasio pasangan berakte nikah 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 4 Kepemilikan KTP 110.004 86.648 41.036 64.562 244.331

2.3.1.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan hanya dapat dilakukan apabila potensi sumber daya manusia telah berimbang antara pria dan wanita. Dalam pembentukan wanita yang dapat bersaing secara positif dengan pria tentu saja harus merubah pola pikir, dimana pada zaman dahulu pola pikir bahwa wanita hanya menjadi pendamping dan mengurus rumah tangga, tetapi juga harus berpikir maju bahwa wanita juga dapat berprestasi sama bahkan dapat melebihi prestasi pria. Peningkatan potensi sumber daya wanita tentu saja dapat dicapai melalui pendidikan yang cukup dan kesetaraan untuk mendapatkan hak yang sama dalam menuntut ilmu. Dalam mencapai kesetaraan gender dapat dilakukan melalui upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik laki laki maupun perempuan. Berbagai kemajuan telah dicapai dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, dan politik. Di bidang pendidikan, upaya mendorong kesetaraan gender dilakukan dengan memberikan akses dan partisipasi yang sama baik bagi perempuan maupun laki laki. Keberhasilan dari upaya tersebut antara lain dapat dilihat dari indeks paritas genderIPG Gender Parity IndexGPI angka partisipasi murni APM, atau rasio APM perempuan terhadap laki laki. Selain dilihat dari Indeks Paritas Gender IPG Angka Partisipasi Murni APM atau rasio APM perempuan terhadap laki-laki, angka melek huruf juga menjadi indikator pencapaian MDG’s bagi tujuan ketiga, yaitu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Angka melek huruf perempuan dan laki-laki kelompok usia 15-24 tahun hampir mencapai sasaran MDGs. Pada tahun 2009, IPG nasional untuk melek huruf kelompok usia 15-24 tahun hampir mendekati angka 100, dengan tingkat melek huruf pada kelompok perempuan sebesar 99,40 persen dan tingkat melek huruf pada laki-laki sebesar 99,55 persen. Namun, di 15 provinsi, tingkat melek huruf untuk perempuan dalam kelompok usia ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tingkat melek huruf pada laki-laki. “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 44 Tabel 2.32. Rasio APS Perempuan terhadap Laki-Laki di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2013 No Uraian 2013 1 Rasio APS Perempuan terhadap Laki-Laki usia 7 - 12 tahun 1,15 2 Rasio APS Perempuan terhadap Laki-Laki usia 13 - 15 tahun 1,42 3 Rasio APS Perempuan terhadap Laki-Laki usia 16 - 18 tahun 1,73 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK merupakan indikator untuk melihat perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Secara umum, apabila tingginya TPAK disebabkan karena tingginya penduduk yang bekerja, maka TPAK tersebut menunjukan kinerja partisipasi angkatan kerja yang baik. Secara umum, TPAK perempuan jauh lebih rendah daripada TPAK laki-laki. Hal ini disebabkan karena TPAK laki- laki bersifat universal karena setiap laki-laki dewasa dituntut untuk mencari nafkah dirinya maupun keluarganya. TPAK perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya pendidikan wanita, terbukanya kesempatan kerja bagi wanita, meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga dan kemajuan sosial ekonomi masyarakat seperti pandangan terhadap wanita yang bekerja. Sebaliknya Tingkat Pengangguran Terbuka TPT perempuan cenderung lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Kondisi ini disebabkan karena kesempatan kerja perempuan lebih terbatas dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu pada momen- momen tertentu penduduk laki-laki lebih besar peluangnya untuk memasuki pasar kerja dibandingkan dengan perempuan. Tabel 2.33. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK menurut jenis kelamin di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2009 – 2013 No Uraian 2009 2010 2011 2012 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK - Laki-Laki 86,26 86,71 88,71 90,79 - Perempuan 46,58 51,81 58,70 58,89 2 Tingkat Pengangguran - Laki-Laki 6,63 7,72 4,63 9,14 - Perempuan 7,87 7,01 4,75 13,85

2.3.1.7. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Terjadi fluktuasi persentase koperasi aktif dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Penurunan signifikan terjadi pada tahun 2012 dari 90,9 persen pada tahun 2011 menjadi 76,11 persen pada tahun 2012. Usaha Mikro dan Kecil setiap tahunnya mengalami “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 45 kecenderungan meningkat dimana pada tahun 2009 sebanyak 9.304 usaha mikro dan kecil sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 9.770 usaha mikro dan kecil. Tabel 2.34. Indikator koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Persentase koperasi aktif 84 90 90,9 76,11 76,87 2 Usaha Mikro dan Kecil unit 9.304 9.414 9.476 9.676 9.770

2.3.1.8. Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk usia kerja 15 tahun keatas di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2012 sebanyak 525.462 orang. Jumlah angkatan kerja diperkirakan sebanyak 395.107 orang, terdiri dari 243.798 orang angkatan kerja laki-laki dan 151.309 orang angkatan kerja perempuan. Jumlah angkatan kerja dirinci menurut kegiatannya adalah sebanyak 351.857 orang bekerja dan 43.250 orang pengangguran sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Dengan kata lain tingkat kesempatan kerja sebesar 89,05 persen dan tingkat pengangguran sebesar 10,95 persen. Komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa sektor primer sebagai ciri perekonomian daerah perdesaan merupakan pekerjaan yang dominan dilakukan oleh penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pada tahun 2013 sekitar 65,08 persen penduduk bekerja di sektor primer pertanian. Sektor sekunder pertambangan, industri, listrik, dan bangunan menyerap sekitar 7 persen tenaga kerja, sedangkan sektor tersier perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa menyerap hampir 27,92 persen tenaga kerja. Tabel 2.35. Indikator ketenagakerjaan No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Tingkat Penggangguran Terbuka 7,04 7,46 4,68 10,95 6,11 2.3.2. Fokus Urusan Pilihan 2.3.2.1. Pertanian “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 46 Produksi padi pada tahun 2013 mencapai 568.436 ton, terdiri dari 520.754 ton padi sawah dan 47.682 ton padi ladang. Rata-rata produksi padi sawah mencapai 45,46 kwintal per hektar, sedangkan untuk padi ladang 27,50 kwintal per hektar. Rata-rata produksi tanaman padi ini secara total meningkat bila dibandingkan tahun 2012 dengan rata-rata produksi 42,20 kwintal per hektar. Dua daerah penghasil padi terbesar di Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah Kecamatan Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya. Pada tahun 2013 luas panen tanaman padi di Kecamatan Lempuing Jaya seluas 40.290 hektar dan produksinya mencapai 217.879 ton atau sebesar 38,30 persen dari total produksi padi di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tabel 2.36. Luas Panen dan Produksi Padi Per Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang Jumlah Luas Panen Ha Produksi Ton Luas Panen Ha Produksi Ton Luas Panen Ha Produksi Ton 1. Lempuing 18 880 102 896 18 880 102 896 2. Lempuing Jaya 22 339 118 397 2 701 6 753 25 040 125 150 3. Mesuji 1 989 7 260 578 1 561 2 567 8 821 4. Sungai Menang 5 565 18 086 65 176 5 630 18 262 5. Mesuji Makmur 1 084 3 859 1 642 4 433 2 726 8 292 6. Mesuji Raya 1 745 6 369 611 1 589 2 356 7 958 7. Tulung Selapan 853 1 945 852 2 215 1 705 4 160 8. Cengal 500 1 350 100 250 600 1 600 9. Pedamaran 7 386 30 283 7 386 30 283 10. Pedamaran Timur 68 193 518 1 399 586 779 11. Tanjung Lubuk 9 581 41 007 716 1 718 10 297 42 725 12. Teluk Gelam 3 287 13 805 3 7 3 290 13 812 13. Kayuagung 3 664 15 022 3 664 15 022 14. Sirah Pulau Padang 9 630 39 483 9 630 39 483 15 Jejawi 8 485 34 789 8 17 8 493 34 806 16 Pampangan 9 748 39 967 9 748 39 967 17 Pangkalan Lampam 215 581 6 115 16 511 6 330 17 092 18. Air Sugihan 12 753 59 939 3 960 10 692 16 713 70 631 Jumlah 2012 117 772 535 231 17 869 46 321 135 641 581 739 2011 126 771 561 998 4 100 10 917 130 871 585 006 2010 115 143 715 767 12 740 33 048 127 883 748 815 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 47 Kontribusi sub sektor perkebunan khususnya tanaman keras mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan yang diusahakan baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan. Tanaman perkebunan rakyat adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilakukan oleh rakyat secara individu dengan luas areal tanaman kurang dari 25 hektar. Tanaman perkebunan besar adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilakukan oleh perusahaan atau oleh rakyat yang arealnya lebih besar atau sama dengan 25 hektar. Komoditi yang dicakup meliputi antara lain karet, kelapa sawit, kelapa, lada, pinang, kopi, kapuk, aren, dan kakao. Luas areal perkebunan rakyat pada tahun 2012 sebesar 168.609 hektar dengan jumlah produksi 327.252 ton seperti tertera pada Tabel 2.36. Sedangkan luas areal perkebunan besar pada tahun 2012 sebesar 166.061 hektar dengan jumlah produksi 1.993.531 ton Tabel 2.37. Tabel 2.37. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat No Komoditi Luas Areal Ha Produksi Jumlah Petani KK Tanaman belum menghasilkan Tanaman menghasilkan Tanaman tuaTanaman rusak Jumlah Ton Rata-Rata KgHa 1 Karet 34 289 100 524 15 003 149816 181 463 1 805 59 448 2 Kelapa Sawit 2 638 9 774 263 12675 150 344 15 382 6 622 3 Kelapa 723 2 810 464 3997 4 159 1 480 14 019 4 Lada 7 37 3 47 17 474 199 5 Pinang 143 226 78 447 98 435 1 334 6 Kopi 216 748 202 1166 753 1 020 3 335 7 Kapuk 11 110 27 148 34 305 1 060 8 Aren 27 99 11 137 54 545 398 9 Kakao 19 153 4 176 102 667 436 Jumlah 2012 38 073 114 481 16 055 168 609 337 024 22 113 2011 39 660 109 756 16 393 165 809 327 252 2 982 94 934 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 48 2010 44 685 102 614 16 600 163 962 307 003 2 992 92 802 Tabel 2.38. Luas Areal Perkebunan Besar menurut Komoditas Tahun 2012 Komoditas Luas Areal Ha Produksi Ton Belum Menghasilkan Menghasilkan TuaRusak Jumlah 1 KELAPA SAWIT 8 982 138 161 147 143 1 957 644 - INTI 6 967 87 060 94 027 1 108 344 - PLASMA 2 015 51 101 53 116 849 300 2 KARET 18 918 18 918 35 887 - INTI 13 717 13 717 26 687 - PLASMA 5 201 5 201 9 200 Perkebunan besar yang ada di Kabupaten Ogan Komering ilir ini letaknya tersebar di 18 kecamatan, adapun jumlah perkebunan besar yang ada dan sebarannya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, disajikan pada Tabel 2.39. berikut ini ; Tabel 2.39. Jumlah Perkebunan Besar menurut Kecamatan dan Komoditas yang diusahakan Kecamatan Karet Kelapa Sawit Tebu 1. Lempuing 1 1 2. Lempuing Jaya 3 3. Mesuji 1 7 4. Sungai Menang 1 12 1 5. Mesuji Makmur 2 6. Mesuji Raya 1 1 7. Tulung Selapan 4 8. Cengal 1 8 2 9. Pedamaran 9 2 10. Pedamaran Timur 1 7 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 49 11. Tanjung Lubuk 4 12. Teluk Gelam 1 13. Kayuagung 7 14. Sirah Pulau Padang 2 15. Jejawi 4 16. Pampangan 4 1 17. Pangkalan Lampam 4 2 18. Air Sugihan 1 Jumlah 6 81 8 Sub sektor perikanan juga memegang peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir, mengingat luas wialayah yang 75 persen tergenangi oleh air, yang menjadi tempat berkembangnya ikan, baik untuk budidaya ikan maupun perikanan tangkap. Produksi ikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2013 sebesar 76.209,163 ton terdiri dari produksi perikanan budidaya sebesar 43.523,583 ton dan perikanan tangkap 32.676,580 ton Pada tahun 2012 kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 44,46 persen, kontribusi terbesar di sumbang oleh sub sektor perkebunan sebesar 15,16 persen, diikuti oleh tanaman bahan makanan sebesar 10,77 persen, dan perikanan sebesar 7,79 persen. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 2.35 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 48,56 persen sedangkan pada tahun 2013 sebesar 43,06 persen. Tabel 2.40. Indikator Sektor Pertanian No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 1 Produktivitas padi tonha 4,00 4,11 4,20 4,25 2 Produktivitas karet tonha 1.818 1.833 1.830 1.820 3 Produktivitas kelapa sawit tonha 15.766 15.051 14.860 15.470 4 Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB 48,56 47,69 46,35 44,46 5 Sumbangan tanaman bahan makanan terhadap PDRB 11,64 11,52 11,23 10,77 6 Sumbangan tanaman perkebunan terhadap 17,17 16,78 16,22 15,16 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 50 PDRB 7 Sumbangan peternakan dan hasilnya terhadap PDRB 4,98 5,00 4,98 4,97 8 Sumbangan tanaman kehutanan terhadap PDRB 6,73 6,43 6,07 5,76 9 Sumbangan perikanan terhadap PDRB 8,13 7,95 7,86 7,79

2.3.2.2. Perdagangan

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang baik barang baru maupun bekas untuk tujuan penyaluranpendistribusian tanpa mengubah sifat barang. Sub sektor perdagangan dalam perhitungannya dikelompokkan ke dalam dua jenis kegiatan yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran. Perdagangan besar meliputi kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan dan lembaga yang tidak mencari untung. Sedangkan perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau rumah tangga tanpa merubah sifat, baik barang baru atau barang bekas. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB di Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu sektor tersier memberikan kontribusi terbesar. Pada tahun 2009 kontribusi sebesar 13,18 dan tahun 2012 mencapai sebesar 13,88. Tabel 2.41. Indikator Perdagangan No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 1 Sumbangan sektor perdagangan terhadap PDRB 13,18 13,32 13,59 13,88

2.3.2.3. Perindustrian

Gerak pertumbuhan sektor industri pengolahan berkaitan erat dengan kemajuan perekonomian suatu daerah atau negara. Hal ini dikarenakan salah satu ciri kemajuan perekonomian suatu daerah ditandai dengan berkurangnya peranan sektor primer pertanian dan meningkatnya peranan sektor industri. Sektor industri pengolahan terdiri dari dua kelompok besar, yaitu sub sektor industri pengolahan migas dan sub sektor industri pengolahan non migas. Sektor industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir sepenuhnya berasal dari industri non migas, karena belum ditemukan industri migas di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sub sektor Industri non migas tetap menjadi harapan agar menjadi sektor primadona pada masa-masa yang akan datang. Sebab, proses industrialisasi merupakan bagian yang “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 51 tak terpisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Seperti halnya di negara-negara maju, biasanya sektor industri dan jasa memegang peranan dan kontribusi yang cukup dominan dalam perekonomiannya. Kriteria utama pembangunan adalah kenaikan pendapatan per kapita yang sebagian besar disebabkan oleh adanya industrialisasi. Dalam mengembangkan sektor industri, sudah sepatutnya pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap industri kecil, menengah, dan industri kerajinan rumah tangga. Sebab Industri ini menyangkut perekonomian masyarakat kelas menengah ke bawah, disamping juga relatif stabil terhadap pengaruh faktor-faktor dari luar negeri. Nilai tambah sub sektor industri non migas sebagian besar masih dihasilkan dari industri makanan, minuman dan tembakau, pada tahun 2012 konstribusi nya sebesar 5,68 persen, disusul kemudian oleh industri barang kayu dan hasil hutan lainnya yang memiliki konstribusi 1,54 persen. Tabel 2.42. Indikator Perindustrian No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB 7,89 7,90 7,73 7,78 2 Kontibusi industri makanan, minuman dan tembakau terhadap PDRB 5,44 5,53 5,51 5,68 3 Kontibusi industri barang kayu dan hasil hutan lainnya terhadap PDRB 1,88 1,80 1,67 1,54 4 Pertumbuhan industri 2,90 4,77 6,43 5,79

2.3.2.4. Kehutanan

Di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir proporsi lahan yang tertutup hutan sebesar 42,55 persen, proporsi luasan hutan tersebut sebagian besar didominasi oleh hutan lindung, dan hutan sekunder serta hutan tanaman. Beberapa capaian indikator yang berkaitan dengan urusan kehutanan dapat dilihat pada Tabel 2.43 berikut : Tabel 2.43. Indikator Kehutanan No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Persentase rehabilitasi hutan lahan kritis - - 38,75 7,12 10,27 2 Persentase lahan yang tertutup hutan PLH 38,66 38,66 38,66 38,66 42,55 3 Kerusakan kawasan hutan 55,81 43,41 37,76 4 Rasio luas kawasan lindung RKL terhadap luas wilayah 6,17 6,17 6,17 6,17 5,76 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 52 2.4. Aspek Daya Saing 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah